Saat ini malam semakin larut dan para penghuni mansion mewah itu pun juga hampir seluruhnya telah terlelap. Para pekerja yang mengurusi tempat itu juga sudah selesai mengerjakan kewajibannya.
Selain satpam penjaga mansion, tidak ada lagi pelayan lain yang masih berlalu lalang di seisi rumah itu. Semuanya telah kembali ke kamar masing-masing untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Di kamar bernuansa putih miliknya. Hans terlihat masih terdiam sambil memandangi kotak berisi barang pemberian Kevin yang menjadi suatu hal yang sangat berharga untuknya.
Benda yang besarnya hanya seukuran ibu jari namun akan menjadi hal yang akan begitu dia butuhkan nantinya.
Pemuda itu lalu menyimpan benda pemberian sahabatnya ke dalam nakas dekat ranjangnya dan tak lupa juga ia menguncinya agar tak akan ada seorangpun yang dapat mengambil atau berusaha merampas dari genggamannya.
Malam ini adalah malam yang melelahkan untuknya, padahal tidak banyak yang ia lakukan hari ini. Namun begitu banyak hal yang menekan kepalanya untuk terus berpikir tanpa istirahat. Mulai dari ucapan menyakitkan Mark dan tindakan-tindakan ancaman yang terus di tujukan padanya dari berbagai sisi dan bentuk.
Jika bisa memilih ia sangat berharap bisa keluar dari pelik kehidupannya sekarang. Yang ia inginkan hanyalah keluarga yang utuh dan saling menyayangi, saling menjaga tanpa ada niatan menyingkirkan hanya untuk kepuasan pribadi, keluarga yang tulus tanpa saling menyakiti. Namun rupanya hal itu hanya dapat benar-benar terjadi dalam halusinasinya saja. Karena yang tengah terjadi pada keluarganya saat ini begitu berbanding terbalik dengan apa yang selalu ia inginkan.
Ia menghentikan lamunannya yang semakin lama menjadi semakin menyakitinya sendiri. Secepatnya ia bawa tubuhnya ke atas ranjang dan menutupinya dengan selimut untuk mengistiratkan tubuhnya dan mulai berangkat menuju alam mimpi yang mungkin akan lebih indah di bandingkan hidupnya kini.
Di sisi lain kini Mark masih tetap terjaga di kamarnya dengan cahaya remang-remang yang berasal dari lampu tidur di dekat ranjangnya.
Ia menatapi alat penyadap yang ada di tangannya. Ia tahu pria itu tidaklah sebodoh yang ia kira, namun tidak ada salahnya untuk mencoba 'kan?
Saat ini malam sudah cukup larut, tapi ia juga tak begitu yakin jika pria itu telah terlelap dalan tidurnya.
Namun begitu ia telah membulatkan tekadnya untuk benar-benar melaksanakan misinya malam ini. Dan dia juga telah mempersiapkan diri dengan segala kemungkinan yang terjadi.
....
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi kembali datang menyambut keluarga yang penuh dengan rahasia itu. Berbeda dari biasanya, Tuan dan Nyonya Alber kini masih tetap bediam di rumah, menikmati santai yang selama beberapa minggu lalu tidak pernah mereka lakukan.
Berkebalikan dengan kedua anak mereka yang tidak sedarah itu. Tak lama setelah sang surya terbit, mereka berdua telah meninggalkan rumah untuk segera menuju ke kantor masing masing.