2

33 5 3
                                    

Dari kejauhan sudah bisa didengar riuhnya kelas XII IPS 2. Kelas yang memang terkenal tidak beres. Dihuni oleh siswa yang berandal, suka bolos, suka merokok, malas membersihkan kelas yang akhirnya menobatkan kelas mereka menjadi yang terjorok, dan masih banyak lagi. Berbeda dengan kelas lainnya apalagi kelas XII IPA 1. Bagai bumi dan langit.

Namun meskipun begitu, kelas terjorok masih memiliki sisi positif. Setiap porseni kelas XII IPS 2 lah yang selalu mendapat juara umum 1, pemegang bertahan piala bergilir. Terlebih lagi pada bidang olahraga.

Ketukan sepatu guru berkepala pelontos berusia lima puluhan seketika membungkam mulut siswa kelas XII IPS 2. Kelas yang semula riuh luar biasa mendadak hening. Jonasean Situmorang guru Sejarah asal Medan yang terkenal killer itu berjalan memasuki kelas. Buru-buru siswa berandal memasukkan baju mereka ke dalam celana sebelum tercyduk dan mendapat cubitan di perut.

"Selamat pagi" sapa Pak Jonas dengan gaya tegas khasnya.

"Pagi pak.."

"Hari ini kalian kedatangan teman baru" kata Pak Jonas.

Kelas yang tadinya hening pun kembali riuh akan bisikan yang membicarakan perihal rupa siswa baru itu.

"Pak, perempuan atau laki?" Tanya Erfan, ketua kelas XII IPS 2.

"Laki-laki"

Erfan menghela napas kecewa. Padahal tadinya dia mengharapkan siswa baru itu perempuan yang cantik, tinggi, putih, langsing, pokoknya perfect, supaya nanti bisa menjadi teman sebangkunya. Sayang seribu sayang, ekspektasi berbanding terbalik dengan realita.

Pak Jonas mulai memutar pandangan ke arah pintu. Semua siswa yang sudah dirundung rasa penasaran ikut melihat ke sana.

"Silahkan masuk!"

Suara langkah mulai terdengar dan sesosok remaja pria memasuki kelas dengan tas di bahu kiri dan headphone yang tergantung di leher.

Seluruh pasang mata benar-benar tertuju padanya. Para siswi jangan ditanya lagi, mata mereka seketika berbinar sejak cowok tinggi itu berjalan memasuki kelas. Yah, mereka senang. Bahagia luar biasa dengan kedatangan siswa baru yang tampan itu. Jika ini adalah sebuah film, mungkin mata mereka sudah berubah berbentuk hati.

"Kamu ini orang apa tiang, tinggi amat" Gumam Pak Jonas yang merasa risih dan gagal pede berdiri tepat di samping cowok itu.

"...cepat perkenalkan diri" lanjut Pak Jonas.

"Nama gue Ang--"

"Gue? Apa itu gue? Yang dijual di pinggir jalan harga seribuan? Gue gue! Gue bolu! Gue donat! Gue lapis!"

"Kue pak" sahut salah satu siswa. Semuanya tertawa mendengar jokes receh Pak Jonas.

"Ulangi ulangi!" Titah Pak Jonas.

"Em.. Nama..saya, Angkasa Natha Danendra, biasa dipanggil Angkasa. Gue--ah saya..pindahan dari Bandung. Terima kasih"

"Pantes tinggi, Angkasa" Gumam Pak Jonas.

"Kamu duduk di sana! Sampingnya Erfan" kata Pak Jonas menunjuk Erfan. Angkasa pun mengangguk.

"Ett ett pak, yakin udah nggak ada siswa baru lagi? Yang cewek gitu?" Sahut Erfan dengan tangan menghalau kursi yang ingin diduduki Angkasa.

"ERFAAAN!!"

***

"Pak Jones emang gitu, orangnya rada killer, tapi suka nge-jokes, mana jokes nya garing semua lagi kasian kan?"

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang