1

27 7 3
                                    

'sudah kuduga pasti anak sialan ini yang melakukannya!' ujar nyonya itu dalam hati.

Tanpa aba-aba, nyonya siska langsung menarik rambut gadis yang sedang duduk dilantai itu. Ia menarik dengan sangat kuat hingga gadis itu meringis.

"ampun maa... Sakit maa... Hiks.. "
ujar rita,  nama gadis cantik itu.

Tanpa rita melihat kebelakang pun, ia sudah tau siapa pelakunya. Yang tak lain yang akan menghukumnya mama nya atau kembarannya sendiri,tata.

"Dasar kau anak gak tau diuntung! Sudah berapa kali kau membuat keributan dirumah ini huh? Bukannya berterimakasih kau! Ingat! kau itu cuman Numpang hidup!" ujar siska sambil menambah kuat tarikan pada rambut rita.

"kau tahu kan itu piring sangat cantik dan itu piring kesayangan ku! Dia lebih cantik dibandingkan muka kau yang lusuh seperti gembel liar luaran sana!" siska membentaknya sambil menunjuk-nunjuk rita.

Gadis itu hanya menunduk pasrah,  ia sudah biasa mendapatkan kekerasan dari keluarganya. Apapun yang ia lakukan selalu salah tak pernah benar.

Hampir seluruh pekerjaan rumah rita yang ngerjakan

Bukannya mereka tidak punya pembantu, bahkan mereka punya 2 pembantu pekerja rumah. Dan 3 sopir. Tetapi mereka sengaja memperkerjakan rita sebagai pembantu ke 3.

Miris bukan?

"Hey! lihat Aku Rhemagari gabriel winata!" ujar siska sambil menghempaskan kepala rita dengan kuat.

Rita mendongak, matanya yang sayu menatap mata tajam ibu nya yang siap menerkamnya.
Sesekali rita sesenggukan, dia berfikir kapan keluarganya akan berubah Seperti dulu?? Itu sangat mustahil!  Fikir rita.

"setelah ini apa yang akan kau lakukan dirumah ini lagi hm?"
Tanya siska sambil mengapit kedua pipi rita dengan kuat

Rita hanya diam dan menunduk. Lagi-lagi dia menunduk,  menunduk dan menunduk. Ia tidak mau menjawab, karna hukumannya akan lebih besar.

"kau bisu kah? Huh? Kenapa kau tidak ja-!" ucapan siska terpotong.

"kenapa lagi dia mah?" tanya seorang gadis sambil melipat tangannya didepan dada.
Dia tata, kembaran rita.

"Biasalah sayang, anak pungut ini selalu buat masalah" siska berdiri lalu melipat tangannya di depan dada. Dan melihat rita dengan sinis.

Luka yang membekasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang