6☀BBQ Party

41 7 0
                                    

Bukan Bunda Biasa (5)


Irene : Buk ibuk….

Lucy : Iya knp mbak Irene?

Irene : Gue punya ide nih

Eunbi : Apaan tuh?

Hyunjin : (2)

Heejin : (3)

Irene : Gimana kalo kita buat bbq party besok malem?

Irene : Sekalian acara sambutan buat temen baru kita lucy.

Hyunjin : Wiihh boleh tuh

Hyunjin : Udah jarang kumpul jg kita

Eunbi : Iya kan maklum sibuk

Irene : Sibuk apaan lu? Ngurus anak juga kagak

Eunbi : Emang sibuk kudu ngurus anak!!!???

Heejin : Duh kok pada berantem sih😣

Hyunjin : Jgn berantem dong ntar bbq party nya gak jadi😩

Lucy : Wah makasih mbak Irene dan semuanya😍 Tempatnya dimana mbak Irene?

Irene : Voting tempat aja kalo gitu

Irene : Pada mau dirumah siapa?

Eunbi : Yang buat acara aja

Hyunjin : Nah!

Heejin : Betul 3x

Lucy : Aku ngikut aja deh😬

Irene : Emang susah diskusi sama kalian. Yaudah jgn lupa bawa pasangan masing-masing yak.

☀️☀️☀️

Jam 7 malam mereka semua sudah kumpul di rumah keluarga Seungwoo. Semua orang membawa bingkisan untuk dimakan bersama-sama. Hangyul dan Lucy datang ke rumah Irene ketika semua sudah datang. Mereka telat karena harus membeli jeruk dan jalanan sedikit macet tadi.

Acara bakar-bakaran berlangsung diarea belakang rumah Seungwoo dan Irene. Lucy sedikit terkejut ketika melihat taman belakang keluarga Han yang tertata rapih dan memang sepertinya sudah sering digunakan acara kumpul seperti ini.

Para bapak menyiapkan pemanggangan dan menata kursi sedangkan para ibu menyiapkan bahan makanan. Lucy terlihat tengah menyiapkan bumbu dengan Irene.

“Lucy, kamu kemaren bukanya ke rumah nomer 008?”

“Iya mbak. Kenapa?”

“Ada orangnya?”

“Ada kok.”

“Gimana mukanya? Ganteng gak?”

“Mamah.” Irene terkikik melihat Seungwoo yang tengah menatapnya.

“Ganteng kok.” Kini berganti Hangyul yang menoleh kearah Lucy.

“Tapi orangnya rada aneh.”

“Aneh gimana?” Hyunjin yang baru datang dengan daging-daging yang siap dipanggang langsung menyambar pertanyaan Lucy.

“Pas aku kasih kuenya dia malah liatin aku lumayan lama. Terus dia ngambil kuenya, bilang makasih dan brak! Pintunya ditutup gitu aja.”

“Duda ganteng emang beda.” Eunbi datang dengan Woonyoung sembari membawa sayuran yang sudah dicuci.

“Duda?”

“Iya. Dia itu pindah kesini udah status duda.”

“Emang kenapa kalo duda mbak Irene?” Ini bukan Lucy tapi Heejin yang bertanya dengan wajah polosnya.

“Ya kan ganteng gitu masa udah jadi duda. Istrinya kurang puas apa gimana sih?”

“Ganteng tapi kelakuan minus ya siapa yang mau?”

Para suami cuma bisa menggelengkan kepala mereka ketika mendengar obrolan para istri.

“Woonyoung kamu jangan disitu nanti ketularan jadi biang gosip. Sini sama om Seungyoun aja.”

“Gak mau ah. Disitu gak asik.”

Semuanya tertawa kecuali Seungyoun yang mendapatkan jawaban sinis dari gadis berumur 13 tahun itu.

“Emang disana doang yang bisa gosip. Disini juga bisa kali. Iya gak?” Ujar Jinhyuk yang tengah menyalakan api dipemanggangan bersama yang lain.

“Iya dong.”

“Coba aja. Abis ini tidur di pos ronda ya semuanya.”

☀️☀️☀️


Acara malam ini berjalan lancar tanpa gangguan. Mereka bahkan sudah selesai membakar daging dan siap untuk disantap. Lucy melihat Heejin yang tengah mencoba mengangkat meja kayu berukuran cukup besar sendirian. Tubuhnya yang kecil membuatnya kesulitan.

Baru saja Lucy ingin datang membantu, dirinya melihat Hangyul yang datang lebih dulu untuk membantu Heejin. Hangyul membantu Heejin mengangkat meja dan membawanya ditempat yang seharusnya. Jangan lupakan senyuman Hangyul yang jauh berbeda dari awal mereka mengunjungi rumah Heejin waktu itu.

Melihat itu, entah kenapa ada perasaan aneh dihati Lucy. Marah? Cemburu? Lucy juga bingung. Tapi sekejap pemikiran itu dihilangkanya. Bisa saja Hangyul hanya membantu Heejin saja. Tidak ada maksud lain.

Mereka duduk melingkar sambil menyantap daging panggang buatan bersama. Sesekali mereka bercanda dan saling melepar lelucon. Suasana menjadi ramai ketika si kecil Dohyon menjadi bahan ejekan karena makan terlalu banyak yang membuatnya memasang wajah cemberut.

Lucy mencoba tertawa seadanya karena suasana hatinya sudah berubah sejak melihat kejadian tadi. Apalagi sekarang Hangyul duduk tepat disamping Heejin. Walaupun disana ada Yohan yang setia menemaninya. Tapi tetap saja melihat interaksi kecil diatara Hangyul dan
Heejin membuat Lucy menghembuskan nafas kesal.

“Lucy kenapa? Kok wajahnya ditekuk gitu.” Irene yang sedari tadi memperhatikan Lucy tau jika ada hal yang membuat Lucy memasang wajah sepeti itu.

Hangyul yang mendengar penuturan Irene langsung menatap Lucy.

“Kamu kenapa?”

“Nggak apa-apa kok. Cuma kekenyangan aja.” Hangyul mengangguk paham dan melanjutkan perbincanganya dengan yang lain.

“Yang, aku ke toilet dulu ya.” Yohan pergi ke toilet meninggalkan Heejin. Disitulah Lucy semakin dibuat uring-uringan karena Hangyul mengajak Heejin berbincang.

“Hangyul aku mau jeruk yang itu.” Entah keberanian dari mana, Lucy meminta Hangyul mengambilkan jeruk untuknya dengan nada sedikit manja.

“Yang mana? Itu?”

“Iya yang didepanya Dohyon.” Lucy tersenyum senang dapat mengalihkan atensi Hangyul kepadanya lagi walaupun butuh perjuangan yang tidak mudah.

Belum juga Hangyul mengambil jeruk untuknya, semua orang terkejut karena Heejin berteriak. Ternyata Heejin membuka kaleng soda yang isinya langsung tumpah kearah baju dan celananya. Alhasil Hangyul yang disampingnya langsung sigap mengambil tisu untuk Heejin dan melupakan jeruk Lucy.

“Eh Lucy mau kemana?” Ujar Eunbi yang melihat Lucy bangun dari duduknya.

Lucy melirik Hangyul yang masih membantu Heejin dengan tatapan sebal.

“Mau ke pluto!”






Bersambung.....

#3 Jeune CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang