11.Jawaban

141 55 12
                                    

TANIA POV

Dia berhenti bernyanyi dan berlutut dengan satu kaki.

Diraih tanganku dan digenggam hangat,diusapnya punggung tanganku.

"Tan aku mencintaimu.Aku menyayangimu,kamu bagian dari hidupku.Setiap di dekatmu aku selalu hangat.

Will you be my girlfriend?"

Saat ini aku bingung akan menjawab apa.Evan memang sudah membuatku bahagia,namun saat ini aku dibenci banyak orang.

Bukan maksud aku menyalahkannya,ini hanya soal perasaan.Jika selama ini Evan menganggapku lebih dari teman,padahal aku menganggapnya seperti sahabat sendiri.

Aku paham,satu hari ini dia tidak muncul.Bahkan dia tidak ke kantin.Dia menyiapkan semua ini untukku.

Jika aku menolak,pasti dia akan kecewa.Aku pasti tidak enak dengannya,susah payah dia menyiapkam tempat ini.Bunga mawar cantik yang banyak telah dibelinya.

Namun,jika aku menerima dirinya,sama saja aku berbohong pada perasaanku.Selama ini dia memang membuatku tertawa,selalu menemaniku kemana saja.

Perasaan tidak bisa dipaksakan,walau bibir berkata iya namun hati berkata tidak.

"Tan,maukah kamu jadi pacarku?"

Aku masih memandang kosong Evan yang menatapku lekat.Senyum manisnya selalu menjadi pelengkap di wajah tampannya.

"Kamu nolak juga gapapa,aku paham."

Sesaat kemudian,dia bangkit dan membawaku ke pinggir rooftop.

"Tan,lihatlah matahari itu.Dia hampir tenggelam,namun cahayanya sangatlah indah bukan?"

"Iya Van,sangat indah.."

"Ibaratnya matahari itu kamu,menerangi kehidupanku dari pagi sampai sore.Hampir tenggelam saja tetap indah,sepertimu.

Walaupun cahayanya hampir hilang,namun itu akan tetap kuingat di pikiranku.Keindahannya selalu terngiang di memoriku.

Itulah kamu,setiap aku melihatmu pasti tersimpan baik wajah cantikmu di memoriku."

Evan mengusap pipiku,dia menatapku dengan lembut.

"Aku ingin kamu menjadi matahariku di kehidupanku,kumohon.Biarkan aku jadi langitnya sebagai tempat singgahmu."

"Van,sebelumnya aku berterima kasih padamu.Kamu sudah mencintaiku,menyayangiku dan semua ini kau siapkan untukku."

Aku menatap mata Evan yang tengah berharap,sangat.

"Tapi maaf,hatiku tidak ditakdirkan untukmu.Tuhan berkehendak lain.Masih banyak perempuan yang lebih baik dariku.

Aku tidak bisa memaksakan perasaanku padamu yang jelas-jelas tidak ada,jika nantinya kuterima pasti beresiko besar."

"Resiko?"

"Iya,resiko.Jika nantinya kita pacaran dan bermula baik.Namun kita tidak tau badai akan datang kapan,kalau sampai badai itu datang yang memisahkan kita.Beresiko bukan?"

Evan memahami dan mengangguk lemah.Aku tau perasaannya sangat kecewa saat ini.

"Oke kalo itu jawabanmu,aku harus terima."

"Maaf Van untuk kali ini."

"Nothing babe."

"Need hugs?"

"May I?"

"Sure"

Evan memelukku dengan erat,air mata yang sudah membendung langsung jatuh begitu saja.

"Terima kasih."

Evan melepaskan pelukan dan menggenggam erat tanganku.

"Kalau aku bukan pacar nyatamu,bolehkah aku jadi pacar dumaymu?"

"Dumay?"

"Dunia maya."

"Terserah kamu."

"Yes!"

"Yaudah,aku pulang dulu ya Van.Terima kasih sekali lagi untuk semua ini.Bunga mawarnya aku simpen di rumah."

"Terima kasih kembali."

Aku pergi meninggalkan perasaan kecewa untuk Evan.Namun dengan hal itu,dia pasti akan menemukan pengganti yang lebih baik.

Aku melihat Tama sudah di balik pintu rooftop.Dengan tatapan lelahnya,dia tetap menunggu.

Mesti nguping -batinku.

"Udah puitisnya?"

"Udah."

Tama langsung menarik tanganku dan membawaku pulang.

Sesampai rumah,aku langsung naik ke kamar dan menghempaskan tubuhku di kasur.Mengingat romantisnya Evan padaku membuatku tersadar -dan sedikit menepi-.

"Evan baik,orangnya friendly.Tapi kenapa gue suka sama Tama ya?"

"Orang yang awalnya aku benci jadi cinta."

Guling sana guling sini sampe bingung dan akhirnya aku memutuskan untuk mandi.

***

EVAN POV

Masih di tempat yang sama,di rooftop.Tempat bersejarah ketika aku ditolak untuk pertama kalinya.

"Rasanya ditolak itu sakit ya."

Tidak ingin mengingat itu lagi,aku memutuskan untuk pulang.Lemah,sadboy inilah aku saat ini.

"Tuhan,kuatkan aku.Pertahankan perasaanku untuk orang yang sama."

"Di setiap doaku selalu kusertai namamu Tania Maharani."

Aku selalu berdoa pada Tuhan,selalu begitu.Yang kutau,Tuhan akan mengabulkan permohonan hambanya.

Tbc

Sempatkan kasih bintang,ini aku kebut..

Pengagum Rahasia [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang