sept

994 97 2
                                    

"Jadi apa yang kalian dapet?" Tanya Chenle memulai rapatnya dengan pasukan mafianya.

"Seperti dugaan tuan dan tuan Hendery, nona Ryujin dijadikan alat untuk menghancurkan Wang. Dan kemungkinan akan menjadi jalan Huang untuk menghancurkan kita,"

Ucapan salah satu anggotanya membuat Chenle kesal. Ia langsung saja menggebrak meja dihadapannya.

"Brengsek!!!"

Handphone dalam saku celana Chenle bergetar, membuat kemarahannya teredam sedikit. Ia mengambil benda pipih itu dan terkejut saat menemukan notifikasi GPS yang Chenle yakini sebagai posisi Yiren.

Chenle tidak kaget lagi kalau Yiren sering membawa GPS dan menyambungkannya ke ponsel miliknya. Itu permintaan Chenle sendiri semenjak mereka bertunangan.

Namun yang membuat Chenle terkejut adalah posisi Yiren saat ini. Gadis itu tidak berada di kantor maupun di rumahnya, melainkan tempat yang jauh dari kota.

Belum selesai dengan kecurigaannya, tiba-tiba saja pintu markas dibuka keras oleh sekretaris Chenle.

"Lo...,"

Belum sempat Chenle membentaknya sekretaris yang main asal masuk itu, sekretarisnya langsung angkat bicara.

"Tuan bisa marah sama saya nanti. Tapi ini lebih gawat, nona Yiren diculik," ucap sekretaris Chenle panik.

"Apa???" Teriak Chenle sembari berdiri dari kursinya.

"Sepertinya dari pihak Huang sudah memulai permainan mereka tuan," ucap salah satu anggota mafia Chenle.

"Bajingan!"

Chenle berteriak kesal. Kursi dihadapannya langsung menjadi sasaran amukan pria itu. Ditendangnya kursi tersebut ke lantai.

"Berani-beraninya mereka main licik kayak gini," geram Chenle dengan kedua tangan yang mengepal.

"Oke, kalau gitu....,"

Selanjutnya Chenle langsung saja memberi arahan kepada para bawahannya dan berpencar.

Chenle sendiri memutuskan untuk mengikuti sinyal GPS yang dikirim oleh Yiren. Mengendarai mobilnya sendiri. Sementara bawahannya akan mengikuti secara diam-diam. Sisanya ia kerahkan untuk mengawal Hendery menuju kediaman Huang untuk membuat perhitungan. Untung saja kakaknya bisa dihandalkan di saat-saat seperti ini.

Kini yang menjadi prioritas Chenle adalah keselamatan Yiren.

Yiren membuka matanya pelan dan menemukan dirinya yang tertidur di atas kasur usang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yiren membuka matanya pelan dan menemukan dirinya yang tertidur di atas kasur usang. Wanita itu mengedarkan pandangannya dan menemukan dirinya di sebuah ruangan gelap nan pengap. Hanya cahaya bulan dari ventilasi kecil di dekat langit-langit yang menerangi ruangan tersebut.

Yiren meraba sekeliling tubuhnya dan bersyukur karena tidak ada tali yang mengikat dirinya.

"Brengsek!" Umpat Yiren pelan.

visages | chenyi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang