• Jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak dengan vote and coment, thanks!!
• Happy reading and hope you like it! ^_^
__oOo__
Seminggu kemudian...
Ivy menghela nafas panjang sambil menatap wajah cantiknya di cermin. "Come on Stevy! lo harus semangat!" begitulah ucapan yang selalu terlontar dari bibir ranum Ivy. Ia menarik kedua sudut bibirnya keatas menggunakan jari telunjuk.
"Ivy...udah belum, nanti telat lho." teriak Fiona dari meja makan.
"Iyaa ma, sebentar lagi."
Ivy mengencangkan kuncir kudanya lalu langsung menghampiri Fiona ke meja makan untuk sarapan.
"Pagi ma." sapa Ivy sambil mencium kedua pipi mamanya. Hal tersebut merupakan hal yang tidak boleh terlewat setiap paginya.
"Pagi sayang, perlengkapan kamu udah siap semua? Jangan sampe ada yang ketinggalan ya."
"Iya ma, udah kok." jawab Ivy yang masih sibuk mengunyah makanan.
----------
Saat menuju ke sekolah, Ivy dan mamanya terjebak macet yang harus menghambat perjalanan mereka.
"Duhh ma, gaada jalan pintas ya? Biar kita lebih cepet sampe." keluh Ivy.
"Kayaknya gaada nih, mama juga jadi bingung."
"Gimana kalo Ivy telat? mana ini hari pertama MOS."
"Udah, kamu tenang dulu ya." ucap Fiona berusaha menenangkan.
Mata Ivy memanas, rasanya ia ingin menangis sekarang.
----------
Setelah hampir 30 menit terjebak macet, sekarang sudah terlihat jelas gerbang besar dan tinggi bertuliskan "SMA Pelita Harapan" di hadapan Ivy.
Sayangnya, gerbang itu sudah tertutup dengan rapat. Ivy melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 07.50 AM.
"Sial, gue terlambat dua puluh menit." batin Ivy.
Jantung Ivy berdetak dengan cepat, tangannya pun berkeringat dan terasa dingin. Fiona yang melihat kegugupan anaknya ini berusaha untuk menenangkannya.
"Kalo kamu ga turun sekarang, kamu bakal lebih telat vy." suruh Fiona dengan lembut.
"I fear." lirih Ivy.
"Liat mama," titah Fiona sambil memegangi kedua pundak Ivy. "trust me, everything is gonna be fine dear."
Fiona mengelus pipi Ivy. "ayo semangat!!"
Ivy terdiam sejenak memandangi wajah cantik dan awet muda mamanya itu. Detik berikutnya, kedua sudut bibir Ivy terangkat.
"Makasi ya ma." ucap Ivy yang sudah sedikit lebih tenang.
Fiona tersenyum hangat. "Sekarang cepet masuk sana, ntar nambah telat lho."
Ivy membentuk huruf O dari ibu jari dan jari telunjuknya lalu ia menyalimi mamanya.
"Ivy masuk dulu ya ma." pamit Ivy.
"Hati-hati ya."
Ivy pun turun dari mobil dan melambaikan tangannya sampai mobil itu sudah terlihat menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who You Are?
Teen Fiction[CERITA INI UNTUK DIBACA BUKAN DISALIN!!]. |•••••| Selalu mimpi yang sama dengan wajah tak dikenal. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya takdir membuat kita bertemu, membongkar kisah dulu, dan menciptakan lembaran baru. ---------- Devano Aldric Wi...