13.Holiday

146 46 11
                                    

~06:00 AM~

Pagi hari tiba,saat ini cuaca sedang tidak bersahabat.Mentari pun tak mau muncul karna adanya hujan.

Dingin menyelimuti kamar Tania.Saat ini dia tengah menggigil kedinginan.

Tama bangun dari tempat tidurnya,dia berjalan menuju kamar mandi.Selesai itu,dia mengirim pesan ke Tania.

Tama

Bangun woee!

Tama tetap menunggu balasan dari Tania.Merasa penungguannya tidak berarti,dia menelpon Tania.

Hanya nada panggil yang terdengar.Resah,saat ini Tama resah.Tania biasanya fast respon dan tidak mungkin jam segini dia belum bangun.

Akhirnya Tama keluar menuju kamar Tania.Mengetuk pintu yang tak kunjung dibuka semakin membuat Tama resah.

"Apa gue buka aja pintunya?"

Knop pintu diputar dan Tama kaget melihat Tania yang menggigil hebat.Dia menghampiri Tania dan duduk di pinggir kasurnya.

Disentuh kening Tania yang panas.Tama keluar dan mengambil baskom serta handuk kecil untuk mengompres Tania.

Dicelupkan handuk kecilnya ke dalam baskom dan diperas.Ditempelkan di kening Tania,kemudian Tama mengoleskan minyak kayu putih di telapak kaki Tania.

Selesai itu,Tama membawa kembali baskom dan turun.Namun,langkah Tama terhenti karna lengannya dipegang oleh Tania.

"Jangan pergi..."

Merasa tidak tega meninggalkan Tania,Tama duduk di pinggir kasurnya.Dia merasa bersalah karna kemarin Tania kehujanan dan sekarang sakit.

"Gue akan selalu disini buat lo,tenang aja."

Tama mengelus kepala Tania dengan lembut.Penuh kasih sayang,layaknya seorang ayah dan anaknya.

Bosan,itu yang dirasakan Tama saat ini.Di satu sisi,dia ingin pulang namun di sisi lain dia tetap ingin menjaga Tania.

Tama akhirnya membaringkan tubuhnya di sebelah Tania,menghadap ke arah Tania.Sangat adem jika melihat paras cantiknya.

"Cantik,tapi gue belum bisa memiliki lo."

Perlahan Tama memejamkan matanya,dia masuk ke alam mimpi lagi.

***

"Nghhh..."

Tania bangun dan menguap.Dia mengucek matanya dan menyentuh sesuatu di keningnya.

"Handuk kecil,gue dikompres??" Gumamnya.

Tania melihat seseorang yang ada di sampingnya saat ini.Tania terperanjat kaget begitu melihat Tama yang sekasur dengannya.

"Astaghfirullah,Tama!!"

Tama kaget dan bangun.Dia melihat Tania yang begitu takut,marah,campur aduk.

"Udah bangun lo."

"Ngapain lo disini?"

"Tidur."

"Kenapa ga dikamar lo aja!"

"Lo itu gue telpon ga diangkat,dichat ga dibales.Yaudah gue kesini,trus liat lo menggigil dan suhu tubuh lo panas.Akhirnya gue kompres.

Gue mau pergi malah lo nahan tangan gue,yaudah akhirnya gue nungguin lo disini dan tidur."

Tania yang semulanya marah menjadi reda.Ada perasaan bersalah telah memarahi Tama,padahal niatnya baik.

Pengagum Rahasia [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang