Beberapa minggu setelah kejadian itu. Aku tak mendapat kabar sama sekali dari Via.
Apa dia sakit? Namun akupun tak tau dan tak ingin menau. Detik berjalan akupun terdiam di lorong sekolah. Diam merenung ntah apa yang mau aku lakukan. yang ku pikirkan hanya Via, Via dan Via. Ada apa dengan dia, mengapa dia tak mengabariku sekalipun.. Aku rindu ketika dia teriakk "Reyyyy" aku rindu ketika dia senyum dengan balutan lesung pipi yang dalam, aku rindu ketika marah tanpa alasan.
"Tidakk! ,Aku tak bisa membodohi hatiku sendiri"Tepat siang itu saat di lorong Airin Datang dan menepuk punggungku.
"Hey Rey"..Sontak akupun kaget.
"Anjj ,, ada apa Rin?".."kamu mau tau gk Via itu kemana" ujar Airin.
"ehm gk tau.. Ini aku juga lagi mikir dia kemana ya kok tumben tak ada kabar sekalipun. Biasanya telfone kalo nggak ya teriak teriak kek orang gila" ujarku sambil menahan rindu..
"kirain dah tau, Via pindah ke Aceh Rey.." ujar Airin..
"Ha!" aku pun kaget dan terdiam.
"kok dia nggak ngabarin aku sama sekali!?" ujarku..dengan kesal."sabar ya Rey... Aku tau kok rasanya kayak apa, mungkin itu caranya Via biar bisa ngelupain kamu." ujar Airin sambil menpuk bahuku.
Akupun termenung di dalam lorong itu masih antara percaya dan tak percaya.. Tapi aku tetap menjalni rutinintasku tanpa memikirkan dia yang dulu memperioritaskanku.
Aku pun juga masih bisa berpikir bahwa yang menetappun akan pergi jika ia mau, tapi aku juga percaya rasa yang sudah menetap akan selalu ada meski apapun halanganya.
Beberapa bulan bersilang akalku masih berpikir bahwa hati ini tak sanggup untuk berpisah antara jarak, aku ingin cepat tumbuh dewasa.. Agar kelak aku bisa menyampaikan rindu dan kekecewaan ini secara langsung kepadanya.
Akupun masih berpikir ini hanya mimpi..
Tapi itu salah karena ini nyata. Ya nyata aku benar benar mencintainya.Mungkin ini menjijikan untuk di katakan namun ini tak sanggup di sembunyikan bahawa aku suka dengan dia.
Dia terlalu mudah untuk melepaskan tanpa tau rasanya sakit yang dilepaskan..