Augusto

88 8 0
                                    

Matahari yang bersinar, siap menyinari bumi dengan bahagia, semua orang tertawa riang menyambut pagi yang indah, burung burung berkicauan, bunga bunga yang menari nari. Berbeda dengan gadis misterius itu, dia tampak tidak bahagia seperti biasanya, dia selalu menampakkan wajah juteknya.

gadis itu memasuki ruang kelas, ia meletakkan tasnya dengan lembut, ia duduk di kursi tersebut menenggelamkan wajahnya dengan kedua tangannya.

"kalian tahu, hari ini kita akan kedatangan murid baru lho". Ucap Jhocelyn, seketika gadis itu mendongakkan kepalanya memandang Jhocelyn yang sedang berbicara dengan teman teman lainnya.

"Wah benarkah, cowok atau cewek?". tanya Talya sang ketua kelas.

"Cowok, dia cakep lho, siapa tau Benaya nanti naksir". Ucap Jhocelyn lagi, gadis yang bernama benaya itu yang dari tadi menyimak ucapan teman temannya kini membuka pembicaraan.

"Ogah, mau setampan apapun orang itu gue ngak akan pernah suka". Jhocelyn memandang Benaya sambil tersenyum, meskipun ia tahu bahwa Benaya tidak akan membalas senyuman nya.

"siapa sih yang sebenarnya lo suka Benaya, bingung gue". Kini Yohana membuka pembicaraan.

"Gue ngak tertarik dengan cowok". ucapan Benaya benar benar membuat teman temannya melototkan matanya.

"Jangan jangan lo lesbian?".

PLETAKK

Satu tamparan mulus mendarat di jidat Claudia.

" yah gue normal lah". Ucap benaya sambil mencibirkan bibirnya kesal.

Hingga keberadaan seseorang datang dengan seorang guru di depannya yang membuat para gadis berhenti ngengibah, lalu mengambil posisi tempat duduk mereka masing masing.

Mata Benaya tidak menatap cowok itu, ia justru menenggelamkan kembali wajahnya dengan kedua tangannya.

"Hai, gue Augusto, pindahan dari Bandung". Benaya bisa mendengar suara para cewek yang berteriak histeris, membuat Benaya penasaran dan memandang wajah cowok itu.

Deg....

Secara tiba tiba air matanya terjatuh membasahi kedua pipinya. Dia 'willy?'. Batin Benaya.
Gadis itu langsung memeluk cowok itu, memeluk dengan sangat hangat. Semua siswa kebingungan melihat Benaya yang tiba tiba bersikap seperti itu.

Semua orang tau bahwa dia adalah orang yang jarang berbicara dan sedikit misterius bagi para cowok namun tidak dengan anak baru itu.

"Willy jahat sama nana". Kembali lagi ucapan Benaya membuat para siswa bingung, sama dengan Augusto yang berdiri kaku tanpa membalas pelukan Benaya.

"Maaf, gue Augusto bukan Willy". Benaya mengkerutkan dahinya.

"Hikss.... Willy jahat, willy jahat". Benaya tambah menangis, ia memukul mukul lengan cowok itu.

"Benaya, lo kenapa?". Kini Dionly membuka pembicaraan, cowok tinggi itu sangat prihatin dengan sikap aneh dari Benaya.

"Willy..., willy tidak ingat sama nana hiks, willy jahat". Cowok itu frustasi, ia bingung harus berbuat apa untuk meyakinkan bahwa dia bukan Willy.

"Dengar! gue bukan Willy, Be na ya". Kata Augusto sambil membaca name tag Benaya.

"Willy jahat hikss". Seketika Benaya terjatuh ia tidak sadarkan diri. Semua orang yang ada di sana tampak panik.

Augusto bingung harus berbuat apa. Hingga cowok bertubuh tinggi yang bername tag 'Dionly' datang dan menggendong Benaya menuju keruang UKS.

*****

Terjebak masa laluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang