"Hmmm ... hmmm." Teriakku sambil meronta.
Kutendang dia sekuat tenagaku, namun kalah kuat dari tenaganya.
"Dasar perempuan binal, kamu pasti akan puas terhadapku." Bentaknya dan terus berusaha mengagahiku.
Saat tangan yang membekapku sedikit bergeser, karena pergerakanku yang meronta. Aku berusaha menggigit tangannya dan kena.
"Aaah ... sial. Bangsat, perempuan sundal." Hardiknya.
Saat dia melangkah mendekatiku lagi, aku beringsut dan berlari. Sayang kakiku terjegal oleh kursi, lalu terjatuh. Saat terjatuh dia mendekatiku dan menarikku keatas kasur. Lelaki ini berusaha mencumbu, dari menciumi wajah hingga ke leherku. Tak ingin menyerah aku menendangnya dan tepat mengenai kemaluannya.
Dia jatuh tersungkur, mengaduh kesakitan dan berteriak histeris. Melihat dia menggelepar di lantai membuatku bergidik. Rintihannya sangat menyayat hati, tak lama terdengar suara yang menakutkan,
Kreek ... kreeek ... kreeek, berulang-ulang
Seperti tulang-tulangnya pada patah. Tercium bau yang menyengat, entah bau apa itu. Membuatku mual dan tak berhenti bergidik.
Tangan dan kakinya berubah menghitam, sungguh pemandangan yang mengerikan.Tak berapa lama kepalanya mulai menghitam hingga sekujur badan. Aku sampai tak mampu berteriak bahkan menggerakan tubuhku. Tubuh lelaki itu berubah bentuk perlahan-lahan. Menjijikan dan tak dapat digambarkan lagi.
Dia merayap mendekatiku yang duduk diam dan kaku bagaikan ukiran kayu yang dipajang. Suaranya membuat ku ingin berteriak tapi tak bisa.
Sreeek ... sreeek ... sreek,
Tubuhnya semakin mendekat membuatku semakin berdebar ria. Tak tahu harus bagaimana.
"Aaaa ... aaaa," teriakku, namun sedikit tercekat.
"Perempuan sundal, apa yang kamu lakukan!" Desisnya.
"Pergi ... pergi, kenapa kamu ingin menyakitiku." Bentakku.
"Tubuhmu milikku, tubuhmu milikku." Desisnya dan terdengar suara kreeek.
"Aaaaa ... aaaa, pergi. Jangan ganggu." Usirku pada makhluk itu.
Hampir saja dia sampai di kakiku, dikibas-kibaskan ekornya. Sampai jarum di ekornya mendekati wajahku. Aku sudah pasrah karena makhluk yang mengerikan itu sangat besar.
Ku kuatkan diri untuk berdiri tegak dan memegang buku yang ada dimejaku."Heii ... Mahluk jadi-jadian pergi kamu." Dengan suara gemetar aku beranikan diri berbicara.
Seperti mengerti ucapanku, lelaki yang berubah menjadi mahluk yang mengerikan itu berbalik dan pergi menuju pintu depan dan menghilang. Namun ada sebuah dompet yang tertinggal dilantai juga sobekan baju dan celana yang dipakai lelaki itu saat berubah menjadi sesosok mahluk.
****
Karena kengerian yang terjadi membuatku tak habis pikir hingga tak terasa aku terlelap dalam tidurku. Tak merasakan mimpi apapun hingga membuat tubuhku sedikit rileks saat terbangun. Begitu mata ku terbuka, bayangan semalam masih terlihat jelas. Begitu mengerikan dan nyata. Mungkin aku hanya bermimpi, bathinku. Saat aku turun dari ranjangku untuk bersiap berangkat kerja. Begitu terpana mataku melihat robekkan baju dan celana berserakan dilantai. Dengan cepat aku membersihkan lantai menggunakan sapu dan membang bekas sobekan itu ke tong sampah.
Mataku tertuju pada sebuah dompet yang tergelatak. Apa iya aku semalam mimpi, pikirku. Lalu aku mendekati dompet tersebut dan mengambilnya. Kubuka perlahan ada banyak lembaran uang kertas didalamnya dan juga kartu-kartu ATM. Lalu aku masukan dalam laci meja, takut terjadi sesuatu atau lelaki itu datang kembali dan membuat masalah makin sulit.
Akupun bersiap untuk berangkat kerja, ternyata pergelangan kakiku sangat sakit membuatku kesulitan berjalan menggunakan sepatu pantofel. Karena sudah peraturan maka aku memaksakan diri menggunakannya. Berjalan dengan sedikit berjinjit, aku sampai juga di Mall tempatku bekerja.
Ternyata ada penerimaan karyawan baru, karena Mall semakin ramai. Saat aku mencari Tari rekan satu Stand ku, aku bertemu pak Iwan. Dia menunjukkan wajah yang muram. Membuatku tak berani menegurnya. Kulewati dia begitu saja, namun dia berhenti dan melihat kearahku.
"Hai Nona, kamu lupa dengan saya." Tanyanya.
"Maaf Pak, saya terburu-buru." Jelasku.
"Pulang nanti saya mau ngobrol, boleh enggak. Tanyanya lirih.
"Mau ngobrol apa ya Pak? Bisa sih tapi cuma sebentar saja pak." Ucapku.
Dan dia pun mengangguk, pergi meninggalkanku dengan sedikit rasa kecemasan.
Saat pulang kerja, pak Iwan sudah menungguku ditempat biasanya. Rasa hatiku tak menentukan, masih mengingat kejadian semalam dan takut terulang lagi. Saat aku duduk di depan pak Iwan, terdengar lagi suara,
Kreek ... kreek ... Kreeeek
Sreek ... Sreek ... Sreek
Membuat mataku terbelalak sempurna dan tubuh menjadi kaku. Ada apa ini ...

KAMU SEDANG MEMBACA
Tisu pengasihan
Mistero / ThrillerSeorang janda yang dikhianati suami dan memilih bercerai. Dipertemukan oleh kakek misterius didalam Bis, lalu diberikan lembaran tisu basah untuk Dia gunakan. kejadian demi kejadian terjadi begitu saja, setelah dia memakai tisu itu pada wajahnya. H...