Part 3

86 8 0
                                    

Praaang!!!
Suara nyaring benda yang berbenturan entah itu tembok atau ubin.

"Sudah aku bilang berapa kali ! Aku tidak mau makan makanan sampah ini ! " Teriak seorang gadis berambut sebahu dengan warna merah menyala.

"Kau mau meracuni kami hah ! " Tunjuknya pada seorang gadis bertubuh kurus dengan menggunakan setelan kemeja rapi yang muncul dari arah dapur lalu membungkuk dan membersihkan  kekacauan yang baru saja terjadi.

"Sudahlah jessie ,percuma juga kau marah-marah seperti ini setiap pagi,dia tetap tidak akan membiarkan kita memakan makanan yang enak." Sahut meredith yang duduk di hadapannya.

"Tapi ibu,bagaimana aku bisa tumbuh dengan sehat kalau setiap hari harus memakan makanan sampah begini."  Tunjuk jessica jijik ke arah mangkuk-mangkuk yang berisi sayuran kuah di atas meja makan di depannya.

"Ya ibu juga selalu berpikir,bagaimana mungkin kita akan sehat kalau setiap hari memakan makanan yang tidak enak begini.Hey ku dengar kau sudah menerima gajimu bulan ini,kalau iya seharusnya kau tidak usah pelit,dan sekali-kaki berilah kami makanan enak seperti yang orang-orang kaya itu makan." Ujar meredith.

"Uangku tidak  cukup." Jawab rain datar sambil tetap membersihkan pecahan beling yang berserakan di lantai.

"Heh kau pikir aku percaya padamu ? Aku tau kau itu sebenarnya pelit." Dengus jessica.

"kau itu tidak sepantasnya pelit kepada kami,mengingat jasa besar kami kepadamu." Timpal bibi meredith.

"Sudahlah ibu percuma saja kita bicara panjang lebar dan menjelaskan kebaikan kita selama ini padanya,dia tetap tidak akan merespon,karena dia itu tuli." Ujar jessica dengan menekan setiap kata di akhir kalimatnya.

Setelah merasa semua pecahan piring itu sudah terkumpul semua di dalam kantong pelastik yang tadi di bawanya,rainpun mengikat kantong itu dan beranjak berdiri.

"Aku pergi kerja dulu." Ucap rain masih dengan suara datarnya.

Tanpa menunggu respon dari mereka berdua,rain pergi keluar dari rumah itu sambil membawa kantong plastik berisi pecahan piring tadi.
Di masukannya plastik itu kedalam tempat sampah.

Selesai.

Batinnya Sambil menepuk-nepuk kedua tangannya.Setelahnya rain membalikan badan dan berjalan menyusuri jalan.

Bagi rain keributan seperti tadi sudah biasa terjadi di setiap paginya.keluhan meredith bibinya dan kemarahan jessica sepupunya memang sudah menjadi makanan sehari-hari baginya,dia tidak pernah ambil pusing ataupun meladeni setiap perilaku dan perkataan dari mereka,yang rain pikirkan hanyalah dia harus menjalani hidup ini dengan semestinya.

Kehilangan kedua orang tua di usia 10 tahun karena sebuah kecelakaan membuat rain menjadi seorang anak yatim piatu,dan sejak saat itulah rain harus tinggal bersama dengan keluarga pamannya.

Paman Dante adalah adik dari ayahnya dan merupakan kerabat satu-satunya yang saat ini dia miliki.
Rain masih cukup beruntung karena setidaknya masih memiliki kerabat yang mau menampungnya sampai dengan saat ini,walau tak jarang rain menerima perlakuan yang tidak semestinya.

Saat ini rain sudah sampai di halte bus dan sedang berdiri menunggu kedatangan bus untuk berangkat ke tempat kerjanya.Di usianya yang sekarang sudah menginjak 20  tahun ini dia tidak bisa terus-terusan merepotkan dan membebani keluarga paman dante,apalagi mengingat kondisi ekonomi keluarga itu yang bisa di bilang serba pas-pasan.Beruntung setahun yang lalu ada sebuah cafe yang mau menerima dia untuk bekerja tanpa syarat yang merepotkan.

Bruuukkk...

Entah bagaimana ceritanya tiba-tiba ada seorang anak remaja yang menabraknya dari arah samping sehingga membuatnya jatuh tersungkur.

"Oh ya tuhan,maafkan aku kak,apakah kau baik-baik saja" seru anak itu sambil mengulurkan tangannya.

Rain melihat uluran tangan anak itu,menerimanya lalu bangkit berdiri
"Ya aku tidak apa-apa." Jawabnya sambil menepuk-nepuk roknya yang kotor.

