6. Menanti Keindahan

118 54 37
                                    

• Jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak dengan vote and coment, thanks!!

• Happy reading and hope you like it! ^_^

__oOo__

"Kamu janji bakal kembali kan?" lirih seorang gadis kecil dengan muka sedihnya.

"Iya aku janji." balas seorang lelaki kecil sambil tersenyum simpul.

----------

Setelah kurang lebih satu jam Devan tertidur, kini ia terbangun dan mendudukkan tubuhnya di ujung kasur. "Lirihan itu..." gumamnya berpikir.

"Ga, ga mungkin dia. Gue harus cari tau sendiri tentang ini."

"Devann..." panggil seorang pria paruh baya dari seberang pintu kamar Devan.

"Hm?"

"Cepet siap-siap trus turun ke bawah."

"Ngapain?"

"Turun aja. Papa tunggu di bawah."

"Ya." ucap Devan malas.

----------

Devan menuruni anak tangga dengan sedikit berlari.

"Paa?" panggil Devan mencari keberadaan papanya.

"Papa disini devan..." teriak Wijaya dari arah ruang tamu yang membuat Devan mengikuti suara itu.

"Heii!" seorang perempuan centil beranjak dari duduknya dan mendekati Devan. Ia melingkarkan tangan di lengan Devan dan menyandarkan kepalanya di pundak Devan. "Aku kangen lho..."

Devan segera menepis tangan perempuan itu lalu mendorong tubuhnya. "Apaansi lo! Gausah pegang pegang." tajamnya.

"Kok gitu sih, aku ini kan calon pacar kamu devan..."

"Gausah kepedean deh!"

"Devan jangan kasar begitu sama elina!" tegas Wijaya.

"Iya devan, dia itu kan calon pacar kamu." timpal Sinta, mama Elina.

"Oh. Jadi ini alasan papa nyuruh aku turun? Kenapa sih papa ga pernah berubah!" kesal Devan lantang.

Wajah wijaya memerah menahan amarah dengan rahang yang sudah mengeras. "Jaga bicara kamu devan!"

"Kenapa? Apa yang devan bilang adalah fakta!"

Elina memegang lengan Devan erat. "Jangan begitu dong ngomong sama papa kamu..."

"Apaansi lo! Gausah ikut campur deh, lo gaakan ngerti!" Devan menepis tangan Elina dan berlari menuju kamar tanpa menghiraukan apapun.

Jdarr...

Devan membanting pintu kamarnya dengan kencang.

"Papa emang ga pernah berubah! Ga pernah perhatiin devan, selalu aja sibuk dengan perusahaannya. Ck, dasar!" batin Devan kesal.

Who You Are?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang