#3

8 2 0
                                    

Si aku.

Tatkala dingin menusuk tulang,
Si aku menggigil memeluk guling.
Tatkala panas membakar asa,
Si aku menggebrak berharap senja segera menjemput malam.

Serba salah kamu rasa,
Sebab tak pernah ada puas kata untuk si aku.
Kesal sesal kamu rasa,
Sebab tak pernah pandai berucap syukur si aku.

Tenang, si aku memang begitu.
Ia pula tak masalah kamu tinggalkan.
Tenang, si aku memang selalu begitu.
Ia pula tak peduli kamu ceramahi.

Lihat, bahkan pancaran gelangga air ia salahkan atas keadaannya.

Berdo'a saja, ia terseok minta ampun untuk segala ucap misuh yang terlanjur melangit.

Surat-Surat CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang