Chapter 9 - Jadian

7 1 0
                                    

                        Angan yang jadi nyata.

Sepulang sekolah Aqila langsung merebahkan dirinya dikasur empuknya. Hanya seorang Genta yang bisa memporakpandakan hatinya saat ini. Entah Aqila terlalu berharap dengan apa yang ia inginkan. Tapi,yang ia rasakan hanyalah rasa nyaman jika berada di dekat Genta.

                                            ---

Tidak terasa matahari sudah tenggelam sepenuhnya. Gadis yang berada diatas kasurnya itu menggeliat dan terbangun dari tidurnya. Ia berjalan malas menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya. Aqila yang sudah tampak segar dari sebelumnya kini sedang berada dibalkon kamarnya. Ia memasang earphone dan menyetel musik yang sekiranya membuat hatinya tenang. Sesekali Aqila juga menyanyikan lagu yang ia dengarkan.

                                             ---

Ting...
Aqila yang langsung terbangun dari tidurnya, langsung membuka handphone yang berada di nakas meja sebelah kasurnya.

Genta
Gue tunggu jam 9 pagi ini di taman deket perumahan lo. Gaada penolakan,pokoknya harus dateng. See you.

Aqila melebarkan matanya dan ia tak sadar bahwa mulutnya setengah terbuka "Genta gak salah kirim kan? Apa dia lagi ngigo? Apa gimanasih. Gue harus apa sekarang? Dia kok tau id line gue sih. emang,dia tau darimana? Ah bodoamat pokoknya sekarang gue harus mandi."

"Kamu mau kemana? Itu kenapa bajunya berserakan di kasur?"

Aqila yang sedang asik memilih-milih bajunya itu tidak menghiraukan seseorang yang sedang berbicara dengannya.

"Dek kok nggak dengerin kakak sih" kesal Tama yang berjalan menuju lemari Aqila.

"iihhh kak bentar dong, kenapa ga ketok pintu dulu sih, untung aku pakek baju handuk." kata Aqila yang masih tidak menghiraukan kakaknya.

"Ada acara sangat penting jadi,aku harus pakek pakaian rapi dan menarik kak"

"Acara apa?"

"Kepo. Udah sana aku mau ganti baju dulu" usir Aqila sambil mendorong kakak yang super kepo itu agar keluar dari kamarnya.

Aqila melihat penampilan dirinya dicermin 'semoga tidak mengecewakan'

"Mah aku keluar dulu ya ada urusan penting" pamit Aqila berjalan menuju mamanya yang sedang melihat tv di sofa.

"Sama siapa?"

"Sama someone" kata Aqila sambil tertawa kecil.

"Gak mau dikenalin ke mamah nih?" goda mama Aqila.

"Apasih mah" jawab Aqila dengan malu-malu.

"Dasar anak jaman sekarang" saut seseorang yang sedang menuruni anak tangga dibelakang sofa yang ditempati Aqila dan mamanya.

"Udah ya mah Aqila berangkat dulu gaenak kalo udah ditungguin. Assalamualaikum"

"Yaudah hati-hati. Jaga diri baik-baik Aqila."

"Hei kamu ga pamit sama kakak?" tanya tama yang baru saja menuruni anak tangga itu.

"Keluar dulu kak. Assalamualaikum" pamit Aqila

"Iya waalaikumsalam hati-hati kamu,jangan macem-macem"

"Iya kak tama yang super kepo dan posesif" jawab Aqila dengan wajah datarnya.

                                            ---

Sudah lebih dari setengah jam dari waktu yang ditentukan tadi. Tetapi,orang yang ditunggu tidak memunculkan batang hidungnya. Aqila yang terus menerus mengecek hpnya itu berharap jika orang yang ia tunggu mengabarinya. Tapi nihil tidak ada satupun notifikasi dari orang itu.

"Awas aja sampek dia ngerjain gue, bakalan gue tinju besok disekolah." gerutu Aqila yang sedang kesal itu.

"Gue ga ngerjain lo kok. Maaf kalo telat datengnya"

Aqila tidak asing dengan suara yang ia dengar dari belakang kursi yang ia duduki saat ini. Penasaran,tetapi Aqila tidak mau untuk menengok kebelakang sekarang.

"Lo mau kan jadi pacar gue?" tanyanya to the point. Dan sudah berada dibelakang Aqila sambil menyodorkan sebouqet bunga dan berjalan menuju kehadapan Aqila yang mematung itu.

"Genta?" Aqila blank.

"Iya gue Genta,Qil. Gimana, lo mau kan jadi pacar gue?" Genta berjongkok didepan Aqila dan masih memegang sebouqet bunga tadi.

"Gu.. Gue mau" final Aqila yang masih enggan berdiri dari kursi itu.

"Beneran?" tanya Genta dengan mata yang berbinar.

"Iya beneran" jawab Aqila yakin.

"Ini bunganya gak mau diambil? Gue udah beliin nih buat lo" kata Genta.

"Oh iya, maaf gue masih syok tadi" jujur Aqila dengan tersenyum malu dan mengambil bunga dari Genta.

"Gapapa kok" jawab Genta lembut.

"Makasih ya, Gen"

"Gue yang makasih karna lo mau nerima gue jadi pacar lo" kata Genta yang sudah duduk disebelah Aqila.

Aqila hanya tersenyum dan mengangguk. Hari itu mereka hanya mengobrol kecil dan menikmati udara ditaman itu, anggap saja mereka berkencan untuk yang pertama kalinya dalam status berpacaran.

'Ternyata perasaan gue selama ini tidak bertepuk sebelah tangan. Makasih Genta.'





Haii... Lama ya ga ketemu sama tulisan author wkwk. Maaf ya gapernah up tentang cerita ini, karna author skrg lagi banyak tugas dan ujian sekolah soalnya udh kelas 12 huhu. Kalo pikiran lagi jernih dan ada waktu senggang bakalan up lagi kok,insyaallah. Semoga suka ceritanya.

Jgn lupa Vomentnya readersku tercinta.
We are one❤












Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BROKEN HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang