Fase Friendzone

6 0 0
                                        

Apakah pernah kalian berada di fase friendzone?

Friendzone? >>> Friend + Zone >>>> Teman + Zona >>>> Zona Teman.

Fase dimana hati ini tidak ingin kehilangan teman baik tetapi hati ini meronta-ronta ingin lebih dari teman baik.

Gue pikir bahwa friendzone itu menggantungkan hati yang tak ingin jatuh kepada teman baik kita karena itu akan membebani teman kita, atau merugikan perasaan kita.

Adakalanya kita berfikir bahwa dengan dirinya kita nyaman, saat berada bersamanya pun hati kita selalu tenang, ketika teman baik kita sering bersama kita, menghibur kita disaat sedih, menyemangati kita disaat kita harapan kita meredup, memantapkan hati kita disaat kita gelisah, dan teman terbaik itu selalu ada buat kita.

Ada yang bilang cowok sama cewek itu gak bisa berteman. Oh iya? Apa bisa? Tentu bisa.! Tetapi ketika pertemanan itu berlangsung dan terus berlangsung, maka akan ada salah satu dari mereka yang punya rasa lebih dari teman, bahkan mungkin dua-duanya punya rasa lebih.

Ketika Anda sudah berada di posisi itu maka katakan pada diri Anda. Apakah saya suka dengan dia? Apakah hati ini berdebar saat dia menatapku, ataukah raga ini membeku ketika kita berada didekatnya? Itu yang harus ditanyakan pada diri sendiri.

Oohhhhh stooppp untuk ituuu...

Gue pernah di posisi itu, bahkan sampai sekarang gue masih berada dalam fase itu. Tapi ketika fase itu, gue merasa dia yang membuka hatinya lebih dulu, memberi perasaan lebih dulu, tapi gue merasa bahwa gue nyaman dengan status teman dibandingkan dengan PACAR.....

Apakah perjalanan itu dapat menyadarkan gue bahwa pertemanan dengan cowok lebih baik dibandingkan pertemanan dengan cewek? Yaaa itu emang betul, gue merasa lebih tenang curhat dengan cowok dibandingkan dengan cewek, karena pada dasarnya cewek ituuu beginilah begitulah dan trulalalalalala......

Ceritanya.........

Berawal ketika gue SMA, awal masuk SMA gue yang masih beradaptasi, dan tak tahu apa-apa tentang cinta dan hanya sedikit pengalaman tentang kisah percintaan. Awal masuk banyak temen-temen gue yang cinlok, saling suka satu sama lain, jadian dengan inilah terus putus, terus jadian dengan temannya terus putus, nempel sini lah, situ lah.


Gue pikir itu ribet banget, betul gak sih? Kita udah pusing dengan adaptasi lingkungan dan sekolah ini ditambah pusing dengan cunta cintaan, pernah gak merasa begitu? Tentu iya kan, pasti ada yang pernah. Karena gue merasa bahwa "ngebahagian orang tua juga belum bisa, ini malah ngebahagiain anak orang yang belum pasti jadi milik gue" Tak tahu kenapa? Yaaa itu disebabkan karena pemikiran gue dan semua orang kan beda.

Back to Story

Gue deket dengan seorang cowok, anggap saja namanya Andi (Gue samarin namanya...). Si Andi adalah salah satu temen cowok gue, kita berteman baik, punya pemikiran yang sama, sering mengerjakan tugas bareng, berbagi keluh kesah yang sama, berbagi kisah satu sama lain, dan memiliki pengalaman yang membuat gue nyaman sama dia.

Seperti dia selalu curhat sama gue, jalan-jalan bareng, nyanyi bareng, main bareng dan masih banyak hal lagi. Itu membuat gue sama dia nyaman dan ketika bersama kita have fun ajaaa.....

Hingga suatu hari, tepatnya sore hari menjelang magrib (gue lupa lagi tanggalnya). Pokoknya gue baru beres mandi dan si Andi ngechat tapi isi percakapan itu beda dari biasanya. Gini isinya......

"Kuya..." -Andi-

"Oyy Apa?" -Kuya-

"Kuya lagi apa?" -Andi-

"Emm ada apa? Tumben nanyain kegiatan gue" -Kuya-

"ohh ada yang mau aku omongin." -Andi-

"Ada apa? Tugas MTK tadi?" -Kuya-

"Bukan, ini tentang kita?" -Andi-

"Whaatt?? Hahaha puitis banget tentang kita, lu lagi galau sama adek kelas itu?" -Kuya-

"Bukan Yaaaa!! Gue mau nanyain tentang hubungan kita?" -Andi-

"Hubungan kita? Kita siapa? eloo sama gue? Atau kita siapa?" -Kuya-

-----Gue udah peka sih apa maksudnya tapi gue gak mau geer duluaann----

"Iyaa hubungan kita, kita ini teman kan?" -Andi-

"Iyaa emang, atau lu ga mau jadi teman gue?" -Kuya-

"Emm emang gue gak mau jadi teman lo. Tapi gue maunya jadi pacar lo. Bisa gak?" -Andi-

"Ohh Bisa kok, asalkan hati gue nerima lo jadi pacar gue..." -Kuya-. Dengan pedenya gue balas gituu.. Savage For Me😄

"Jadi lo nerima gue?" -Andi-

"Gini Di, Gue bukannya gak mau jadi pacar lo, tapi gue belum ingin pacaran, atau punya hubungan yang spesial dengan seorang cowok. Gue tahu lo suka gue karena lo ngerasa nyaman sama gue, dan gue pun sama ngerasain itu, tapi itu bukan rasa suka atau mencintainya tetapi gue ngerasa bahwa lo hanya melampiaskan ketidakbisaan lo dapetin adek kelas itu. Gue minta maaf dulu sebelumnya. Gue gak bisa maksa hati gue buat jadi pacar lo, sebenernya gue juga punya rasa lebih ke lo Di, tapi itu enggak lebih dari rasa suka gue ke diri gue sendiri." -Kuya-

"Ohh gitu, jadi gue ditolak jadi pacar lu?" -Andi-

"Iyaaa Di. Maaf, tapi gue yakin kita bakal lebih baik jadi sahabat dibandingkan jadi pacar. Kalau lu mau punya pacar, pilihan lu salah kalau ke gue. Karena hati gue saat ini bukan mencari pacar atau hati orang yang tak pasti, tapi gue hanya cari seorang iman yang tidak hanya sebagai pacar tetapi teman hidup juga." -Yaya-

"Oh oke sip. Tapi kalau gue udah nembak lu, lu bakal ngejauh sama gue?"-Andi-

"Hahahaha sahabat macam apa gitu...! ya enggak lah. Gue suka kalau laki-laki terus terang, tetapi lain kali gue lebih suka cowok yang nembak langsung, dibandingkan dengan chat. Karena menurut gue itu lebih keren". -Yaya-

"Siapp.....siapp.....siapp...... lain kali kalau ada kesempatan gue bakal dapetin lu dengan keseriusan gue". -Andi-

Itulah cara dia nembak gue, tapi setelah itu si Andi punya pacar, eh pacarnya temen gue sendiri, dan disana gue ngerasain bahwa dia masih labil, dan pacaran hanya untuk status atau temen chat aja.

Tapi menurut gue mereka serasi, tapi yaa... hubungan itu kandas ketika kelas XII, mungkin bagi sebagian orang pacar itu sangat dibutuhkan, buat penyemangat, teman curhat, sahabat, yang nantinya pacar kita bisa jadi tempat mengadu keluh kisan kita.

Tapi ada beberapa orang yang kayak gue, yang gak mau pacaran, dan gak mau ada cowok yang masuk ke hatinya kecuali cowok yang mau serius. Kalau hanya main-main dan cuma status gue juga bisa buat status di medsos "SUDAH PACARAN"  hahahaha tapi konyol dan kayanya gue gila kalau ngelakuin itu.

Jadi prinsip gue tentang CINTA yaituu..

Kalau mau Pacaran? Halalin dulu!!!

Ternyataa hari itu, pilihan gue tepat.
Kalau saja dulu gue nerima Andi, situasinya bakal nggak senyaman ini, yaaa..... biarpun sekarang gue ngerasa bahwa gue kehilangan sosok dia, karena gue sama Andi beda kampus.

Tapi gue yakin kalau gue sama dia bakal tetap jadi sahabat. Karena itu takdir dan keyakinan dari hati gue. Gue dan Andi akan dapat pasangan yang lebih baik dari diri kita sendiri, yang akan dijadikan teman hidup selamanya...

YAYAYA KUYAWhere stories live. Discover now