"Sungguh kak maaf, aku tadi tidak sengaja." Ucapnya tulus.

Yah bukan sepenuhnya kesalahan anak itu,salahnya juga karena berdiri sambil melamun sehingga dia tidak sadar kalau ada anak yang sedang berlari dari arah samping dan berakhir menabraknya.

"Sudahlah lagi pula aku tid-" Belum sempat rain menyelesaikan ucapanya,terdengar teriakan seseorang dari arah anak itu muncul tadi.

"Heh mau kemana kau bocah tengik ! " Terlihat seorang pria paruh baya berlari ke arah mereka dengan tangan mengacung-acungkan sebalok kayu di tangannya.

" Oh shitt " Umpat anak itu kemudian berlari meninggalkan rain yang masih terpaku.

"Kenapa dengan anak itu" Gumam rain.
Tidak mau ambil pusing dia pun bergegas menaiki bus yang kebetulan sudah datang.

***

siang itu entah setan apa yang merasukinya,saat ini romeo sudah berada di sebuah cafe,duduk dengan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dengan kaki  menyilangkan sambil di temani secangkir kopi Di mejanya.Sedari tadi tatapan matanya tertuju pada seseorang,seorang gadis bermata hijau yang tengah tersenyum dengan rambut panjang pirangnya.

sangat cantik.pikirnya

Ya,saat ini romeo sedang berada di cafe yang kemarin dia datangi bersama cassie,sebenarnya niatnya kemari bukan untuk makan,dia kesini hanya untuk melihat seseorang.Seorang gadis yang kamarin menabrak dan menumpahkan kopi di pakaiannya.

Saat ini gadis itu terlihat sangat sibuk mondar-mandir kesana-kemari dengan tubuh mungilnya  yang membawa nampan berisi pesanan pelanggannya.Terlihat jelas kalau gadis itu terlihat sangat lelah,tapi entah kenapa senyuman dan sikap ramahnya malah membuatnya semakin menawan,menularkan senyum itu pada romeo.

"Ku rasa sekarang,kau yang sudah gila." Ucapan zack barusan mengalihkan perhatian romeo dari gadis itu.Tatapannya kini terfokus pada sahabatnya yang duduk di depannya.

"Apa maksudmu ? " Tanya romeo.

"Hey tenang dude,biar ku beritahu,sedari tadi di sini aku sedang berusaha menjelaskan point-point penting dalam kerjasama kita,dan kau dengan bodohnya terus melamun sambil tersenyum,ku pikir itu salah satu ciri-ciri orang gila bukan ? " Seru zack

"Jaga bicaramu,setelah mengganggu ketenangan di hidupku,kau tidak dalam kapasitas untuk mengata-ngataiku " Jawab romeo.

Zack hanya mengangkat kedua bahunya,kemudian dia melihat ke sekeliling.
"Tadinya aku cukup terkejut saat kau bilang ingin makan siang di cafe sederhana seperti ini,ku pikir selera bintang lima mu sudah hilang.tapi setelah aku lihat para waitres di sini aku jadi mengerti " Ucapnya sambil menaik turunkan alisnya menunjuk pada seorang wanita cantik yang saat ini sedang berjalan ke arah mereka.

"Seleramu boleh juga." Ucapnya sambil tersenyum membuat romeo memutar bola matanya jengah.

"Boleh aku tulis pesananmu ? " Ucap wanita itu.

"aku pesan hatimu " Jawab zack jenaka membuat wanita itu mengernyitkan dahinya,tapi kemudian ekspresinya biasa kembali.

"Maaf tuan,tapi saat ini saya sedang sibuk karena cafe kami sedang kedatangan banyak pengunjung,jadi saya tidak bisa menanggapi sikap konyol anda,jadi bisa anda sebutkan pesanan anda ? " Ucap wanita.

"Kalau aku pesan dirimu bagaimana ? " Jawab zack sambil mengedipkan sebelah matanya.

Hal itu membuat waiters itu melemparkan tatapan tajamnya pada zack "maksud anda ? "

Zack mendengus "Oh ayolah tidak usah sok polos,aku tahu jenis-jenis wanita sepertimu itu bagaimana,jadi ayo,aku bisa menyenangkanmu manis" Ucap zack dengan tangan yang mulai menyentuh paha wanita itu.

PLAAAKK!!!

seketika suasana langsung hening dan tatapan mata semua orang langsung tertuju pada mereka bertiga.

"kau pikir aku itu wanita macam apa hah ? " Sembur wanita itu setelah menapar pipi zack dengan keras hingga kepalanya terlempar kebelakang.

Zack bodoh,rutuk romeo dalam hati sambil memijit pangkal hidungnya.


Next part 4👉🏻👉🏻👉🏻

Romeo LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang