ExtraPart

2K 100 3
                                    

SUARA HATI REYHAN

Malam itu hujan turun, tak deras namun cukup membuat kuyup. Aku mendengar suara tangisan seseorang ketika aku hendak pulang dari minimarket yang tak jauh dari rumah, dengan sendal jepit sambil menenteng kantung plastik di tangan kiri dan payung di tangan kananku.

Awalnya aku ragu apakah itu adalah manusia atau?

Entahlah, saat itu usiaku masih menginjak 11 tahun. Baru saja menduduki bangku putih biru.

Perlahan aku semakin mendekat kearah tangisan itu ternyata seorang gadis kecil berponi yang sedang menangis sesenggukan dibawah pohon.

Meski ragu aku mendekat menanyakan mengapa dia menangis, saat ia mendongakkan kepalanya aku ingin tersenyum. Kenapa dia lucu sekali?

Matanya yang sudah sembab karena menangis, pipinya yang sedikit gembil dan bajunya sudah cukup basah.

"Ka.. Kakak?" hanya itulah yang terucap dari bibir mungilnya.

"Sedang apa sendirian disini?" tanyaku padanya

Tapi ia malah menangis sangat kencang. Tak lama datang seorang lelaki yang sepertinya seumuran denganku

"dek!" panggilnya dan gadis itu langsung berhambur memeluk lelaki itu yang ternyata ia adalah Marcell. Apakah gadis itu adiknya?

Ya aku sudah mengenal Marcel kami berteman baik di sekolah dan beberapa kali bertemu di tempat latihan karate semasa SD.

Dan aku baru tahu bahwa gadis itu adalah adiknya.

Itulah awal pertemuanku dengan adik Marcel, Lyra.

Hari berlalu kedekatanku dengan Marcel juga dengan Lyra semakin dekat. Dia gadis yang lucu dan aku menyukainya, hanya sebatas seorang kakak.

Hingga pada hari itu saat ia jatuh dan aku menggendongnya, aku merasakan gelenyar aneh di dadaku. Jantungku memompa lebih cepat dari biasanya.

Hati berdebar kala menatap bola mata indahnya. Saat itu aku sudah duduk di bangku putih abu-abu.

Awalnya aku tak menyadarinya, namun aku pernah mencoba menghindarinya selama seminggu untuk meyakinkan diriku.

Dan benar rasa ini bukan hanya rasa sayang seorang kakak, melainkan aku mencintainya.

Aku belum memiliki keberanian untuk menyatakannya karena saat itu ia masih duduk di bangku putih biru dan jangan lupakan Marcel yang selalu bersamanya.

Aku hanya mampu menceritakan perasaanku pada Marcel. Dan Marcel menyetujuiku dengan segala kesepakatan.

Salah satunya ketika aku melanjutkan pendidikanku diluar negeri, Marcel ingin Lyra bahagia dan mendapatkan pendamping yang layak.

Aku menyetujuinya meski harus meninggalkannya barang sejenak. Dan aku akan kembali.

Tapi kabar apa yang ku dengar? Tak lama aku pergi, orangtua mereka meninggal.

Ingin rasanya aku memeluk Lyra, menenangkannya.

Walaupun aku tak berada disampingnya tapi kabarnya selalu ku cari.

Dan disana ia dekat dengan seseorang bernama Zein. Tentu aku hancur!

Aku memendam perasaan begitu dalam padanya, namun saat aku kembali ia terluka karena Zein.

Aku senang ia akan berakhir dengan Zein tapi sudut hatiku tak tega membiarkan dia menangis seperti itu.

Aku hanya dapat menghibur dan selalu menemaninya kala ia terpuruk karena aku telah kembali.

Dan karena aku sungguh mencintanya.











Selasa, 12 November 2019

RiskaRisa

Bukan Orang Ketiga (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang