"Aylaaa buruaaan!!" Teriak gadis berambut pirang yang sudah sedari tadi menggedor-gedor pintu kamar.
"Bentar lagi Flo!" Jawab gadis yang berada di dalam sana. Hal itu sontak membuat Flora berdecak, kesal bukan main. Lima belas menit lagi bel masuk akan berbunyi dan ia bahkan belum berada di area sekolah. Masih di rumah, rumah Flora lebih tepatnya.
Pintu kemudian terbuka dan menampakkan gadis berambut hitam lurus yang tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya.
"Berak lo ya lama amat! Hampir gue dobrak ini pintu tau nggak!" Omel Flo serasa ingin membanting gadis yang berdiri di hadapannya ini sekarang juga.
"Dih nggak lah, tadi ada barang yang sempet hilang gitu tapi udah ketemu kok" jelas Ayla lalu menyengir.
"Iiih..Ayla Zeanna Aurora gua tampol lu lama-lama!" Geram Flo lalu melayangkan tangannya sebagai ancaman.
"Buset Flora Callie Adriene galak amat. Udah-udah ya sekarang kita berangkat makin telat entar" Segera Ayla memutar tubuh Flora dan merangkulnya.
Ayla Zeanna Aurora. Gadis tujuh belas tahun yang semenjak awal masuk SMA tinggal bersama keluarga Flora yang merupakan sahabat ayahnya. Meskipun awalnya Ayla bersikeras menolak tinggal bersama keluarga Flora dengan alasan tidak ingin membebani, namun pada akhirnya ia pun menurut, sebab David ayah Flora sendiri yang menginginkan itu dikarenakan ia dan keluarganya merasa terlalu berbahaya jika Ayla tinggal seorang diri.
Farhan, ayah Ayla adalah seorang pemilik perusahaan yang cukup maju di Bali. Banyaknya urusan yang tidak bisa ia tinggalkan mengharuskan Farhan untuk menetap di Pulau Dewata dan menitipkan Ayla pada keluarga sahabatnya. Sebenarnya setiap malam ia kerap merasa gelisah kala mengingat Ayla, putri semata wayang dan satu-satunya cinta yang ia miliki setelah mendiang istrinya tiada, berada jauh dari jangkauannya. Namun mau tidak mau tetap harus ia jalani, karena biar bagaimana pun semua yang ia lakukan ini semata-mata untuk masa depan Ayla.
"Hai Papa!" Ujar Ayla penuh semangat saat wajah ayahnya terpampang di layar ponsel.
"Halo sayang. Kamu di mana nak?" balas Farhan.
"Di jalan nih Pa, baru on the way sekolah"
"Hah? Udah pukul berapa ini Ay, kamu bisa telat"
"Uhm..masih ada tujuh menit kok" kata Ayla sembari memeriksa arlojinya.
"Halo om Farhan! Makasih buat cokelat sama pie susu nyaaa. Enak banget banget banget! Sering-sering ya om, hehe" Flora tiba-tiba menyerobot ponsel Ayla membuat Ayla mencebik.
"Sip deh Flo, oh iya papa kamu udah ke kantor?"
"Masih di rumah sih tadi, tapi mungkin udah berangkat deh om" jawab Flora.
"Eh Pa, aku sama Flo udah nyampe sekolah nih. Udah dulu ya?" Ujar Ayla. Flora pun mengembalikan ponsel Ayla.
"Okay okay, belajar yang rajin kalian ya" pesan Farhan.
"Siap bos! Dadah.. Love you pa"
"Love you too nak"
***
Ayla dan Flora harus menelan kenyataan pahit pagi ini. Perkataan ayahnya benar-benar terjadi. Mereka terlambat. Gerbang sudah tertutup dengan Pak Sabeni yang terduduk manis di Pos sembari menyesap kopi hangat. Flora hanya bisa menepuk jidatnya frustasi. Kalau saja si Ayla lelet tidak mencari barang, pasti mereka tidak akan berada di posisi ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/204760541-288-k373096.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Teen FictionAngkasa Natha Danendra Remaja tujuh belas tahun berparas bak pangeran negeri dongeng. Siapa yang tidak mengaguminya? Siapapun yang menjumpainya akan jatuh terpesona. Siapapun tidak akan bosan menyapanya. Dan perempuan manapun akan berani mengungkapk...