Setelah kejadian itu, Alid langsung mengantarku pulang, didepan rumah.
"Kalau begitu saya permisi dulu Bina, Wassalamualaikum" Pamitnya setelah mengantarku pas didepan rumah kontrakanku.
"Alid!!" Panggilku sesaat dia sudah berbalik arah, dia pun kembali arahku.
Ku diam sejenak....
"Aku bersedia menikah dengan kamu" Spontanitasku yang entah kenapa saat mengucapkan itu hatiku terasa sangat lega.
"Bersedia?"
"Iyah, saya bersedia menjadi istri kamu"
"Walaupun dengan masa lalu saya?" Katanya yang coba meyakinkanku.
"Alid, setiap orang pasti punya masa lalu, begitu juga dengan saya, saya juga pernah ada masa lalu, tapi saya tidak peduli karena itu hanya masa lalu, kita tidak perlu memikirkan masa lalu kita masing-masing, kita hanya perlu memikirkan masa yang sekarang" Penjelasanku yang menciptakan raut bahagia tergambar jelas diwajah Alid setelah mendegar jawabanku yang amat sangat dia tunggu.
"Terima kasih Bina, terima kasih kamu telah memberi kesempatan untuk saya
Terima kasih juga kamu sudah jujur dengan saya"***
Setelah kejadian malam itu aku menceritakan semua hal masa laluku bersama Mas Danu, karena dengan bertemunya Mas Dalu dengan Alid menjadi keharusanku menceritakan semuanya kepada Alid biar tidak adalah salah faham antara kami.***
Besoknya setelah aku pulang kantor Mas Danu lagi lagi sudah berada didepan kantorku yang telah menungguku, mau tidak mau akupun harus tetap menghadapinya."Untuk apa kamu kesini lagi?" Ketusku yang langsung to the point kepadanya.
"Kamu tau kenapa aku disini Bina" Jawabannya yang percaya diri dengan tatapan lekat kearahku.
'YaAllah Mas, cukup untuk kamu kayak gini karena gak ada gunanya, Mas kamu sudah menikah dan aku juga sudah mau menikah, yaudah kita sama-sama ikhlaskan karena akupun juga sudah ikhlas kamu menikah dengan orang lain" Kata-kataku yang menahan sabar.
'Tapi pernikahan itu bukan keinginan aku Bina, aku tidak pernah inginkan pernikahan itu karena aku tidak pernah mencintai dia karena cuma kamu Bina, Cuma kamu wanita yang aku cintai dan seharusnya aku yang menikah dengan kamu bukan laki-laki itu"
"Keinginan kamu atau tidak itu ga ada gunanya karena kenyataanya kamu sudah menikah mas, aku mohon sama kamu berhenti untuk ganggu hidup aku"
"Enggak Bina!! Aku ga akan pernah terima kalau kamu menikah dengan laki-laki lain selain aku"
"Astagfirullah Mas!! Kamu itu sudah menikah!!"
"Aku sanggup meninggalkan dia demi kamu, aku uda engga peduli dengan orangtuaku, aku cuma ingin mengambil kebahagianku lagi yang telah dihancurkan mereka, kebahagian aku cuma kamu Bina, cuma kamuuu!!" Katanya yang begitu emosional.
"Cukup Mas!!" Bentakku langsung meninggalkan Mas Danu.
Aku tidak menyangka Mas Danu bisa mengatakan hal seperti itu yang benar-benar menyayat hatiku. Aku tidak bisa memikirkan apa jadinya dengan istrinya kalau misalnya istrinya dengan perkataannya pasti akan membuatnya sangat sedih. Walaupun dia salah satu seorang yang ambil andil menciptakan kesedihanku tapi aku sudah ikhlas dia menikah dengan Mas Danu.
***
Weekend, Mama Alid yaitu tante Santi mengajakku ke butik tempat dimana kami memesan baju pernikahan. Tante Santi sudah menungguku ku ditempat. Sesaatku sampai dibutik ku langsung menghampiri Tante yang sedang mengobrol dengan teman dan yang aku tidak menyangka dia adalah Tante Nora, Ibunya Mas Danu."Assalamualaikum" Sapaku penuh keraguan karena keberadaan Ibunya Mas Danu.
"Waalaikumsallam" Mereka yang sama-sama menyaut panggilanku dan langsung menatapku.
"Akhirnya kamu sampai, Nora ini dia calon mantu yang aku sering ceritakan, namanya Bina, Tsabina dan Bina ini temen tante Nora, temennya tante" Dengan melihat tatapan tante Nora bahwa dia sangat kaget melihatku dihadapannya dan yang ternyata calon istri dari temannya, namun saat itu tante Nora pura-pura tidak mengenalku didepan tante Santi.
"Nor, aku kedalam dulu ya, kamu ngobrol aja dulu sama Bina, Bina kamu ngobrol aja dulu dengan tante Nora ya" Pamit tante santi yang pergi. meninggalkan kami berdua, sikap canggung tercipta antara aku, aku tau tante Nora dari dulu tidak pernah suka denganku.
"Kamu hebat ya?" Kata sinisnya mengawali perbincangan kami
"Maksud tante?"
"Iyah, tidak dapat menikah dengan Danu kamu pergi mencari pria kaya lainnya, dengan wah kamu mendapat seorang anak CEO Paradigma Group, benar-benar matre kamu ya, benar dugaan saya selama ini, untung Danu itu tidak menikah dengan kamu kalau tidak, akan malang nasib anak saya mendapatkan wanita seperti kamu!" kata-katanya dengan intonasi lembut tapi begitu menyakitkanku."Saya bukan wanita seperti yang tante bicarakan, saya tidak pernah memandang orang seperti itu"
"Ohya? Tapi nyatanya seperti itu, Wanita miskin seperi kamu hanya menggunakan kecantikan kamu untuk memikat pria-pria kaya, tapi hati kamu bergitu busuk!" Katanya dengan penuh penghinaan, tapi saat itu aku mencoba diam untuk sabar.
"Tapi biarlah semua itu asal bukan anak saya yang menikah dengan kamu, selamat untuk kamu ya wanita busuk yang telah mendapatkan pria kaya" kata terakhirnya sebelum meninggalkanku. Kata-katanya benar menyayat hatiku, penghinaan yang luar biasa kudapat pada saat ini. Sebenarnya Tante Nora sudah sering menghinakan saatku masih dengan Mas Danu, tapi kenapa saat aku sudah tidak bersama Mas Danu dia masih menghinaku, seburuk itukah aku?
Saat itu kesedihanku harus ku bendung dihadapan tante Santi, karena aku tidak ingin tante Santi curiga dengan keadaanku yang menyedihkan sekarang. Kegiatankupun berlanjut bersama Tante Santi di butik itu.***
Sejak kejadian bersama Ibunya Mas Danu, semua kembali berjalan normal karena Mas Danu tidak pernah datang lagi ke kantorku, mungkin dia sudah ikhlas dan menerima semuanya, dan kegiatanku kembali normal seperti biasa sambil mempersiapkan pernikahanku dengan Alid.Ada waktu saat makan istirahat siang, pegawai resepsionist memberitahu kalau ada seseorang yang telah menunggu, pikiranku langsung tertuju kepada Mas Danu, tapiku bingung karena biasanya Mas Danu tidak pernah untuk masuk kantorku, tapi tujuku pun buyar karena resepsionist memberitahu bahwa seorang perempuan yang telah menunggu. Akupun langsung menemuinya di lobby dan saat disana aku langsung terkejut siapa yang datang dan ingin bertemu denganku
Apaa? dia??kenapa dia ada disini??
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsabina
General FictionKetika Tsabina harus mengikhlaskan seseorang, menerima semua yang terjadi, tetapi Bina yakin semua yang terjadi adalah takdir yang telah ditentukan Allah untuknya, walau pasti menyakitkan bahkan sangat menyayat hati tetapi saat seperti ini hati Bin...