8. belanja isi rumah

8.1K 391 7
                                    

Jangan lupa vote sebelum/sesudah membaca cerita ini, usahakan untuk komen dan follow akun author eca_saf

Terima kasih
&
Selamat membaca

Hari ini sesuai janji mas Jafran, aku dan ia berjalan-jalan di sebuah mall. Sudah hampir satu jam kami memutari mall ini, membeli banyak barang dari peralatan rumah tangga dan perintilan lain nya.

Dari jalan-jalan siang ini dapat ku ketahui bahwa mas Jafran adalah seseorang yang humble, banyak bicara, humoris dan lain nya yang membuatku nyaman berdekatan dengan nya. Nambah info mengenai kepribadian suami ku hehe.

Kini kami sedang berada di toko baju, memilih-milih kaos, mas Jafran ingin membeli kaos kata nya padahal yang kulihat dilemari kaos nya banyak sekali namun warna nya hampir sama semua abu-abu atau hitam.

"Yang ini bagus ga dek?" Tanya nya sembari menyodorkan ku kaos polos berwarna hitam.

"Mas ga bosan apa kaos nya hitam terus, kalau ga hitam abu-abu"

"Habis aku ga pede kalau pakai kaos warna lain"

"Kan masih banyak yang lain mas, seperti ini biru dongker, coklat susu, atau ini hijau lumut?"

"Emm, memang bagus kalau dipakai sama aku?"

"Ya dicoba dulu kalau cocok dibeli"

"Ok"

Mas Jafran mengambil beberapa potong kaos yang ku pilihkan dan pergi ke ruang fiting.

Tak cukup waktu lama mas Jafran keluar dengan menggunakan kaos berwarna biru. Tubuh nya yang atletis mencetak dikaos biru yang ia pakai saat ini. Aku terkesima melihat nya, sungguh ciptaan Tuhan yang satu ini mampu membuat ku melongo melihat ketampanan nya.

Bukan aku saja yang dibuat terkesima banyak perempuan lain yang sedang berbelanja pun ikut memperhatikan suami ku, bahkan beberapa diantara mereka terang-terangan memuji suami ku.

"Gimana dek? Kok malah bengong si, buruan komentar nya aku risih dilihatin ibu-ibu"

"Ah iya mas, bagus. Tambah ganteng"

Mas Jafran tersenyum melihat ku yang kikuk. Hingga ia berganti baju kembali dan keluar dari ruang fiting.

"Ayok aku ambil 2 kaos ini" ucap nya sambil merangkul ku menuju kasir.

Sesampainya dikasir, beberapa ibu-ibu disana berbisik-bisik mengenai suami ku hingga salah satu diantara mereka, bertanya apakah suami ku ini sudah mempunyai istri dan langsung mengenalkan mas Jafran kepada anak nya yang ku taksir tak jauh beda umur nya dengan ku. Pernyataan nya membuat ku langsung badmood tak lihatkah siapa yang laki-laki ini rangkul? Kurang jelaskah kedekatan kami?

Namun aku cukup puas, karena dengan tegas mas Jafran bilang bahwa ia sudah menikah dengan ku, namun ada yang membuat ku tercengang ketika mas Jafran mengatakan bahwa kami sudah mempunyai anak.

Ingin ku tertawa, bayangkan saja kami baru menikah dua hari yang lalu dan ia bilang kami mempunyai seorang anak. Dapat ku lihat dari wajah ibu-ibu itu yang tak percaya dengan ucapan Mas Jafran, namun kami tak perduli dengan tatapan dan ucapan nya. Biarlah ibu-ibu itu berkhayal tentang kriteria calon menantu nya.

Setelah dari mall kami lanjut ke pasar rakyat, disini aku bebas belanja banyak hal untuk isi dapur karena mas Jafran hanya mengikuti ku dan membawa belanjaan tanpa berkomentar.

"Apa lagi yang kurang dek?"

"Bentar aku cek dulu"

Aku mengabsen segala macam kebutuhan yang dibeli. Semua barang yang ku beli berdasarkan list yang telah ku buat jadi tak kemungkinan tak ada bahan makanan satu pun yang terlewatkan.

"Emm.. sudah semua, yuk pulang"

"Ok"

Sore hari ini jalanan sedikit macet, ditambah hawa sejuk AC mobil membuat ku terlelap di tengah kemacetan.

Entah berapa lama aku tertidur, saat ku terjaga aku sudah berada dikamar dengan baju yang berbeda. Mas Jafran menggantikan baju ku, mungkin ia melihat ku merasa tak nyaman, lagi pula baju tadi yang kupakai bau asem plus bau pasar.

Ku lihat mas Jafran tengah bersantai diruang tamu, berbaring sambil mengemil kue brownis dan menonton serial kartun Upin Ipin.

"Mas mau makan sama apa?"

"Apa aja, asal masakan kamu"

"Apaan deh, yaudah aku mau masak dulu"

"Mending mandi dulu gih, udah sore habis itu solat lalu masak"

"Tapi mas kan udah lapar"

"Aku belum lapar, sudah mandi dulu sana habis itu solat, keburu Maghrib"

"Iya deh" Aku melenggang pergi meninggalkan nya.

Tak butuh waktu lama, setelah mandi dan solat kini aku sedang berperang di dapur dengan peralatan masak dan bahan makanan. Tak banyak yang ku masak hanya sayur bayam, telur balado, tempe orek.

"Mas ayo makan"

"Iya sayang" ucap nya sambil menghampiri ku.

"Wahhh... harum nya, pasti enak nih. Mari kita eksekusi"

Aku hanya tersenyum kala melihat suami ku makan dengan tenang dan memuji masakan ku.

Ini kali keduanya aku melihat seseorang merasa puas dengan masakan ku terkecuali teman ku Nazwa yang selalu ku masakan setiap hari nya selama kami berada di Mesir.

Ngomong-ngomong soal Nazwa aku rindu dengan nya, bagaimana keadaan nya ya, apakah ia kesepian tanpa diriku? Setelah ini akan ku hubungi anak itu.

TBC

Terima kasih sudah membaca, maaf jika ada kesalahan kata² dalam penulisan. Ambil sisi baiknya, buang sisi buruknya.

salam hangat dari author ✌️


Sah Bersama Mu?? (Terbit E-book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang