"Bukan tentang suka atau tidak suka, tapi tentang mengikhlaskan meski terluka."
- Hana AM
***" ka! Nasi goreng seafood sama jus alpuketnya dua!" Seru perempuan yang sedang duduk bersama temannya, Hana mengangguk cepat lantas pergi ke belakang
"Bang! Nasi goreng sama jus alpuket dua, meja 13. Terus mie ayam spesial sama es teh lemon satu, meja 9!" Seru Hana, laki-laki berumur 24 tahun yang ia panggil abang itu mengangguk, dengan lincah ia memasukan bahan masakan beserta bumbu-bumbunya, Hana menghela nafas panjang, hari ini restoran tempatnya bekerja menjadi sangat sibuk, rekannya yang lain juga sangat sibuk dengan pekerjaannya masing-masing
'Kerjaaaa!' Ucapnya dalam hati, ia kembali melayani pelanggan kelaparan yang sedari tadi menunggu pesanan.
semua kesibukan ini berhasil reda saat jam menunjukan pukul 3 sore, semua karyawan menghela nafas lega, tangan mereka pegal, tenaga mereka hampir habis, begitupun dengan Hana, tangan dan kakinya menjadi sangat sakit, bahkan lukanya ada yang terbuka, membuat perbannya itu bernoda merah oleh darah
"Akhirnya beres juga," gadis itu menyenderkan tubuhnya ke tembok, lantas duduk di lantai, karyawan yang lainnyapun langsung duduk dimana saja
"Lah tumben han, biasanya hal kaya gini bukan masalah!" Seru laki-laki yang tadi sempat Hana panggil abang, laki-laki itu datang membawa jus mangga yang dingin lantas memberikannya pada Hana
"Gapapa bang, oh makasih jusnya." Laki-laki itu mengangguk, dan duduk disamping Hana, wajahnya terlihat sangat lelah
"Bang Juna ga apa-apa?" Tanya Hana, ya, nama laki-laki itu adalah Juna, nama panjangnya Arjuna anadra, namun sering dipanggil Juna, ia adalah chef di restoran itu, Hana telah menganggapnya sebagai kakak, dan hanya Hana yang bisa terus berdekatan dengan Juna, cowok jangkung lagi tampan itu sering diincar oleh para gadis, dan Hana adalah gadis yang beruntung karna bisa duduk didekatnya
"Lah, terbalik kali, kamu gapapa Han?" Tanya Juna
"Gapapa bang."
"Bohong."
"Engga kok bang!"
Juna langsung mengambil tangan Hana, lantas menggulung seragam kerjanya hingga kesiku, sesaat ia terkejut
"Han, kenapa tanganmu diperban gini? Mana sampai siku lagi!" Gadis itu hanya tersenyum
"Gapapa bang, elah luka gini mah ga akan kerasa apa-apa!"
"Oh ya?"
"Iya ba-AWW!" Rintih Hana saat tangan Juna sedikit menekan telapak tangannya yang terkena pecahan beling
"Ini yang namanya gapapa?" Hana menunduk, iya tidak mau terlihat lemah, dan luka sialan ini membuatnya menjadi manusia paling teraniaya. Sesaat setelah itu, ia merasakan telinganya di tarik
"Jangan so strong deh han, abang gamau kamu kenapa-napa!"
"I-iya bang, maaf!" Akhirnya Juna melepaskan tangannya dari telinganya Hana, cowok itu menghela nafas
"Kamu dijadiin boneka pelampiasan apa gimana?"
JLEB!
Ucapannya itu tepat mengenai hatinya, ia yang tidak bisa menjawab apapun lagi hanya diam tak berkutik. Juna melihatnya, melihat gadis yang ia anggap adiknya ini terdiam, tak bisa mengelak. Tentu saja itu yang membuatnya merasa sedih
"Han, abang ga suka ya kalau kamu mendam sendiri."
"Iya bang, maaf."
Mereka berdua diam dalam keheningan, Hana masih menyeruput jus miliknya, sedangkan Juna memikirkan kemungkinan-kemungkinan luka itu bisa terjadi
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Hana
Novela JuvenilIni bukan cerita yang berakhir seperti Cinderella, ini juga bukan cerita berlatar kerajaan seperti Alladin. Mudah saja, ini hanya kisah tentang gadis dengan seribu luka, gadis kuat bernama Hana. * * * "Aku akan meli...