2☀️Kue Kukus

76 6 0
                                    

Sinar mentari pagi yang cerah masuk melalui jendela yang terbuka. Angin yang sejuk membuat seorang yang berada diatas ranjang semakin mempererat selimutnya. Matanya
mulai mengerjap ketika merasakan tidak ada seseorang disampingnya. Hangyul menatap jam dinding yang ada dihadapanya. Baru pukul 06:50 dan itu masih sangat pagi menurut Hangyul.

Namun karena penasaran dimana Lucy, dia beranjak dari tempat tidur. Ketika menuruni tangga, Hangyul mendengar suara dari dapur. Ia melihat Lucy yang sedang berkutat dengan alat-alat dapur. Hangyul menghampiri Lucy dan duduk dimeja makan.

“Pagi.” Lucy terlonjak kaget mendengar suara khas milik Hangyul. Sedangkan pria itu tertawa melihat
ekspresi Lucy.

“Serius banget kayanya. Lagi buat apa sih?” Lucy terlihat kikuk karena ditertawakan Hangyul.

“Aku lagi buat kue kukus. Rencananya mau aku bagi-bagi ke tetangga sekitar rumah kita.”

“Oh gitu.” Hangyul berjalan mendekati Lucy dan menengok hasil kegiatan sang istri tapi Lucy
langsung menutupi dengan badanya.

“Jangan diliat dulu. Belom jadi.”
Hangyul terdiam melihat ekspresi lucu Lucy yang sangat menggemaskan menurutnya. Rasanya ingin sekali mencubit kedua pipi Lucy tapi entah kenapa belum ada keberanian.

Namanya juga Hangyul, dia orangnya sangat suka menjahili orang lain. Mungkin akan sangat menyenangkan jika ia menjahili istrinya sendiri.

“Kenapa sih? Intip dikit dong.”

“Entar ih. Masih berantakan banget. Kamu mendingan mandi aja.”

“Oh jadi kamu ngusir aku?”

“Eh? Nggak gitu!”

“Yaudah aku mandi aja deh.” Hangyul memasang wajah sebal yang dia buat.

Tapi sebelum dia pergi, tanganya dengan cepat mengoleskan tepung ke pipi Lucy dan berlari sangat kencang.

Ekspresi Lucy masih sama seperti kemarin. Terdiam dengan wajah kaget dan jantung yang berpacu sangat cepat. Lucy masih harus membiasakan diri dengan sifat Hangyul yang satu ini.

☀️☀️☀️

Setengah jam berkutat dengan kue kukusnya, akhirnya semua sudah siap untuk dibagikan. Walaupun bentuknya agak sedikit berantakan tapi sepertinya rasanya masih bisa untuk dimakan. Karena Lucy belum sempat mencobanya.

Lucy tengah menata kue kukus diatas piring dan dengan gerakan yang cepat sebuah tangan mengambil kue kukus dan memakanya tanpa izin Lucy.

“Eh kok dimakan dulu?” Hangyul tak mendengarkan Lucy dan tetap memakan kue kukus buatan istrinya.

Lucy bukanya melarang tapi dia takut rasanya tidak enak dan harusnya Lucy mencicipi dulu.

“Enak nggak?”

Hangyul berhenti mengunyah dan membuat ekspresi berpikir keras. Lucy panik melihatnya.

“Nggak enak ya?”

Sebuah senyum terlukis diwajah Hangyul.

“Enak kok.”

“Beneran?”

Hangyul menyodorkan potongan kue kukus dari tanganya. Lucy terlihat ragu tapi tetap menerima suapan suaminya.

“Gimana? Aku bohong?” Ternyata rasanya enak untuk Lucy yang seorang pemula.

“Maaf, takutnya kue kukusnya gak enak.”

“Yaudah. Terus ini kuenya mau dikasih kapan?”




Bersambung....

#3 Jeune CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang