Setelah berbulan bulan keprgian Via yang tak tau kemana. Kini pilu hatiku terasa sepi. Ingin meronta tapi tak sanggup untuk bekata. Jauh dari kehidupan jadi masalah bagiku kawan karipku yg telah ku beri harapan kian usai pergi meninggalkan diriku.
Tak ada teman!
Sepi!
Inginku berlari dan berlari untuk mencapai sebuah cahaya kebebasan.
Kebebasan dari kegelapan tanpa teman.
Tuhan berikan aku teman yang mampu membuat diriku tersenyum.Kenangan telah usai kini waktunya untuk mencari kenangan baru, yang mampu membuat hati ini bebas dari blenggu pilu kebodohan cinta.
Lambat hari ku ulur benang keikhlasan, ku ulur sampai hati ini benar benar ikhlas untuk melepasnya.
Lalu Ketukan pintu terdengar.
"tok...tok.. Reyy ini mama nak keluar papamu kecelakaan Rey.." ujar mama sambil menangis terseduh seduh... Di depan pintu kamarku.
Aku pun meloncat dari atas bilik kasur ku buka pintu kamarr dan ku menemui mama yang tak kuasa menahan kesedihan dan tangis air mata.
13.00 papaku masuk IGD dengan bersimbah darah. Aku pun tak bisa berkata-kata lagi. Air mataku membendung dan dengan mudahnya air mata itu menetes satu demi satu.
Aku melamun di lorong rumah rumah sakit sambil menunggu kabar papa. Semoga Allah memberikan mukjizatnya kepada papa. Akun pun berdoa sepanjang hari, sudah 1 minggu papa terbaring dengan keadaan koma.
Namun aku sering melamun mengapa orang yang aku sayangi kini telah membisu tiada kabar. Tapi ada satu orang pahlawan yang masih berkata "sabar nak papamu akan membaik kok.."
Iya mama. Beliau adalah orang yang satu satunya aku sayangi. Semoga Allah memberika kesabaran kepada mama.Akupun pulang kerumah untuk rehat dan sekaligus untuk sekolah di hari esok. Sudah terlalu lama aku meninggalkan pelajaran dan sebentar lagi juga mau ujian.
Ketika aku kembali kerumah ada sesok wanita yang tampak berdiri di depan pintu seolah olah dia sedang menungguku.
Ku hampiri dia dan ternyata... Airin."Hey Rin ada apa kamu disini?" tanyaku ke Airin.
"Aku kesini cuman mau mastiin kok kamu enggak masuk selama seminggu kenapa? Ada masalah" jawabnya.
"Papaku masuk rumah sakit Rin.. Beberapa minggu lalu papaku jadi korban tabrak lari oleh supir truk yang tak bertanggung jawab" sahutku.
"Sabar ya Rey aku turut prihatin. Yaudah besok kamu harus masuk sekolah di cariin banyak guru kamu" ujar Airin sambil memegang tanganku.
"iya " balasku sambil melepas pegangan Airin.
Akupun masuk kerumah dan meninggalkan Airin..
Satu bulan kemudian papa masih belum sadar aku akhir akhir ini suka melamun dan menyendiri. tak tau apalagi yang harus ku perbuat. Melanjutkan hidup atau berhenti sampai disini.
Saat jam pelajaranpun aku sering melamun sampai-sampai aku masuk ke ruang BK. Tapi iti tak menyelasaikan masalah..
Tak lama mamaku datang ke sekolah ku, bukan menemui guru BK melainkan mama memberikan kabar kalo papa sudah tak bisa lagi melihat indahnya dunia yang penuh dengam drama...
Akupun kaget.. Dan...
Dan...
Dan..Dan Tunggu part selanjutnya.. Ya jangan lupa buat vote ceritaku ini suport terus biar aku makin giat untuk menulis cerita..
Janganlupa repost kesosial media kalian lof u ges...