- 27 -

839 82 1
                                    

Jeongin masih tak berhenti tersenyum mengingat kejadian tadi sore di halte bus. Ah, hatinya bahagia, gembira dan rasanya ingin menari pandang rumput di temani dengan hembusan angin yang lembut.

"Jeje!!" Yaampun, teriakan itu membuat Jeongin terkejut. Pasti itu Seungmin. Jeongin berjalan ke bawah dan melihat Seungmin tengah sibuk dengan loyang-loyang kue di depannya. Buat kue? Tapi, siapa yang hari ini ulang tahun?

"Kakak buat kue? Buat siapa?" Seungmin hanya nyengir mendengar perkataan adiknya, " Gak, iseng aja. Lagi pengen kue." Jeongin mengangguk dan menghampirinya.

"Jeje, pengen bantuin kak!" Seungmin menggeleng pertanda berarti tidak boleh. "Lho, kok gak boleh?" Tanya Jeongin sambil mengerucutkan bibirnya. Gemesh.

"Gak. Kamu kesini kakak panggil, buat cobain bukan bantuin." Ucap Seungmin sambil mengaduk adonan. "Tapi, kan biar cepat selesai atuh kak!" Jeongin merajuk. Orang-orang mah pada males bantuin, dia malah merajuk gara-gara gak bisa bantuin. Anak rajin memang beda.

• 2 minggu kemudian •

Jeongin dan Hyunjin semakin dekat dari hari ke hari. Teman-temannya yang menyadari itu tentu saja mulai berpikir aneh, kenapa bisa secepat itu? Tapi, biarlah biar itu jadi urusan mereka berdua. Olivia yang tahu itu tentu saja bahagia melihatnya tapi belum lagi nanti bahagianya akan lebih.

Hari ini Olivia berencana untuk mengatakan ke semua orang. Maksudnya, ke semua orang yang dekat dengan Jeongin. Seperti, Seungmin, teman-temannya, Ryujin, dan juga Hyunjin. Membuktikan semuanya berupa rekaman suara, dan rekaman video. Ia mengirimkan pesan ke mereka semua dengan nomor tak dikenal. Jadi, nomor yang ia pakai untuk mengirim pesan ini menggunakan nomor yang tak diketahui siapapun. Pesannya adalah:

"Hari ini setelah pulang sekolah, datanglah ke gudang sekolah. Tepat waktu. Jika terlambat, akan ku berikan hukuman."

Begitulah kira-kira isi pesannya. Ia ingin masalahnya benar-benar selesai. Bukan hanya seperti di bawa oleh angin. Tapi, benar-benar tak perlu lagi untuk diulang, dibahas dan diingat. Jadikan itu semua sebagai kenangan yang menyimpan seribu rahasia yang tak pernah di ketahui.

Olivia sedang berjalan menuju gudang yang sesuai ia janjikan. Sampai disana, Olivia melihat orang-orang yang sudah ia ajak kesini melalui pesan.

"Lho kok lo yang disini, Liv?" Tanya Chaeryoung. Olivia hanya tersenyum, "Gua yang ngajak kesini. Itu pesan dari gua."

Semuanya kaget mendengar ucapannya. "Yeuu segala nyamar, tinggal ngomong kan bisa!" Olivia menata tajam ke arah Chenle. "Bacot banget sih." Gumam Olivia sambil duduk di salah satu kursi disana.

Mereka pun ikut duduk disana, karena Olivia sengaja menyediakannya untuk mereka. Delapan orang termasuk dirinya.

"Jadi, disini lo mau ngomongin apa?" Tanya Ryujin dengan nada bicara yang dingin. "Gua mau nunjukkin bukti. Kalian semua harus tau."

"Pertama, gua mau kalian dengar rekaman suara ini." Olivia memulai rekamannya, dan itu adalah rekaman dimana waktu itu Olivia sedang berteduh di caffe dan bertemu dengan ayah Ryuji dan Hyunjin. Kalian masih ingat obrolannya kan? Jadi, tak perlu lagi aku ingatkan.

"Hah? Rekaman lu ngaco!" Ucap Hyunjin. "Terserah, mau lo percaya atau gak. Tapi, ini serius deh, dari mulut bokap lo, kak. Dengarnya sih miris, miris banget."

"Keesokannya, Jeongin disakitin sama Jeno. Ditinju, ditampar berkali-kali. Kak, lo gak ngeliat mukanya yang babak belur itu? Iya? Itu semua adalah suruhan Ryujin. Di hari yang sama, ternyata Ryujin itu cuma pura-pura pingsan. Mau percaya atau gak terserah. Di hari yang sama lagi, gua ngerekam ini." Olivia memperlihatkan adegan ciuman Hyunjin dan Ryujin ketika ia mendapatkan hukuman beberes di perpustakaan.

Dua oknum yang ada di video tersebut, hanya menunduk malu. "Gimana malu?" Ejek Olivia sambil tertawa licik.

Kemudian, ia menunjukkan video dimana kejadian ciuman Hyunjin dan Ryujin. "Ini dua hari setelah video ciuman pertama. Gua sama Guanlin habis kena hukuman, niatnya pulang tapi baju ganti Guanlin ketinggalan kelas. Setelah itu, kita berdua ke kelas, dan ngeliat lo berdua begini." Seungmin melihat itu benar-benar harus menahan amarahnya. Harus bisa.

"Yang kedua, video masih di hari sama tapi di tempat yang berbeda. Ini waktu gua sama Guanlin di mall. Lagi nungguin dia, gua liat lo sama Beomgyu. Yap, lo keliatan bahagia banget sama Beomgyu. Terus, Hyunjin siapa?" Olivia tertawa kecil. Melihat dua orang di depannya ini sedang menahan beribu-ribu malu.

Olivia kemudian memutar rekaman suara lagi, kali ini suara Ryujin dengan seorang perempuan. Ingat kan, waktu Jeongin sama Olivia di taman. Mereka niatnya mau berfoto tapi keduanya tampak membicarakan seseorang. Ternyata, Ryujin yang selama ini hanya ingin harta Hyunjin. Matre. Masa bodoh dengan dosa menguping pembicaraan orang lain.

Uwuwuwuw saatnya Olivia beraksi nihh, seru tau bikin Hyunjin sengsara. Ayo, hujat! Hujat! Eh, jangan kasian. Bentar lagi tamat. Tamat.

rinn🍃.

ᴀɴɴᴏʏɪɴɢ ʙᴏʏ >> ʜʏᴜɴᴊᴇᴏɴɢTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang