Waktu berlalu begitu cepat tanpa mereka sadari, Dahyun sudah bekerja selama sebulan. Di hari Minggu mereka hanya berada di rumah, beristirahat untuk hari Senin yang melelahkan.
"Bagaimana training mu?" tanya Jungkook pada istrinya.
"Yah, ayah bilang aku belajar cukup cepat,"
"Itu bagus."
Ya begitulah, percakapan diantara mereka selesai begitu saja. Jungkook tidak tahu harus bagaimana berbicara lebih lama dengannya. Dan setelah selesai sarapan pagi seperti biasanya, Dahyun naik ke atas, sementara Jungkook membersihkan meja makan. Jungkook sudah terbiasa dengan ini.
Dahyun menjauhinya dan sebagainya, tapi Jungkook masih belum mau menyerah dengan semua ini. Dia masih mencoba untuk berbicara dengannya dan memperlakukannya seperti putri.
********
Hari Senin lagi, mereka melakukan rutinitas yang sama seperti sebulan yang lalu. Hanya saja kali ini, Dahyun semakin kesal ketika saatnya pulang. Jungkook selalu menunggu dan menatapnya. Dahyun tidak terganggu dengan tatapannya. Tidak, tidak sama sekali. Dia sudah terbiasa dengan ini, tapi Dahyun merasa risi saat Jungkook harus menunggu Dahyun pulang di dalam ruangannya.
Sedangkan Jungkool dia berpikir karena Dahyun tidak pernah memintanya untuk pergi, jadi dia pikir lebih baik menunggunya di dalam ruang kerja istrinya, sambil menatap istrinya yang sibuk membaca dokumen-dokumen penting itu.
Lagian ini sudah selama sebulan dia melakukan kegiatan ini, dan masih akan seperti ini karena Jungkook tidak akan membiarkan Dahyun pulang dari kantor tanpa dia.
Setiap hari Jumat, mereka biasanya pulang satu jam lebih lambat dari biasanya. Dahyun membaca semuanya dengan seksama ketika dia mendengar ketukan di pintu.
"Masuk," jawabnya.
Jungkook masuk dan menghentikan langkahnya di depan mejanya. Jungkook berdiri di sana dengan tangan di sakunya.
"Kenapa kamu berdiri di situ," Dahyun bertanya dengan dingin.
"Aku selalu menunggumu di ruanganmu sebelum kita pulang kan?" jawabnya dengan sebuah pertanyaan.
"Aku tahu, tapi kenapa kamu tidak duduk? Kamu biasanya duduk di sofa."
"Dahyunie, ini saatnya pulang."
"Aku belum selesai. Kau menggangguku,"
Dahyun mendongak dari dokumennya dan memelototinya.
"Duduk saja di sana."
Jungkook menghela nafas atas permintaan istrinya. Jungkook akhirnya duduk ketika dia memulai percakapan lagi dengannya.
"Kamu tahu, kamu tidak harus lembur. Kamu tidak perlu menenggelamkan diri dengan tugas-tugas itu. Kamu masih punya waktu 11 bulan lagi."
"Kamu bisa pulang kalau kamu mau," jawabnya dengan dingin sambil membaca lagi.
"Kalau aku pulang, kamu akan pulang dengan siapa?"
"Aku bisa naik taksi."
"Tidak!! aku akan menunggumu."
"Tidak, tidak! Sepertinya kamu terburu-buru. Jungkook, kamu bisa pergi sekarang."
"Tidak, tidak apa-apa aku akan menunggumu. Aku sudah terbiasa menunggumu," nada bicara Jungkook sedikit berubah.
"Aku sudah bilang, aku bisa naik taksi. Kamu tidak harus duduk sambil menungguku pulang. Kenapa kamu terus bersikeras agar aku pulang denganmu?" Suara Dahyun terangkat, mengisyaratkan bahwa dia hampir berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Open Your Heart [ JJK - KDH ] ✔
FanfictionDi usianya yang ke 24th, Jeon Jungkook harus menerima fakta bahwa dia di jodohkan dengan Kim Dahyun anak dari sahabat baik kedua orang tuanya. Jungkook menerima perjodohan itu dengan sepenuh hati. Tapi apakah Dahyun bisa menerimanya juga? Menyetujui...