neuf

964 92 3
                                    

Chenle dengan santai bersiul saat petugas lapas mempersilahkan dirinya masuk ke dalam ruangan persegi yang biasa digunakan saat mengunjungi napi.

Beberapa saat kemudian, pria yang Chenle nanti membuka pintu di balik kaca yang membatasi mereka. Membuat Chenle tersenyun licik.

"Gimana paman? Enak di penjaranya?" Cibir Chenle, membuat pria tua dihadapannya mendengus kesal.

"Makanya, kan aku udah bilang. Paman tuh salah main-main sama kami. Pake nyulik Yiren segala. Paman meremehkan kemampuan calon istri aku ya?"

"Diam kamu bocah!"

Chenle tertawa puas mendengar sang lawan bicara yang sudah sangat kesal. Karena semua yang Chenle katakan adalah kenyataan bersifat mutlak.

"Jangan marah dulu lah paman. Mungkin setelah ini paman bakal berterima kasih sama aku, karena paman bakal bebas dalam tiga hari. Kurang baik apa sih aku?" Ucap Chenle dengan ekspresi yang tidak dapat ditebak.

"Maksud kamu?"

"Well, aku bakal bebasin paman. Tapi syaratnya, menyerah saja ditangan Zhong dan jadikan Renjun-ge presiden perusahaan. Kalau paman tidak mau, aku bisa ekspos saat ini juga dan bisa paman tebak kan berapa kerugian Huang hanya karena keserakahan pemilik perusahaannya?"

Kepala keluarga Huang itu berdiri dan menggebrak meja dihadapannya. "Brengsek! Beraninya kau menyentuh putraku dalam permainan licik mu?"

"Hah! Kau yang mulai duluan paman, memanfaatkan kelemahanku. Dan juga memanfaatkan menantumu sendiri. Jadi siapa yang mulai permainan licik ini? Aku hanya mengikuti alurnya saja paman," balas Chenle dengan pandangan nyalang.

"Ah iya, aku tak suka basa-basi. Aku tunggu sampai lusa keputusan paman, dan saat pengacaraku datang pastikan aku dapat jawaban yang aku inginkan. Kau tidak akan membiarkan keluargamu terlantar di jalan kan?"

Setelah mengucapkan kalimat terakhirnya, Chenle langsung keluar dari ruangan tersebut. Tidak mempedulikan pria Huang yang tengah mengamuk karena sudah merasa terpojok oleh salah satu pewaris keluarga Zhong itu.

Chenle tersenyun simpul. Kali ini, ia kembali berhasil melawan musuh dibalik selimutnya itu.

Sudah Chenle nyatakan kan, tidak akan ada satu pun musuh yang lolos dari jeratan apabila berani bermain api dengannya.

Sudah Chenle nyatakan kan, tidak akan ada satu pun musuh yang lolos dari jeratan apabila berani bermain api dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yiren tengah memperhatikan pantulan dirinya pada cermin. Hari ini ia tengah fitting gaun berwarna putih yang akan ia kenakan saat hari pernikahannya dua bulan lagi.

Sebenarnya Yiren sangat senang melihat gaun yang belum sepenuhnya jadi itu membalut tubuhnya. Namun pandangannya terhenti pada perutnya yang tidak lagi rata. Terdapat sedikit bump yang menunjukkan bahwa kandungannya baik-baik saja.

"Yi, udah belum fittingnya?" Panggil Chenle dari balik tirai yang membatasi keduanya.

"Nona sudah siap?" Tanya pegawai butik yang membantu dirinya.

visages | chenyi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang