KEKUATAN DOA

28 1 0
                                    

Beberapa pekan yang lalu salah satu santriku mengabariku sesuatu,
"Zah, dengar dengar... Ustazah Zid mau nikah ya?"

Sebenarnya aku sudah lama tau kabar ini, tapi tentu saja aku tak boleh menyebarkannya ke sembarang orang, oleh karenanya aku menjawab dengan ekspresi tidak tahu, lebih tepatnya aku pura-pura tidak tahu.

"Iya Dek? Dengar dari mana?"
Tanyaku.

"Alwa yang ngabarin Zah! Katanya ustazah Zid calon kakak iparnya Awa"
Semangat sekali santriku ini berlambe turah 😁.

Obrolan itu terus berlanjut, hanya saja di pertengahan pembicaraan aku memberhentikannya demi kelangsungan halakah yang sisa waktunya tinggat setengah jam lagi.

Itu kisah beberapa pekan yang lalu, sengaja kubahas di awal tulisanku karena sebenarnya di coretanku ini aku akan membahas tentang temanku itu, ya si ustazah Zid yang kubahas bersama santriku di beberapa pekan yang lalu.

Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan. Teman yang juga kuanggap kakak datang mengunjungiku di sini, bukan hanya aku seorang, Zid dan beberapa teman yang lain juga ikut dikunjungi.

Banyak hal yang kami obrolkan, yang paling banyak tentunya mengenai bagaimana perkembangan Andalus enam bulan terakhir ini. Dengan semangat, aku dan Zid menjelaskan secara detail ke mereka, ya, ke Kak Nith dan Kak Ar.

Ratusan kata mulai mengalir keluar dari mulut kami masing-masing, tentunya dengan berbagai ekspresi yang cocok untuk setiap kalimat yang kami ucapkan. Tiba-tiba entah siapa yang memulai, kami membahas tentang Zid yang tinggal menghitung bulan akan menikah. Ya, dia sudah lamaran dan nadzoran (pertemuan antara perempuan dan laki-laki guna melihat penampilan). Semoga Allah memudahkan urusannya hingga di hari pernikahannya nanti.

"Jadi, apa rahasianya nih Zid? Keren banget ga sih... Orang yang selama ini memang kau simpan rasa ke dia yang datang melamarmu?"
Seperti biasa kak Nith bertanya dengan hebohnya.

"Berjuang dalam doa itu lebih dahsyat kak"
Jawab Zid kalem, seakan memang itulah senjata rahasianya.

"Jadi, selama ini kamu berdoa sambil sebut nama dia?"
Tanyaku memperjelas.

"Iya kak" jawabnya lagi seraya menundukkan muka tanda dia malu.

"Maasya Allah"
Ucapku.

"Jadi buat kak Nith, kak Ar, dan kak Inas, doa aja deh kak, serius, itu senjata yang paling ampuh. Berdoanya terus menerus, oiya sebelum berdoa kakak harus pemanasan dulu dengan memuji Allah sebanyak-banyaknya, juga sholawat tak boleh terlupa sebelum berdoa,  insya Allah akan terkabul kok kak"
Dengan semangat Zid menjelaskan kepada kami tentang bagaimana cara dia berdoa hingga Allah kabulkan doanya.

Sungguh, Allah Maha Mengabulkan doa.

#30dwcjilid20
#squad2
#day25

HALAKAH TAHFIDZ - LOVE 3000Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang