Seorang diri aku duduk di ruang tamu sepeninggal Fandi. Malam ini kebetulan jadwal anakku tinggal bersama ayahnya. Jadi aku punya lebih banyak waktu untuk diriku sendiri. Termasuk untuk melamun dan menumpahkan emosi.
Fandi pasti akan segera menghubungiku lagi. Ia butuh kepastian apakah aku menerima atau menolak lamarannya. Aku yakin, akulah orang pertama yang ada dalam benaknya ketika ia berpikir untuk menikah kembali. Dan itu memunculkan kebanggaan dalam diriku. Tetapi sampai saat ini aku tetap merasa tidak bisa menerima lamarannya.
Aku menghela napas panjang. Kadang aku berpikir, di usia yang tidak bisa dikatakan muda dan janda pula, mungkin aku memang tak bisa leluasa memilih pasangan. Beberapa orang dengan keadaan seperti diriku yang kukenal, memutuskan menikah tanpa mempertimbangkan banyak hal. Sebagian mereka bahkan tak lagi berpikir tentang cinta. Mungkin mereka percaya bahwa cinta akan datang dengan sendirinya.
Akankah aku juga melakukan hal yang sama? Rasanya sulit. Cinta tetap saja hal penting yang harus ada ketika aku memutuskan untuk menikah.
Jujur aku menyukai Fandi. Menyayanginya. Tetapi seperti dulu, rasa suka dan sayangku padanya masih tidak berubah. Sebatas rasa sayang seorang adik pada kakaknya. Seperti halnya rasa sayangku pada Jonas, seperti itulah perasaanku pada Fandi.
Fandi jelas punya banyak nilai lebih dibanding beberapa laki-laki yang pernah mendekatiku. Kami sudah lama saling mengenal. Aku mengenal orangutanya karena Jonas pernah mengajakku mengunjungi mereka.
Aku sendiri mengakui, Fandi adalah orang yang baik, penyayang. Ditambah karirnya bagus pula. Mestinya aku tak perlu ragu menerimanya kalau saja Yuma tidak kembali menghubungiku.
Yah, aku telah berbohong pada Fandi. Memang pada awalnya kami hanya berteman di media sosial saja. Tetapi belakangan Yuma mulai menyapaku secara pribadi. Bahkan kami telah beberapa kali bertemu. Dan aku tak merasa bersalah karena itu. Karena menurut pengakuan Yuma, sudah sejak beberapa waktu lalu rumah tangganya guncang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Balajar Mencintaimu (Cerpen Lengkap)
Historia CortaSebodoh-bodohnya keledai tak mau jatuh di lubang yang sama. Harusnya aku mendengar kata Jonas. Fandi lebih bisa dipercaya. Ia mencintaiku dan tak akan menyakitiku. Baru kusadari betapa bodohnya aku. Mestinya aku tak mempercayai omongan Yuma begitu s...