Bertamu Dengan Hujan

29 12 2
                                    


Di kursi depan, aku duduk termangu.
Setiap malam, kulihat rembulan berjalan
menggandeng waktu. Telah lama aku
menunggu, sampai rembulan
menggodaku: “Mau sampai kapan terus
menunggu?” Aku tersenyum, rembulan
berlalu.

Hingga di suatu ketika, hujan datang
mengetuk pintu. Ia hadir menggendong
anak rindu. Kulihat wajah anak rindu, ia
tersenyum malu-malu. Kuajak hujan
duduk di sebelahku. Kusajikan segelas air
mata dan sepotong luka di atas meja.
Kami nikmati bersama, dengan tawa
anak rindu di sela-sela waktu. Malam
mengingatkan, pagi segera datang. Hujan
berdiri, mengucapkan pamit.
Dititipkannya anak rindu kepadaku. Hujan
bilang, ia akan datang ketika anak rindu
mulai menangis.

   Salsa Nabila Ramadhani

        Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang