Romeo merasa Suasana Hingar bingar dan suara musik yang yang keras ini sedikit membuatnya menjadi lebih baik.
Saat ini romeo sedang berada di sebuah club malam yang cukup terkenal di kota itu.
Setelah melalui harinya yang panjang dan melelahkan romeo memutuskan untuk sedikit bersenang-senang di club ini.Romeo menatap ke sekelilingnya dengan tatapan menilai,menatap perempuan-perempuan yang kini sudah mengelilinginya.Para wanita itu menatapnya dengan lapar,seolah berharap untuk dipilih.
Terlalu murahan,batinnya.
Duduk bersandar sambil menyilangkan kaki,romeo meneguk kembali sampanye di dalam gelas yang di pegangnya.
"Bolehkah aku duduk di sini?" Ucap seorang wanita yang tiba-tiba saja sudah berdiri di sampingnya.
Hal itu sontak saja membuat salah satu bodyguardnya maju menghampiri wanita itu untuk kemudian mencengkeram lengannya dengan begitu kasar sehingga membuat wanita itu mengaduh kesakitan.
Melihat kegaduhan di sampingnya Romeo memberikan tatapan menilai pada wanita itu, kemudian memberikan isyarat dengan tangan kepada bodyguardnya.
"lepaskan dia." Gumamnya kemudian kembali meminum sampanyen miliknya.
hal itu langsung membuat wanita itu besar kepala,dan seolah merasa mendapatkan izin dari romeo,diapun melangkah mendekat dan duduk di samping romeo.
"terimakasih tuan." Ucap wanita itu."Siapa namamu." Tanya romeo sambil menaruh gelasnya di atas meja.
"kau bisa memanggilku jessie,oh tolong biarkan aku menemanimu minum malam ini tuan" Ujarnya sambil memberikan senyum terbaiknya. kemudian kedua tangannya meraih sebotol minuman yang langsung dia tuangkan kedalam gelas milik romeo.
***
Ruangan itu begitu hening.
terlihat seorang gadis yang sedang duduk di samping ranjang seorang pria yang sedang terbaring dalam kedamaian,dengan begitu banyak selang yang terpasang pada tubuhnya sebagai alat penunjang kehidupan.
Di usapnya dahi pria itu."Bagaimana kabarmu hari ini ? " tanya rain memberikan senyum terbaiknya.
Namun hening,tidak ada jawaban yang dia dapat.Pertanyaannya mengambang tanpa jawaban.
selalu seperti itu.
Hanya suara mesin penunjang kehidupan yang terletak di samping ranjang yang terdengar Secara teratur.Tapi hal itu tentu tak membuat senyuman di bibir rain luntur.
"Hari ini cukup melelahkan,karena caffe tempatku bekerja kedatangan banyak pengunjung,dan salah satu rekanku tidak masuk bekerja sehingga aku harus bekerja dengan tenaga ekstra." Ujarnya seraya menggenggam tangan pria itu.
Sudah merupakan kebiasaan bagi rain,ketika dia datang berkunjung dia selalu menceritakan kesehariannya,seolah mengadu.
"Kau tahu,tadi cafe tempatku bekerja sempat riuh karena kedatangan seorang billioner muda hot list paling di minati di negara kita.Tidak heran sih karena selain pintar dia juga memang, tampan" Rain menjeda ucapannya sambil mengernyit.
"Tapi sayang dia terlihat begitu dingin,dan menurutku malah terkesan menakutkan." Sambungnya sambil sedikit bergidik.
Kemudian rain menunduk dan di tatapnya tangan dalam genggamannya itu "kapan kau akan membuka matamu dan mejawab perkataanku lagi" Ucapnya lirih.
Tiba-tiba sebuah tepukan di bahunya membuat rain menolehkan kepalanya kepada seorang wanita berpakaian putih yang kini sedang berdiri di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo Lovers
RomanceRomeo Johan Gilbert adalah seorang pria yang tidak percaya akan cinta,karena baginya cinta itu tabu. Memiliki sebuah obsesi kepada seorang wanita sederhana yang tidak di kenalnya,membuat romeo melakukan segala cara untuk dapat memilikinya. Dan keti...