Kini, Yoora berada dalam pelukan Hoseok kakak ketiganya. Ia menangis sejadi-jadinya, bukan hanya karena ketakutan atas insiden barusan, melainkan karena rasa rindu yang selama ini ia pendam.
Rindu akan pelukan seorang kakak yang dulu sangat ia kagumi, tetapi juga sangat ia benci karena luka yang ditinggalkannya.
Hoseok mencoba menenangkan Yoora, memeluknya erat seolah tidak ingin melepaskan lagi.
"Ada kakak di sini sekarang. Kau aman. Semuanya sudah berakhir" bisik Hoseok dengan suara serak, sambil mengelus punggung adiknya perlahan. Yoora terisak.
“Aku tidak sedang bermimpi, bukan? Kakak benar-benar menolongku?” tanyanya lirih, suaranya bergetar di antara isak tangis. Air mata terus mengalir di pipinya.
Hoseok tersenyum pilu, lalu menyeka air mata Yoora dengan lembut. Ia kembali menarik Yoora ke dalam pelukannya.
“Tidak, ini nyata. Kakak benar-benar di sini. Maafkan kakak, adek. Kakak minta maaf untuk semuanya. Kakak menyesal” ucapnya penuh penyesalan.
“Aku senang kau memelukku lagi” lirih Yoora dengan suara yang nyaris tak terdengar.
“kakak akan memelukmu kapan pun kau mau. Kakak janji” balas Hoseok, dan untuk pertama kalinya, air matanya jatuh.
Tangis yang selama ini ia tahan meledak karena rasa bersalah yang menyesakkan dada.
Namun, Yoora tiba-tiba melepaskan pelukan itu dengan kasar. Ia menatap Hoseok tajam, penuh kemarahan dan luka yang dalam. Nafasnya memburu, dan suaranya terdengar tajam, penuh gejolak emosi.
“Kenapa?” tanya Yoora dengan suara yang bergetar.
“Kenapa kau tidak pernah ada saat aku benar-benar membutuhkan mu? Saat aku butuh pelukan, yang ku dapat hanya teriakan dan pukulan! Apa kesalahan ku?!"
Hoseok menunduk, hatinya tercabik oleh tiap kata yang keluar dari mulut adiknya.
“Maafkan kakak, sayang. Kakak benar - benar menyesal. Seharusnya kakak tidak memperlakukanmu seperti itu. kakak salah. Kakak… kakak sangat salah. Kakak sadar sayang” ucap Hoseok sambil kembali mencoba mendekat.
Yoora mundur selangkah, tubuhnya gemetar. Wajahnya penuh air mata dan kemarahan.
“Jangan sentuh aku” tegasnya.
“Aku tidak butuh belas kasihan dari kalian. Enam tahun. Enam tahun aku hidup seperti bayangan di rumah itu. Kalian memukulku sampai aku tidak bisa berdiri. Kalian pernah mengunciku tanpa makanan! Aku... aku bahkan pernah berpikir untuk mengakhiri hidupku, dan tidak satu pun dari kalian peduli!”
Hoseok menahan napas. Kata-kata itu menamparnya lebih keras dari apa pun.
“kakak tahu kakak tidak pantas dimaafkan. Tapi kakak mohon berilah kakak kesempatan untuk menebus semuanya. Kau boleh menghukum ku sesuka hatimu. Kau boleh membenci ku seumur hidupmu, tapi tolong… maafkan kakak”
Yoora menatap Hoseok dalam diam. Matanya merah, napasnya masih berat, tapi yang paling jelas luka itu terlalu dalam untuk sembuh hanya dengan kata maaf.
“Aku sudah tidak mengenal mu lagi” ucap Yoora pelan namun tegas.
“kakak yang dulu menjadi semangat hidupku sudah mati sejak lama.”
Dengan langkah berat dan hati yang hancur, Yoora membalikkan badan dan pergi, meninggalkan Hoseok yang terduduk di tempat, menatap punggung adiknya yang perlahan menjauh. Malam itu menjadi saksi bahwa penyesalan datang terlambat, dan luka di hati seorang adik tidak sembuh hanya dengan pelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY DOES MY BROTHER HATE ME? [REV] √
Fiksi Penggemar⚠️DALAM TAHAP REVISI ⚠️ FOLLOW TO READ READER!!! Sejak kepergian kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan tragis, kehidupan seorang gadis muda berubah menjadi mimpi buruk. Ia tinggal bersama ketujuh kakaknya-orang-orang yang seharusnya menjadi pe...
![WHY DOES MY BROTHER HATE ME? [REV] √](https://img.wattpad.com/cover/205912094-64-k685295.jpg)