"Ha? Kok keluar? Kenapaa?"
Gaby melengos, terus berjalan cepat menyusuri koridor saat jam pulang. Dizza mengekor dibelakangnya dan terus mengoceh.
"Ck, gue tuh gak mau terlalu capek! Apalagi kan gue harus jadi manager futsal. Lo pikir gak berat apa bebannya?" jawabnya menggerutu sambil terus memandang depan.
Dizza mengerucutkan bibir, benar juga. Gaby mungkin terlalu lelah beberapa hari ini sampai sempat bolos di ekskul.
"Ihhh Gab tapi...."
Gaby tak peduli, sudah berbelok ke arah parkiran mencari mobil putihnya yang terparkir disana. Dizza melihat itu, jadi menghela napas pasrah dan membalikkan tubuh dengan lesu.
Gadis itu terkejut dan termundur kaget setengah mati, melihat seorang pria jangkung yang berdiri di depannya menatap lurus ke arah parkiran.
"Apasih? Apa? Apa Go apaaaa?" tanya Dizza gemas karena sempat kaget tadi.
Virgo menarik napas dalam, kemudian menghembuskannya dan menaikkan alis. Pemuda itu memandang Dizza yang lebih pendek darinya dengan tatapan sayu.
"Gue mau ngomong..." kata Virgo pelan, membuat Dizza mengernyit dan menajamkan tatapan. Kemudian pemuda itu tersentak sendiri dan mengalihkan wajah. "Tapi gak disini."
**
Dizza memutar garpu, menggulung spageti barbeque-nya dan memasukkannya kedalam mulut dengan cuek. Di depannya Virgo hanya diam sambil melipat kedua tangan di dada memandangi lurus Dizza yang sibuk makan tak memedulikan Virgo.
Dizza menyedot minumannya, melirik Virgo polos dengan kedua bola mata besarnya. "Apa?" tanyanya.
"Coklat yang tadi gue kasih.. lo makan gak? Jangan-jangan dibuang? Itu coklat mahal." katanya tanpa menatap Dizza dengan nada tak bersahabat.
"Apasih kok sewot? Gue makan elah, lagian coklat segitu doang gue juga bisa beli." kata Dizza menjawab dengan cuek, kembali mengambil garpu dan sibuk mengaduk spageti.
Virgo mencibir, "lo tau kan kalo gue ngejar Gaby?" tanyanya masih menatap ke arah samping.
Dizza menghentikan gerakannya ingin memasukkan gulungan mie, jadi mencibir. "Ngejar doang, suka nggak." jawabnya bergumam tapi sukses membuat Virgo menoleh tajam. Tapi Dizza hanya makan dengan santai dan masa bodoh.
"Elo gak tau aja gue sama Gaby punya masa lalu apa," kata Virgo dengan nada sinis.
Dizza mendelik, menarik minuman dan menyedotnya lama bahkan menggigit sedotan dengan gemas, meluapkan emosi karena kesal dengan nada suara sinis cowok itu.
Dizza mengangkat minuman dan menjauhkannya dengan nada dihentak kecil, "gue kira lo tuh cowok kalem baik hati ya Go, eh ternyata sama aja kayak Gemma." katanya dengan nada geram.
Virgo melirik itu sinis, melihat Dizza kini sibuk menusuk-nusuk potongan sosis dengan garpu sampai menimbulkan suara.
"Apa sih lo, PMS?" balas cowok itu kesal. "Lo bilang apa tadi? Gemma? Siapa dia? Buaya? Sebuah kuman? Atau-"
"Nahh itu tau, buaya. Satu spesies kayak Gemma. Sama Gaby aja sok ganteng cuih padahal aslinya kek-"
"DIZ!"
Dizza yang sedang mengomel itu jadi berhenti, menoleh ke arah suara dan melebarkan mata. Begitu juga Virgo, cowok itu melirik ke arah tatapan Dizza dan menemukan seorang pria jangkung yang tersenyum dan berjalan ke arah meja mereka.
"Kak Nino?" ucap Dizza terkejut, ketika Nino sampai di depan meja mereka dan menduduki diri diantara keduanya.
Cowok itu, Nino. Tersenyum tampan pada Dizza. "Dizza, lama gak ketemu ya." katanya dengan nada lembut dan ramah khasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
#01 | BOOMERANG
Teen Fiction(n) where a very ignorant cold girl meets boys who are in a bad past. Gabriella Sevania, gadis cantik berpipi chubby yang mengikuti ekskul panahan disekolahnya. Bertemu dengan Gemma Agreef Rionald, pemuda dimasa lalu yang pernah membuatnya merasa te...