"Satu suara untuk Arka". Ucap pemandu acara. "
"Wah suara Arka dengan Dafira sama, Kira-kira siapakah pemenangnya". Lanjutnya. Lantas pemandu Acara mengambil kertas terakhir, lalu membuka kertas itu tanpa berucap,seraya mengangkat tangan Arka.
"Inilah ketua OSIS periode 2019-2020 Arka Adhi Pratama".Ujar pemandu Acara semangat. Lalu Dafira menghampiri Arka.
" Selamat ya, Ka".Ujarnya seraya menjabat tangan Arka.
"Iya, Daf sama-sama semoga di tangan kita organisasi menjadi lebih baik". Ujar Arka.
"Iya, Ka Aamiin Ya rabbal'alamin". Ujar DafiraDisisi lain di tengah semarak dan semangatnya siswa dan siswi untuk merayakan terpilihnya ketua OSIS baru, ia lebih memilih disini melihat hamparan langit biru dengan sedikit sinar mentari diiringi semilir angin bersama daun yang berdansa, lalu lamunanya terbuyar dengan suara teriakan. "Ai, kamu tidak ke aula untuk ikut merayakan terpilihnya ketua OSIS baru". Ujar Nayira terengah-engah. "Kamu tau kan jika aku tidak suka keramaian".Ucap Ain lembut."Lantas kenapa suaramu terengah-engah begitu". Tanya Ain heran. "Aku habis cari kamu kemana-mana, eh ternyata kamu di Rooftop".Jawab Nayira. "Oh iya, Ketua OSIS barunya siapa nay kalau boleh tau?". Tanya Ain. "Arka teman sekelas kita Ai". jawab Nayira. "Oh iya kamu mau tetap disini atau ingin ke kelas". Tanyanya. "Aku disini saja deh nay, sampai rasa bosanku hilang".Jawab Ain
Setelah rasa bosannya usai Ain memilih untuk kembali ke kelas. Sesampainya ia disana, keadaan kelas sudah seperti layaknya pasar. Ada yang tiduran diatas meja, ada yang sedang berdandan, ada yang sedang menonton film. Melihat keadaan seperti ini Anin tidak lantas diam, ia bergegas menuju tempat duduk Arka, sang ketua suku baru. "Permisi Arka, kamu tidak tegur teman-teman lihat mereka sudah mulai melenceng dari aturan?". Tanya Ain lembut. "Aku ini ketua OSIS, bukannya ketua kelas aku tidak ada wewenang untuk mengatur mereka". Jawab Arka cuek. "Tapi kan, Ka". Ujar Ain terputus melihat Arka melenggang pergi. Lalu Ain pergi menuju tempat duduknya dengan keadaan lesu. Sesampainya di tempat duduk Nayira melihat Ain Khawatir.
"Ai, kamu kenapa kok sepertinya lesu". Tanya Nayira khawatir.
"Tidak apa-apa kok, nay". Jawabnya seraya tersenyum tipis.
"ku lihat kamu tadi tengah berbincang dengan Arka, berbincang soal apa?". Tanya Nayira penasaran.
"Oh, itu aku cuma bilang ke Arka kalau dia seharusnya mengingatkan teman-teman kelas yang mulai melnceng kan dia seorang ketua OSIS". Jelas Ain
"Oh Arka memang sejak dulu seperti itu, dia itu kan apatis, apalagi ini bukan tanggung jawabnya". Ujar Nayira.
"Lain kali kamu langsung aja bilang ke Arman ketua kelas kita, jika ada hal-hal seperti ini, jangan bilang ke Arka lagi". jelas Nayira
"oke deh nay". ujar Ain dengan tersenyum.Nyaringnya suara bel berbunyi memenuhi antero sekolah menandakan kegiatan belajar dan mengajar telah usai. Lalu setelah bunyi bel usai, terselip pengumuman dari speaker sekolah.
"Pengumuman untuk Seluruh kepengurusan OSIS dan MPK diharapkan berkumpul di ruang rapat terimakasih". ujar seseorang bersuara berat.
"Nay tadi siapa yang memberi pengumuman jika OSIS dan MPK berkumpul?". Tanya Ain. "Itu sih suaranya Arka Ai". Jawab Nayira.Setibanya di ruang rapat sudah tedapat kepengurusan OSIS dan MPK yang memenuhi ruangan, dan saat berjalan dan hendak duduk ada yang menepuk pundak Ain yang membuat langkahnya terhenti.
"Ai duduk sini aja". Ujar Naufal seraya menunjuk tempat yang masih kosong. "oke deh, fal". Ujar anin. Setelah itu rapat pembagian sekbid pun dimulai dan disaksikan oleh anggota MPK.
"Naufal Atha Pradana sebagai ketua Sekbid Kesenian, Ainira Danila Rahma dan Nayira Azzahra sebagai anggota sekbid kesenian". Ujar Arka
"Wah kita satu sekbid, Fal". Ujar Anin pelan dan bersemangat.
"Pokoknya kita harus buat yang beda deh nin". Ucap Naufal tak kalah semangat.Sepulang dari rapat Ain langsung pulang ke rumah untuk menikmati malam hibernasinya dikarenakan esok sabtu harinya anak-anak sekolah libur. Setelah melalui kemacetan ibukota Ain sampai dirumah. "Ai, kok kamu pulangnya sore, terus handphone kamu susah buat bunda hubungin".Ujar bunda Khawatir
"Tadi Ai ada rapat OSIS dulu bund". Jawab Ain.
"Biasakan hubungi bunda dulu ya sebelum kamu rapat". Ujar bunda
"Ya sudah sekarang kamu bersih-bersih, lalu makan ya". Lanjut bunda
"Siap bunda".Jawab Ain seraya hormat dengan nada semangat 45Seusai bersih diri dan memberi asupan kepada perut. Ain langsung menuju meja belajar untuk membuka handphonenya. Tiba-tiba Ain mengerutkan dahinya seraya menatap layar ponselnya yang berisikan pesan" Ain jangan lupa ya senin kumpulkan terhadap saya soft file program kerja sekbid kesenian".
" Ini siapa ya, yang kasih pesan ke aku, tidak ada namanya lagi".Ujar Ain heran. Lantas ia memencet nomor tersebut untuk melihat profil sang empunya nomor tersrbut. "oh ini nomor Arka".Ujar Ain. Lalu Ain pun membalas dengan jawaban"iya". Lalu ia mulai beranjak dari tempat belajar meunju kasur yang biasa dikatakan pulau kapuk. Saat ia sudah berbaring Ain mulai memejamkan mata perlahan dan mencoba untuk tidur dan menikmati malam hibernasinya

KAMU SEDANG MEMBACA
Sabit
Short Storypertemanan adalah awal dari segalanya entah itu percintaan atau permusuhan. Rasa dendam memang tidak ada habisnya untuk memperebutkan kekuasaan, otak harus bisa berasumsi dan berintuisi dengan cepat, akankah Arka Adhi pratama akan bisa melewatkan in...