Di ruangan kerja yang begitu luas dan tertata dengan begitu apik. Seorang CEO muda yang baru saja di lantik beberapa hari lalu kini sudah mulai bergulat dengan tumpukan berkas penting yang harus segera ia tanda tangani.
Iris matanya yang legam terlihat begitu telaten membaca dan memahami berkas yang berada di tangannya kini. Tidak ada satu katapun yang luput dari mata tajam bak elangnya itu. Semuanya harus sempurna dengan harap semuanya akan menjadi lebih baik lagi.
Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Sudah cukup larut memang. Tapi, pemuda itu masih enggan meninggalkan pekerjaannya begitu saja sebelum semua selesai.
Di temani dengan seorang sekeretaris yang juga sekaligus sebagai teman baiknya. Ia masih tekun melakukan pekerjaannya yang menggunung.
"Sebaiknya tuan Hans pulang sekarang. Ini sudah terlalu malam dan anda juga perlu mengistirahatkan tubuh anda," Justin, sekretaris Hans berucap.
Mendengarnya, Hans mengentikan aktifitasnya sebentar. CEO muda itu mengarahkan pandangannya pada sang sekretaris. Lalu tersenyum tipis.
"Kau tidak perlu terlalu formal denganku, Kak. Lagipula tidak ada orang lain kecuali kita di sini. Cukup panggil dengan namaku saja." Hans berucap.
"Dan terimakasih atas perhatianmu, aku akan segera pulang setelah menyelesaikan beberapa dokumen lagi. Kau bisa pulang terlebih dulu Kak Justin."
Hans segera melanjutkan kembali pekerjaannya. Tipikal Hans sekali, meskipun menduduki posisi tinggi, Ia tidak pernah bermalas-malasan dan tentunya dia tidak akan berhenti sebelum pekerjaannya benar-benar selesai.
Saat ini tersisa sekitar 5 dokumen yang ada di atas mejanya. Sesekali ia meregangkan lehernya yang terasa pegal.
"Bagaimana bisa aku pergi dahulu Hans. Kau sendiri tau kan jika posisimu sekarang sedang tidak aman. Akan kutunggu sampai selesai."
Hans tersenyum melihat Justin yang
Mulai sibuk sendiri dengan ponselnya, pria yang beberapa tahun lebih tua darinya itu memanglah selalu menjaganya layaknya kakak kandung.Hans menyelesaikan semua pekerjaannya tepat pukul 1 am. Dan sekarang dia tengah merapikan hal yang sekiranya perlu ia bawa pulang.
"Sudah selesai?"
Hans mengangguk. Lalu mereka berdua pergi, keluar dari ruangan itu.
Mereka berjalan melewati koridor-koridor kantor yang mulai sepi bahkan sampai ke Lobi.
Suasana di sana begitu redup karena memang sebagian dari lampu utama telah di matikan mengingat malam yang semakin larut.
Sebagian besar dari karyawan disana sudah kembali kerumah masing. Mungkin, hanya mereka berdua dan beberapa petugas keamanan saja yang masih bertahan di sana.
"Ayo," ujar Justin yang sudah siap dalam kursi kemudinya.
Tanpa menjawab apapun, Hans lalu masuk dan duduk di kursi penumpang yang bersebelahan dengan Justin.
Mobil itu lalu melaju tanpa kendala, mengantarkannya pada rumah mewah yang tak sehangat tampilannya.
Namun, tanpa mereka sadari. Ada mobil lain yang terus mengikuti pergerakan mereka. Mobil yang di dalamnya berisikan 3 orang pria dewasa berpakaian serba hitam dengan niat yang tentu tidak akan mereka duga.
Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Justin yang hanya fokus menyetir dan Hans yang terlihat memejamkan matanya. Jadi, tidak ada yang menyangka bahaya yang mengintai mereka.
Hingga pada jalan yang sepi akhirnya mereka melancarkan aksinya.
"Lakukan sekarang," titah seorang yang di sinyalir sebagai pimpinan mereka. Dengan suara dingin yang tak berbeda dengan perilakunya, pria itu mengutarakan rencananya. Di susul dengan dua anak buah lainnya yang segera menjalankan perintah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark and Flash
Mystery / Thriller"Mari lihat sampai seberapa lama kau akan bertahan..."