3. Senyum Satya

16.9K 674 6
                                    




_______________________




Hari ini kelas Ayunda sudah selesai. Ingin rasanya segera pulang ke kosan dan rebahan. Tetapi, tidak bisa untuk saat ini karena ia harus mengerjakan tugas kelompok bersama dua orang temannya. Sayangnya bukan Winda dan Arina.

Masih ada waktu dua puluh menit sebelum jam janjian mengerjakan tugas kelompok itu. Ayunda memutuskan untuk pergi ke mini market yang ada di sekitar kampus. Ada keperluan wanita yang harus ia beli. Harus.

Berjalan dengan santainya, mengabaikan sinar terik matahari. Gadis itu tidak mengenakan masker, karena sudah ia buang saat akan masuk kelas terakhir tadi. Baru saja Ayunda hendak membuka pintu, dirinya dikejutkan oleh seorang gadis kecil yang juga membuka pintu mini market itu dari dalam.

Mengapa sepertinya takdir memaksanya berdekatan dengan Fela? Iya, Fela. Si kecil ajaib itu.

"Mama!" Fela langsung memeluk kaki Ayunda. Menyisakan wanita paruh baya yang menatap interaksi keduanya dengan mematung di tempat. Ayunda menyapa wanita paruh baya itu. Penampilannya sederhana tetapi tidak menghilangkan elegan dan kewibawaannya.

Tidak salah lagi, beliau Nyonya Rajasa. Ayunda berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Fela. "Sebentar ya, Cantik. Mbak ke dalam dulu," pamit Ayunda pada Fela.

"Ela ikut Mama." Gadis kecil itu meraih tangan Ayunda dan menariknya kembali masuk ke dalam mini market. Ayunda sempat tersenyum, sebagai permintaan izin kepada Nyonya Rajasa. Beliau pun hanya mengangguk dan tersenyum.

Hanya dua menit, Ayunda keluar dari mini market dengan Fela yang digandengnya. Gadis itu cukup waras untuk tidak membuat Nyonya Rajasa menunggu.

"Fela? Fela, tidak mengenalkan Mama Fela dengan Nenek?" Tanya Nyonya Rajasa ketika Ayunda dan Fela menghampiri wanita itu yang duduk di tempat duduk yang tersedia di depan mini market.

"Oh iya! Nenek, ini Mama...." Fela menatap Ayunda. Sepertinya, Fela lupa tidak bertanya nama. Karena biasanya ia hanya memanggil Ayunda dengan sebutan 'Mama' saja.

Ayunda tersenyum, "Ayunda."

"Mama Unda, Nek." Lucu sekali! Entah, mengapa ada perasaan hangat yang menyelimuti Ayunda ketika seorang gadis kecil itu memanggilnya demikian.

"Saya Nenek Fela." Nyonya Rajasa mengulurkan tangannya. Ayunda tentu menyambut uluran itu, diciumnya tangan Nyonya Rajasa. Diam-diam Nyonya Rajasa tersenyum, bahagia sekali dengan kesopanan Ayunda. Sekarang ini, banyak sekali anak muda yang sikapnya kurang sopan pada orang tua. Syukurlah, Ayunda tidak termasuk di dalamnya.

Ayunda teringat akan janjinya yang hendak mengerjakan tugas kelompok. Ia pun berpamitan dengan Nyonya Rajasa dan Fela tentunya. Tampak raut wajah sedih Fela tergambar jelas. Tangannya bahkan enggan melepaskan tangan Ayunda. "Fela.." panggil sang nenek.

Fela menggeleng. Ayunda pun menghela napas pasrah. Sepertinya tidak akan menghasilkan apa-apa jika membujuk Fela. Gadis itu pasti tidak akan mau menurut. "Ya sudah. Fela mau ikut Mama?" Dengan cepat dan antusias Fela mengangguk.

"Bu-"

"Nyonya, apa boleh Fela ikut dengan saya? Nanti pulangnya bisa dijemput oleh ayahnya, beliau tahu kos-kosan saya." Ayunda rupanya memberanikan diri mengutarakan maksudnya.

Nyonya Rajasa tersenyum, "boleh."

"Fela, tidak boleh nakal! Nurut sama Mama ya?" Fela mengangkat jempol tangannya. Ayunda hanya tersenyum melihatnya. Kebahagiaan Fela, membuatnya lega.

"..dan, kamu Ayunda. Jangan panggil 'Nyonya'. Saya bukan majikan kamu." Ayunda meringis.

"Panggil Mama atau Ibu juga boleh," pinta Nyonya Rajasa sebelum pergi menuju mobil yang pintunya telah dibukakan oleh sang supir. Meninggalkan Ayunda yang melongo dan tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. Nyonya Rajasa!? Memerintah dirinya untuk memanggil beliau demikian?

Love for Fela! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang