Kenikmatan Hakiki
Sesak, seperti ada yang berebut keluar.
Pengap, seperti dihantui rasa.
Ingin menangis, kalau diingat-ingat bagaimana rasanya kala itu.Menyedihkan harus mengakui kalau hati tak pernah bohong.
Bersamaan dengan itu pula, pikiran memaksa membanting.
Menuju sesuatu yang sudah diharuskan.Karena semua rasa tak harus selalu berakhir bahagia.
Apalagi rasaku ini.Tidak baik.
Aku hanya akan menyakiti diri sendiri.Makadari itu,
Kupanjatkan setiap malam sampai beberapa hari berikutnya,
Meminta Tuhan untuk menghapus rasa ini,
Meminta Tuhan untuk mencabut perasaan ini,
Agar...Seandainya nanti hati ini kau buat patah,
Seandainya nanti rasa ini tidak terbalaskan,
Hatiku sudah lebih dulu baik-baik saja.Hingga saat itu tiba, aku yakin.
Masa itulah aku berhasil memenangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat-Surat Cinta
PoetryUntuk diriku. Untuk kamu. Dan untuk kita. Kamu yang menjadi temanku, sahabatku, saudaraku, dan bahkan.... Kamu yang masih berhasil menetap dalam pikiranku, memupuk rasa tanpa akhir yang jelas.