Ditengah gerimis dan suhu yang meninggi tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu rumah Ain
"Assalamualaikum Ain". Ucap lelaki berbadan jangkung seraya mengetuk pintu rumah Ain
"Ya waalaikumsalam". Ujar Ain seraya bergegas ke depan pintu
"Oh Naufal, masuk sini fal". Ucap Ain seraya mempersilahkan Naufal untuk masukSaat ini terjadi keheningan antara Ain dengan Naufal
"Fal kalau boleh tau kamu mau apa ya kesini malam-malam". Ucap Ain
"Aku kesini mau". Ucapnya terpotong
"Ini non, mas". Ucap Bi Nimah seraya menaruh gelas berisi teh dan makanan ringan
"Makasih bi". Ucap Ain dan Naufal bersamaan
"Tadi kamu mau ngomong apa fal". Ucap Ain
"Aku kesini hanya ingin bilang maaf ke kamu, akhir-akhir ini aku menjauhi kamu, sampai-sampai kamu mengurusi acara sendirian sampai kamu jatuh sakit". Jelas Naufal
"Tidak apa fal aku maafin kok". Ucap Ain
"Tapi satu yang ingin ku katakan aku tahu siapa yang menaruh kecoa dalam mangkuk bubur kamu hari itu". Ujar Naufal tersenyum sinis
"Siapa fal". Tanya Ain antusias
"Arka". Ucap Naufal
"Mana mungkin dia yang melakukan itu semua, karena dia juga yang menyelamatkan aku saat asmaku menyerang". Jelas Ain
"Aku serius Ai, dia melakukan itu semua agar kamu dekat dengannya dan Arka diam-diam menaruh hati padamu". Ucap Naufal
"Apa buktinya jika memang Arka yang melakukan itu". Ucap Ain tidak percayaNaufal langsung merogoh kantung celananya untuk mengambil handphone dan menunjukkan pesan
antara Arka dan Adhit
"Aku masih tidak percaya jika Arka melakukan itu". Ucap Ain seraya mengelenggkan kepalanya
"Dan satu hal lagi yang kamu harus tau, aku sekarang sudah tidak mendapatkan beasiswa lagi, karena arka membocorkan kepada Pak Adi melalui pemasangan kamera pengintai yang ada di ruang rapat organisasi". Jelas Naufal
"Makasih ya fal atas infonya". Ucap Ain nanar
"iya sama-sama aku pamit pulang dulu ya Ai takut udah dicariin sama ibu". Ucap Naufal
Didepan gerbang rumah Ain nampak orang berpakaian serba hitam dan juga menggunakan masker
"Bagaimana awal permainanya". Ucap Seseorang itu sinis
"Beres, dhit semua berjalan sesuai dengan rencana". Ucap Naufal
"Bagus kini kita tinggal tunggu masa jatuhnya Arka".Ucap Adhit seraya tersenyum sinis
Sejak tragedi curhat Ain hingga menangis, Ain dan Arka kian hari kian dekat hingga Arka selalu menjemput Ain ke rumahnya untuk berangkat sekolah bersama
"Asaalamulaikum Ain". Ucap Arka berteriak
"Waalaikumsalam". Ucap Ain jutek
"Kamu kenapa?". Tanya Arka lembut
"Aku kira kamu udah nggak ada nyali buat kesini". Ucap Ain sinis
"Maksud kamu apa". Tanya Arka heran
"Kamu itu pintar tapi bodoh ya, awlanya aku pikir kamu baik, ternyata tidak sesuai apa yang aku pikirkan pada awalnya". Ucap Ain nanar
"Maksudmu apa saya tidak paham".Tanya Arka
"Kamu kan yang sudah menaruh kecoa dalam mangkuk bubur saya hari itu dan kamu belaga menjadi pahlawan untuk menolong saya agar kita bisa dekat kan?". Jelas Ain
"Iya kan". Tanya Ain
"Dan kamu juga kan yang sudah membeberkan masalah Naufal merokok agar beasiswanya di cabut". Ucap ain
"Sudah cukup ka saya mengenal kamu, saya tidak butuh penjelasan orang pintar yang licik seperti kamu, Saya harap ini terakhir kalinya saya bicara sama kamu". jelas Ain seraya meninggalkan ArkaSesampainya di sekolah Arka membolos pelajaran dan ia menguhubungi Kasa dan Arman untuk bergegas ke Ruang rapat organisasi.
"Saya kira masalahnya sudah selesai". Ucap Arka
"Nyatanya masalah baru saja dimulai". Lajnjutnya
"Kamu ngomong apa sih ka". Ucap Kasa
"Jadi begini sa, Arka dituduh oleh Ai jika dia yang menaruh kecoa di mangkuk buburnya tempo hari". Jelas Arman
"Kok jadi Arka yang dituduh bukannya itu perbuatannya Naufal". Ujat Kasa
"Iya sa memang dia yang menaruh, tapi yang aku heran kenapa tiba-tiba dia menuduhku". Ucap Arka nanar
Ain masih tak habis pikir dengan apa yang Arka lakukan padanya dan Naufal
"Sudahlah Ai kamu jangan sedih, pasti Arka nggak ada niatan seperti apa yang kamu pikirkan". Ucap Nayira
"Aku khawatir gara-gara aku dia jadi tidak masuk kelas seperti ini". Ucap Ain
"Aku yakin pasti Arka punya cara sendiri untuk melewati masalahnya, kamu jangan khawatir. Ucap Nayira
Setelah berbincang di taman belakang Ain dan Nayira menuju kelas dikarenakan bel masuk sudah berbunyi
"Ai, aku ke toilet dulu ya". Ucap Nayira
"Ya sudah aku ke kelas duluan ya nay". Ucap Ai seraya meninggalkan Nayira
Setelah Nayira usai ke toilet, ia pergi menuju kelas dan tak sengaja berpapasan dengan Arman
"Nay, kesini deh". Ucap Arman berteriak
"Ada apa man?". Tanya Nayira
"Oh iya, kok kamu dari jam pelajaran pertama tidak ada". Cecar Nayira
"Sudah itu tidak penting, ada yang lebih penting, ayo ikut aku". Ucap Arman seraya menarik lengan Nayira
"Eh aku mau kamu bawa kemana". Tanya Nayira seraya memberhentikan langkahnya
"Sudah nanti saja tanyanya, nanti kamu juga tahu". Ujar Arman
Di ruang rapat organisasi suasanannya sangat mencekam walaupun di ruangan itu hanya berisikan Arka, Kasa, Arman dan Nayira dan hanya terjadi keheningan diantara mereka
"Sebenarnya ini ada apa". Ucap Nayira memecahkan keheningan
"Ini tentang Ainira". Ucap Arka
"Kamu tahu tidak siapa yang mengatakan jika Arka yang menaruh kecoa dalam mangkuk bubur Ai". Tanya Arman
"Dan apa bukti jika Arka yang melakukan". Cecar Kasa
"oke aku jawab satu-satu". Ucap Nayira menenagkan
"Yang kasih tau itu Naufal, terus buktinya itu chat via Whatsapp dari Arka". Jelas Nayira
"hah Naufal". Ucap Arka, Arman dan Kasa bersamaan
"Oke makasih ya Nay infonya". Ucap Arka
"Oke aku kembali ke kelas dulu ya, Arka dan Arman tidak mau kembali ke kelas juga". Tanya Nayira
"Tidak saya dan Arman disini dahulu hingga kami menemukan titik temu". Jelas Arka
Setelah ada info dari Nayira mereka semua bingung siapa dalang dari semua masalah ini sebenarnya
"Kalau kata aku sih, Naufal". Ujar Kasa
"Kalau menurut saya ka, dalang dari semua ini Adhit". Ucap Arman
"Kenapa kamu biaa menebak jika Adhit dalang dari semua ini". Tanya Arka
"jika saya buatkan siklusnya ya ka". Ucap Arman seraya menulis sketsa di kertas
"Adhit kesal karena kamu tidak memilihnya sebagai ketua, selanjutnya Adhit selalu bilang intuisi dan asumsiku lebih terarah dibanding aku, lalu Naufal dan Adhit akhir-akhir ini menjadi dekat selanjutnya sebelum kejadian kamu dituduh oleh Ai, Adhit meminjam handphonemu kan dan Adhit beralasan jika dia meminjam handphonemu untuk mengambil file-file anak-anak beasiswa dan bermasalah di sekolah ini". Jelas Arman
"Apa asumsimu itu tidak terlalu jauh man". Tanya Kasa
"Tidak menurut saya asumsi Arman adalah benar". Ujar Arka seraya meaminkan pulpennya
"Karena jarak semua ini terlalu berdekatan". Lanjutnya
Termenung itu yang dilakukan Ain sedari pagi ia tidak fokus dengan
materi yang diberikan guru-guru,
"Kamu kenapa Ai". Tanya Nayira searaya mencatat
"Hm, Aku tidak apa-apa". Jawab Ain datar
"Kamu serius". Tanya Nayira Khawatir
"Aku tau dibalik kata-kata tidak ada apa-apamu itu bermakna lain". Lanjutnya
"Cobalah kamu bercerita denganku". Ucap Nayira
"Aku sedang bertengkar dengan Arka". Ucap Ain nanar
"Memangnya kalian berdua kenapa, ada masalahkah?. Tanya Nayira
"Iya kami berdua sedang ada masalah". Ucap Ain
"Apa masalahnya". Tanya Nayira
"Aku kecewa dengannya karena ternyata dia yang telah menaruh kecoa dalam mangkuk buburku tempo hari, bukan hanya itu dia juga yang telah membcorkan sesuatu kepada Pak Adi agar beasiswa Naufal dicabut". Jelas Ain
"Lantas yang membuat dirimu melamun sedari pagi itu apa". Tanya Nayira
"Ada yang mengganjal dalam hatiku, hatiku yakin jika dia tidak seperti itu, namun bukti fisiknya sudah ada, aku tidak bisa menganggap dia benar juga". Ucap Ain
"Ya sudah sekarang kamu harus tenangi dirimu, ku tahu menerima semua ini tidak berat tetapi aku yakin kamu pasti bisa". Ucap Nayira bijak
"Terimakasih Nay atas sarannya". Ucap Ain
Disisi lain Adhit dan Naufal tengah bersorak sorai merayakan kemenangan atas terjalaninya misi mereka di sebuah cafe di pinggir kota
"Misi kita sudah berjalan sesuai rencana". Ucap Adhit seraya tersenyum sinis
"Lalu rencamu apa lagi dhit". Tanya Naufal
"Aku mau menghabisi Arka kalau perlu hingga nyawanya melayang sekalipun". Jawab Adhit sinis
"Oke kamu susun saja dhit rencananya seperti biasa nanti aku yang menjalankan". Ucap Naufal

KAMU SEDANG MEMBACA
Sabit
Короткий рассказpertemanan adalah awal dari segalanya entah itu percintaan atau permusuhan. Rasa dendam memang tidak ada habisnya untuk memperebutkan kekuasaan, otak harus bisa berasumsi dan berintuisi dengan cepat, akankah Arka Adhi pratama akan bisa melewatkan in...