HOME

1.9K 89 6
                                    

Seorang laki-laki yang duduk termenung di sebuat kafe yang terletak tidak jauh dari pusat kota Seoul, dia terlihat begitu sedih. "Apa yang membuatmu sedih oppa?", tanya seorang wanita yang melihat sahabatnya melamun, diletakkan coklat panas di depan laki-laki itu.

"Ada denganmu Chanyeol oppa?", tanya wanita itu lagi.

"Aku enggak apa-apa kok Wen," jawab laki-laki yang bernama Chanyeol, Park Chanyeol kepada sahabatnya Wendy.

"Baiklah jika oppa belum mau bercerita.", kata Wendy.

"bagaimana kalau kita makan malam sama-sama, aku yakin oppa belum makan malam. Bagaimana?", sambungnya.

"Ok."

"Ayo kita kurumahku oppa, nanti aku akan masakan makanan kesukaanmu.", ajak Wendy. Wendy mengajak Chanyeol pulang ke Apartementnya.

"Tunggu sebentar oppa," kata Wendy yang berjalan menuju kasir, "Sooyeong-ah maaf aku tidak bisa menemanimu. Aku bisa minta tolong untuk menjaga kafe dan jangan lupa untuk mengunci pintu jika sudah tutup. Maaf aku merepotkanmu."

"Enggak apa-apa kok eonni, eonni tidak perlu khawatir. Serahkan semuanya padaku", jawab Sooyeong, yang bernama lengkap Park Sooyeong itu.

"Baiklah, kalau begitu aku pergi. Aku titip cafe padamu.".

"Ayo oppa kita berangkat", kata Wendy sambil mengandeng Chanyeol pergi.

....

Sesampainya di Apartement Wendy, dia mulai untuk memasak dan meminta Chanyeol untuk istirahat, "lebih baik oppa istirahat di ruang tamu dulu selama aku memasak," kata Wendy sambil mengajak Chanyeol keruang tamu, "aku tinggal masak dulu, oppa mau minum apa?".

"Terserahmu saja Wen, selama tidak membuatmu repot."

"Baiklah," kata Wendy sambil berjalan menuju dapur, Wendy bersyukur bahwa ruang tamu dan dapur tidak memiliki sekat sehingga dia bisa mengawasi Chanyeol dari dapur.

"Ini oppa," Wendy meletakkan segelas coklat panas dihadapan Chanyeol dan berjalan kembali kedapur. Dia tau bahwa laki-laki yang saat ini duduk di ruang tamu sedang memiliki masalah yang membuatnya khawatir, sejak awal bertemu sampai saat ini Chanyeol hanya terdiam dengan ekspresi terluka dan beberapa kali dia menghela nafas berat, tapi Wendy tidak ingin memaksa Chanyeol untuk bercerita, dan dengan berat hari Wendy melanjutkan masaknya meskipun dia sebenarnya tidak ingin melihat Chanyeol seperti itu.

"Wen," panggil Chanyeol.

"Ada apa oppa, kenapa oppa menangis?", kata Wendy yang terkejut melihat pria yang ada di hadapannya ini menangis, segera wendy mematikan kompornya dan menghampiri Chanyeol yang berada tidak jauh dari meja makan. Wanita itu memeluk Chanyeol erat dan mengelus pungungnya.

"Kenapa oppa, sebenarnya ada masalah apa?", tanya Wendy, Chanyeol hanya bisa menangis dalam pelukan Wendy tanpa menjawab pertanyaan wanita itu, "bagaimana kalau kita duduk dulu oppa supaya oppa bisa bercerita lebih leluasa?".

"Apa aku terlihat seperi laki-laki yang cengeng!".

"Kata siapa, setiap orang berhak untuk menangis ketika mereka tidak sanggung menanggung rasa sakit oppa, jadi wajar jika oppa menangis kecuali kalau oppa menangisnya sambil meraung-raung seperti anak-anak mungkin itu terlihat memalukan," jawab Wendy yang berusaha menenangkan suasana. Yang dijawab dengan kekehan oleh Chanyeol.

"Aku senang melihat oppa tertawa lagi, seberapa besar masalah yang oppa hadapi ingatlah masih banyak orang yang akan selalu ada untukmu oppa," kata Wendy, "apa oppa sudah siap untuk bercerita."

"Kau taukan kalau aku jatuh cinta pada Bae Joohyun nunna, aku dengan bahwa nunna jatuh cinta pada Suho hyung," Chanyeol mulai bercerita, "aku merasa semua usahaku untuk mendekatinya begitu sia-sia.".

A Story About Wenyeol (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang