Sudah 3 bulan Jeongin di sekolahnya. Banyak berubah di kehidupan Jeongin, antara lain dia dan Hyunjin semakin hari semakin dekat. Tapi, dekatnya bukan romantis, malah sering adu bacot.
Hyunjin yang kerjaannya cuma ngomel, dilawan lagi sama Jeongin yang hobinya nyolot, ngumpat dan ngedumel sendiri. Walaupun begitu, mereka nyaman aja berdua kayak gini terus.
Tapi, ada dua hal yang gak diinginkan Jeongin itu terjadi. Seungmin akhir-akhir ini berubah, dia jadi dingin, cuek, dan gak suka sama sekali ke Jeongin. Beda banget sama kayak dulu, tapi Jeongin tetap harus Terima keadaan Seungmin sekarang.
Kedua, trio cabe belum juga nyerah untuk gangguin Jeongin. Dan, salah satu dari mereka teror Jeongin dengan kiriman barang yang aneh-aneh, telpon yang terus ada setiap jam 3, dan chat yang gak berguna isinya semua ancaman gak jelas. Jeongin yang ngeliat itu pun jengkel sendiri ngeliat.
Semua orang terdekatnya tau, kecuali Hyunjin. Dia gak tau apa-apa, apalagi atas perubahan Seungmin selama ini. Jeongin ahli banget ya mendam semuanya.
•••
Minggu depan ulangan sudah akan diadakan. Semua murid berlomba-lomba mendapatkan nilai yang terbaik termasuk Jeongin. Dia pengen banget banggain diri sendiri apalagi dirinya sendiri. Sekarang, kelas cukup berisik karena gurunya sedang tidak ada.
"Buku gua dimana njir?" Gumam seorang perempuan bernama Remi.
"Cari apa lo, Mi?" Tanya Olivia sambil nahan senyum liciknya.
"Nyari buku catatan gua. Kalo gak ada tuh buku, gua gak bisa belajar. Ulangan juga gua gak bisa ngerjain! Ih, dimana sih!" Ucap Remi sambil ngacak-ngacak rambutnya, udah sampe frustasi nyarinya.
"Oke, sebentar! Guys, mohon perhatiannya sebentar!" Teriak Olivia dan yang lain mengalihkan pandangan ke dia.
"Kasih semua kunci loker kalian, karena Remi kehilangan buku catatannya." Lanjut Olivia.
"Lah? Terus apa hubungannya sama kita, goblok?" Dengan tatapan sinis, Ryujin mulai agak curiga sama Olivia.
"Ya ngecek loker lah! Siapa tau ada yang nyuri terus nyimpen di loker, buruan!" Maksa banget sih elu, Liv.
Mereka semua ngasih kunci lokernya masing-masing, dan terakhir ngasih adalah Jeongin.
"Tangkap." Ucap singkat Jeongin lalu melempar kuncinya ke Olivia.
"Yeuu! Songong lu, nying!" Balas Olivia lalu pergi ke loker depan kelas.
Mereka semua keluar kelas, dan kepo siapa yang nyuri catatan punya Remi. Satu-satu loker diperiksa, dan tiba saatnya loker bagian Jeongin dibuka. Dan...
"Ini buku lo bukan?" Tanya Olivia sok-sok polos minta ditampol.
"Iya, itu buku gua! K-Kok ada di loker lo, Jeong?" Kini semua terpana ke Jeongin, kecuali sahabat-sahabatnya.
"A-Aku gak nyuri itu! Aku gak pernah ngeliat buku catatan kamu juga, Mi!" Jawab Jeongin. Jeongin jujur. Dia bahkan gak tau kenapa bisa disitu.
"Gak usah bohong lo, Jeong! Jelas-jelas udah di loker lo gak usah menghindar!" Sahut Olivia. Ni anak nyahut aja kerjaannya, sewot amat jadi orang.
"Bukti lo akurat belum tuh? Hah?" Ryujin masih gak percaya.
"Gak perlu bukti akurat pun udah ketauan kalo Jeongin yang ngambil. Ngaku gak lo?!" Bentak Olivia.
"Gini ya aku kasitau. Aku emang bodoh, tapi bukan berarti aku bodoh harus sampai nyuri catatan orang." Jawab Jeongin dengan nada yang masih tentang santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴀɴɴᴏʏɪɴɢ ʙᴏʏ >> ʜʏᴜɴᴊᴇᴏɴɢ
Fanfictionbaca saja, pasti nanti kamu suka. warning! bxb! bagi yang tak suka dengan bxb, lebih baik pergi. start ; 081119 end ; 211219