Jangan lupa vote sebelum/sesudah membaca cerita ini, usahakan untuk komen dan follow akun author eca_saf
Terima kasih
&
Selamat membacaSiang ini matahari di Mesir lumayan terik hingga sebagian orang berlomba-lomba mencari tempat sejuk. Seperti biasa setelah selesai kuliah aku harus pergi mengajar disebuah aula kecil yang lumayan jauh dari perkotaan.
Disinilah aku berbagi ilmu dengan anak-anak usia dini, canda dan tawa mereka selalu menjadi penyemangat ku untuk selalu membantu mereka dalam belajar. Nazwa, teman SMA ku ikut serta mengejar di aula kecil ini.
Banyak hal yang aku dapat dari anak-anak kecil ini, dalam kondisi kekurangan mereka selalu semangat untuk tetap belajar, dan itulah yang membuatku untuk selalu bersyukur atas apa yang punya saat ini.Mengajar memang hobby ku, meski terkadang aku kewalahan menghadapi anak-anak yang lumayan nakal. Namun, aku tak pernah lelah untuk selalu bersabar menghadapi mereka. Ikhlas, sabar dan tawaqal adalah kunci dari sebuah keberhasilan.
Saat sedang asik berbagi cerita dengan anak-anak ada segerombolan Tentara Mesir yang kebetulan lewat aula kecil ini, salah satu dari mereka menghampiri Nazwa dan berbicara, entah apa yang dibicarakan mereka tampak nya begitu serius sampai beberapa diantara guru pengajar disini ikut berdebat dalam perbincangan mereka.
"Kenapa Wa?"
"Tempat ini mau digusur" tutur nya lesu.
Mendengar penjelasan dari Nazwa aku sangat terkejut. Apa yang harus aku lakukan jika tempat ini benar-benar digusur? Bagaimana nasib anak-anak ini? Dimana lagi mereka harus belajar? Banyak pertanyaan yang muncul dalam benak ku, sampai tak terasa anak-anak sudah kembali pulang ke rumah masing-masing setelah dibubarkan oleh kepala sekolah.
"Sudahlah Mer, jangan dipikirkan. Anak-anak pasti dapat tempat yang layak untuk belajar, sekarang kita pulang saja. Toh kata orang-orang itu mereka akan mengadakan rapat keputusan untuk nasib anak-anak"
"Baiklah, mari kita pulang"
Hari kemarin begitu sangat melelahkan dan banyak keraguan yang menghantui pikiran ku. Sampai tak terasa dihari berikutnya aku harus menerima kenyataan pahit.
Sekolah darurat, aula kecil tempat dimana aku dan Nazwa juga relawan-relawan sekitar memberikan bantuan kini harus rela digusur pemerintah Mesir, entah akan dijadikan apa aku dan pihak lain pun tak tahu.
Namun, aku masih bersyukur anak-anak kini dipindahkan ke sekolah yang lebih layak, meskipun jarak yang ditempuh lumayan jauh dari tempat sebelumnya. Artinya aku dan Nazwa harus mencari pekerjaan sampingan lain. Memang aku dan Nazwa membuka usaha kecil-kecilan didekat kampus ku, namun usaha itu tidak cukup untuk menutup biaya keseharian kami.
Sore harinya, setelah bertemu dengan orang-orang dari pemerintah Mesir aku kembali ke rumah yang ku tempati dengan Nazwa. Rumah ini berukuran minimalis, hanya ada empat ruangan satu kamar mandi, satu dapur minimalis, satu kamar tidur, dan satu lagi ruang tamu.
Hanya rumah kecil ini yang dapat kami sewa, karena didaerah ku saat ini rumah-rumah yang disewakan sudah cukup mahal, meskipun keluarga ku selalu menyuruh untuk pindah mencari rumah yang layak, namun aku tak mau membebani mereka untuk membayar uang sewa, cukup uang ku dan Nazwa saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/205523241-288-k816496.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sah Bersama Mu?? (Terbit E-book)
RomanceSudah terbit e-book cek link di bio ✌️ ----------------------------------------------------------------- Ini tentang nya, mahasiswi yang dipaksa berhenti menuntut ilmu di bangku perkuliahan dan harus merelakan cita² nya yang belum ia gapai demi meme...