Hhh.. Hhhh..
Seorang gadis bercepol dua tengah berlari terus merangsek kedalam hutan, menghindari sekelompok prajurit yang mengejarnya.Tenten, begitulah namanya tertulis dalam selebaran buronan. Pencuri dan penipu ulung katanya.
Berawal dari pencurian yang ia lakukan pertama kali, itupun karena kelaparan, membuatnya terus menjadikan mencuri dan menipu sebagai pekerjaannya.
Setelah tidak mendengar derap langkah prajurit yang mengejarnya, Tenten kemudian berhenti berlari. Gadis itu menjatuhkan dirinya di bawah pohon sembari meluruskan kakinya.
Sejujurnya ia sudah tidak kuat berlari, namun ia tak punya pilihan ketimbang kepalanya yang notabene berharga ratusan koin emas itu terpenggal.
Masalah selanjutnya tiba, ketika Tenten menyadari langit mulai menggelap dan awan mulai mendung, sementara ia tidak punya tempat berlindung. Sejujurnya, gadis itu takut dengan suara guntur saat hujan.
Tenten kemudian bangkit, melangkahkan kakinya mencari tempat teduh, entah itu gua atau apa, yang penting bisa untuk berteduh dan bermalam baginya.
Hujan mulai turun dalam bentuk gerimis kecil, membuat gadis itu mulai khawatir.
Namun sepertinya keberuntungan sedang berpihak padanya, karena tak jauh dari tempatnya berdiri, Tenten melihat sebuah menara kastil yang lumayan besar. Segera saja ia melangkahkan kakinya dengan cepat kearah menara kastil sebelum hujan deras.
Ketika tiba di sana, Tenten justru kebingungan karena tidak menemukan pintu masuk. Lantas bagaimana ia dapat masuk ke dalam menara? Memanjat? Mustahil.
Seketika Tenten mendengar suara, segera saja ia menyembunyikan dirinya dibalik belukar.
"Rapunzel! Turunkan rambutmu!" teriak seorang pria paruh baya berambut mangkok dengan pakaian ketat berwarna hijau alay.
Tenten kaget bukan main saat mendapati rambut cokelat yang amat panjang menjuntai dari atas jendela menara kastil, membentuk semacam tali untuk memanjat.
Kemudian si rambut mangkok menaiki rambut panjang tersebut hingga tiba di atas menara dan masuk melalui jendela. Rambut itu berkilau indah layaknya duta shampoo.
"Wow.." gumam Tenten tanpa sadar.
Lalu terbersit sebuah ide dalam pikirannya.
Ketika si rambut mangkok telah turun kembali dan meninggalkan menara, saat itu pula Tenten keluar dari persembunyiannya dan berdiri dibawah jendela menara kastil.
"Rapunzel, turunkan rambutmu!" ujarnya mengikuti perkataan si hijau mangkok tadi.
Dan benar saja, tak lama rambut coklat yang berkilau itu menjuntai dengan indah ke bawah, mempersilahkan Tenten untuk menaikinya.
"Uhh.. Siapa sebenarnya pemilik rambut ini? Lagipula, gadis mana yang sudi rambutnya dipanjat orang seperti ini?" pikir Tenten.
Ketika sudah tiba diatas jendela menara, Tenten hanya mendapati ruangan yang gelap, ia mengikuti kemana arah rambut panjang itu berada.
Benar-benar panjang..
Hinga akhirnya sebuah suara menubruk dirinya,
"DANG!!"Hal terakhir yang Tenten lihat sebelum kehilangan kesadaran adalah seorang gadis yang err.. agak tampan, memegang teplon, ya, teplon yang barusan mengenai kepalanya.
Dalam keremangan cahaya, Tenten perlahan mulai sadar, dan mengerjapkan matanya. Ia masih merasakan sakit dari benjolan di kepalanya. Lalu ia mendapati dirinya tengah terikat pada sebuah kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Shipuuden ft. Gai-sensei [Hiatus]
Fanfiction💮Terbit setiap malam minggu💮 Menemani malming Anda, biar nggak sendiri mulu. Karena Saya tau, sendiri itu nggak enak :v Author isn't Pr*dential, but always listening, always understanding :v . . . . . . . Bagaimana jadinya jika kisah romansa pas...