Mungkin cukup lama waktu ku untuk mengingat semuanya, banyak keping-keping memori yang ku ingat takkan ku lupakan semua itu, jikalau Arka lupa salah satu dari kepingan memori itu, biarkan aku yang tetap mengingat di setiap kepingannya dan menceritakan pada keturunan kita nantinya. Lamunanku terbuyarkan seketika oleh informasi di bandara
"Keberangkatan pesawat menuju Amerika serikat dengan peswat garuda indonesia akan berangkat 15 menit lagi".
"Ka". Ucapku seraya menggengam jari-jari Arka
"Saya ikhlas kamu pergi, tapi jangan lupa pulang ya, jika kamu liburan". Ucap Arka seraya mengeratkan genggamanku
Berpelukan dengan Arka seperti ingin menaruh segala kerinduan untuk 1 tahun kedepannya rasanya sangat berat, tapi memang ini jalannya, aku dan Arka memiliki jalan yang berbeda.
Aku pun melangkah perlahan pergi untuk meunuju peswatku hanya lambaian tangan yang kulihat mulai samar-samar menandakan semakin jauhnya langkahku
"Arka aku akan pergi dan meninggalkanmu untuk 1 tahun kedepan tetaplah menjadi Arka yang Ai kenal ya, tetap menjadi si lelaki kaku hanya untukku". Ucapku dalam hati
Melihat langkah Ai semakin menjauh Arka hanya bisa menahan rasa sakitnya untuk ditinggalkan orang terkasih, walaupun ia tahu orang terkasihnya meninggalkannya karena tuntutan pendidikan, sama saja masih terselip sedikit rasa sakit
"Ai, tetap menjadi sabit untuk saya ya, tetap berikan senyumu untuk saya dan tetaplah jadi penerang saya dalam gelap yang memberikan kesejukkan". Ucap Arka dalam hati

KAMU SEDANG MEMBACA
Sabit
Short Storypertemanan adalah awal dari segalanya entah itu percintaan atau permusuhan. Rasa dendam memang tidak ada habisnya untuk memperebutkan kekuasaan, otak harus bisa berasumsi dan berintuisi dengan cepat, akankah Arka Adhi pratama akan bisa melewatkan in...