RIDDLE STORY?

46 2 0
                                    

Bosan. Ya, satu kata itu cukup mewakili warna halakah dhuha kali ini.

Halakah kali ini kumulai seperti biasanya, salam, tagih senyuman, pernafasan, dan pemanasan.

Setelah pemanasan sekitar lima menit, baru kupersilahkan mereka untuk setoran hafalan.

Tak ada yang istimewa. Sama seperti biasanya, salah satu dari mereka datang ke hadapanku untuk menyetorkan hafalannya, lalu kukoreksi, kuizinkan lanjut jika lancar, kularang lanjut jika masih tidak lancar. Begitu seterusnya hingga   lima atau sepuluh menit sebelum jam halakah usai.

Tak ada drama. Iya, biasanya ada drama yang menghiasi halakah-halakahku, tapi kali ini kosong. Sekosong hati ini😅.

Maka, aku berinisiatif untuk membuat drama itu, paling tidak aku ingin menciptakan suasana yang seru.

"Dek... Kalian mau dengar cerita Ana gak?"
Tanyaku kepada mereka dengan suara yang cukup lantang, sengaja agar aku bisa menarik perhatian mereka.

Dan benar saja, mereka semua menoleh ke arahku seraya berteriak,
"mau ustazah!"

Tanpa kukomandoi, mereka langsung menyerbu menujuku. Kulihat wajah mereka sangat antusias. Ah, mereka memang sangat senang jika aku berbagi cerita ke mereka. Entah karena ceritanya yang bagus atau kah cara penyampaianku. Maafkan aku yang sedikit narsis ya😅.

"Kalian pernah dengar riddle story gak dek?"
Tanyaku sebagai aba-aba sebelum aku memulai cerita.

"pernah Zah! Aku pernah liat di YouTube"
Jawab salah satu santriku. Yang lain pun ikut mengiyakan. Tapi ada juga sebagian dari mereka yang menggelengkan kepala tanda tak tahu.

"Ana mulai aja ya ceritanya,
Di sini, ana pakai sudut pandang aku ya dek?

Aku sedang bepergian dengan bus. Ketika aku masuk bus, aku mendengar suara seorang laki-laki yang berkata
"sapi", aku mencari sumber suara itu, ternyata dia melihat ke arahku sambil kembali mengulang kata "sapi". Aku sedikit geram, mengapa aku dipanggil dengan sebutan sapi padahal aku tidak gemuk layaknya sapi.

Tapi aku tidak mau mencari masalah, jadi aku membiarkan laki-laki tersebut. Di pemberhentian selanjutnya, seorang wanita masuk ke dalam bus, dan laki-laki yang tadi tiba-tiba berkata seraya melihat ke arah wanita itu "kambing". Aku heran sekali, mengapa dia menyebut wanita itu kambing padahal dia memiliki tubuh yang besar layaknya sapi.

Di pemberhentian selanjutnya, seorang anak sekolahan masuk ke dalam bus, kuperhatikan si laki-laki yang tadi berkata "roti" sambil melihat ke anak sekolahan tersebut. Apa? Kenapa dia berkata seperti itu? Jelas-jelas yang masuk tadi adalah anak sekolahan yang sama sekali tak ada miripnya dengan roti.

Bus itu akhirnya tiba di tujuanku. Sebelum aku turun, ada sosok laki-laki tampan berjas dan berdasi yang masuk ke dalam bus, aku kembali melirik laki-laki yang aneh tadi, dan dia berkata sambil melihat ke arah laki-laki berjas itu "manusia".
Wah, akhirnya dia mengatakan bahwa yang ia lihat adalah manusia".

Kulihat satu per satu wajah santriku mulai masuk ke dalam ceritaku. Mereka juga penasaran dengan kata-kata yang dilontarkan oleh laki-laki aneh itu.

"Sampai sini kalian mengerti kan cerita ana?"

Aku bertanya memastikan apakah mereka benar-benar mengikuti alur ceritaku atau tidak.

"Iya zah, paham kok"
Celetuk salah seorang dari mereka.

"Kira-kira, mengapa laki-laki aneh itu bertingkah seperti itu? Mengapa dia menyebut si tokoh aku itu dengan sebutan sapi padahal dia kurus, sedangkan dia menyebut si perempuannya kambing, padahal perempuan itu gemuk?"

Aku bertanya kembali kepada mereka. Aku meminta mereka untuk menganalisis kira-kira mengapa.

Mereka mulai menebak-nebak. Tapi tak ada satu pun dari mereka yang benar. Karena waktu halakah sudah habis maka kuberi tahu mereka misteri dari cerita itu.

"Jadi, laki-laki aneh itu menyebut tiap orang sesuai dengan apa yang orang-orang itu makan terakhir kali. Seperti tokoh Aku di situ, si Akunya memang makan daging sapi sebelum dia berangkat menaiki bus"
Aku menjelaskannya hati-hati agar mereka mengerti.

"Jadi zah, yang laki-laki berjas dan berdasi itu makan orang dong?"
Santri-santriku berseru histeris.

Aku menjawab kehisterisan mereka dengan senyuman penuh misteri. 😏

#30dwcjilid20
#squad2

HALAKAH TAHFIDZ - LOVE 3000Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang