C H A P T E R 2

225 30 1
                                    


"Whoa, whoa. Calm down." Pria itu mengangkat kedua tangannya di udara. "Aku bukan teman pria pencopet itu. Aku melihat caramu bertarung tadi dan tertarik untuk memperkerjakanmu."

"Really?" tanyaku.

"Ya, jadi lepaskan aku dan biarkan aku memperkenalkan diri," pintanya.

Kujauhkan diriku darinya. "Tell me."

"Namaku Theo James—"

Kupotong pria itu sebelum dia sempat melanjutkan bicaranya. "Namamu Theo James? Like Theo James the actor?"

Pria itu tersenyum seolah perkataanku lucu. "Yeah, tapi aku bukan artis."

"Aku tahu, kau tidak perlu menjelaskan itu."

"Oke, aku bekerja untuk Elijah Eldrich. Dan kau tahu kan, apa yang terjadi akhir-akhir ini? Aku ingin meperkerjakanmu sebagai salah satu bodyguard-nya."

Aku terdiam sesaat. "No, but thanks," kataku tanpa mendengar perkataan dari Theo lagi.

"Tunggu, Mr. Eldrich akan membayarmu 30 ribu dolar sebulan ditambah sebagian waktu kerjamu akan aku tempatkan dirumahnya."

Aku berbalik pada Theo secara tiba-tiba sampai aku menabrak tubuh kekarnya dan mencium aroma tubuhnya yang seperti kayu manis dan mint. "Mereka menyerangnya di rumah dan itu bisa saja terjadi lagi. Aku tidak mau mati demi uang banyak dan tidak menikmatinya."

"Oh, ayolah. Tidak ada orang yang tepat untuk pekerjaan ini."

"Kenapa kau tidak menyewa bodyguard prefesional. Dan lagipula kau juga terlihat seperti seorang bodyguard dengan otot-ototmu itu." Aku kembali berjalan yang tenyata Theo masih mengikutiku.

"Ya, aku memang bodyguard-nya. Karena itu aku mencari back up dan Elijah tidak menyukai profesional saat seseorang memasuki rumahnya. Hanya orang yang dipercayainya yang akan dia biarkan bekerja dirumahnya.

Aku jelas tidak mengerti ucapannya atau aku yang salah mengartikan. "Oke, kalau begitu kenapa tidak kau sendiri yang melakukan babysiting that rich guy."

"Aku tidak bisa, aku punya pekerjaan lain saat malam. Ya tidak setiap hari, tapi saat ini aku sedang banyak panggilan malam hari," kata Theo, sambil masih mengikutiku seperti seekor anak anjing jalanan yang minta diadopsi.

Aku tahu aku membutuhkan uang, sangat-sangat membutuhkan uang. Tapi bekerja dengan pria ini sungguh mencari mati. Terlebih lagi banyak rumor yang mengatakan dia adalah orang yang memiliki ego dan tempramen tinggi. Tapi jika aku tidak mendapatkan pekerjaan hari ini, aku tidak akan bisa membayar apartemen.

"Ughh! Fine," kataku akhirnya.

"Bagus, ini kartu namaku." Theo mengulurkan tangannya untuk memberikannya padaku. "Datang besok pukul sembilan pagi untuk diwawancarai oleh Mr. Eldrich."

"Apa? Dia sendiri yang akan mewawancaraiku?" tanyaku.

"Ya, dan jangan sampai telat. Dia benci pekerjanya datang telat," tambahnya.

Aku memutar bola mata. "Dan jangan ikuti aku lagi seperti seokor anjing gelandangan yang meminta untuk diadopsi," kataku sebelum meninggalkan Theo.

***

Aroma masakan tercium dari arah dapur sejak aku membuka pintu rumah. Morgan pasti sedang memasak untuk makan malam. Aku kira, dia akan pulang telat. Jadi, aku sudah berjaga-jaga untuk membeli sepotong roti dari sisa uangku hari ini. Ya, aku tidak bisa memasak. Oke, bukannya tidak bisa, hanya saja, I'm kinda suck with cooking.

Dan beruntungnya aku punya sahabat seperti Morgan yang bisa memasak dan dia tidak keberaran untuk memasak setiap hari untukku dan dirinya.

"Hey, Jordan," sapanya saat melihatku melintasi ruang tamu.

Don't Play With a PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang