Chapter 29

25 1 0
                                    

"Gue gak mau liat muka lo lagi. Sana lo pergi dari sini! Malu-maluin gue punya ade tukang bohong kaya lo. Gaada bagusnya!" Kata ele sambil ngelempar semua barang-barang gue yang ternyata udah diberesin sama ele sebelumnya.

"Lo ngusir gue le? Lo percaya sama kata-kata shella?" -Vanne

"Pergi lo dari sini! Males gue sama lo. Mom & Dad gak pernah ngajarin lo buat ikut taruhan cuma buat dapetin cowo! Sana ngapain lo masih disini!" -Ele

"Apa lo gak mau ngedengerin dulu semua penjelasan gue? Demi Tuhan le gue gak bohong sama lo! Gue mati hari ini juga, detik ini juga kalo gue bohong sama lo!" -Vanne

"Pergi lo! PERGI !! Gue gak butuh semua penjelasan lo! Gue udah tau semuanya, cuma buang buang waktu buat dengerin penjelasan yg gak ada artinya!!! " Kata ele sambil menahan air mata yang tinggal 1 sentuhan lagi, akan membasahi lekuk pipinya yang indah.

"Ele, oke, gue pergi sekarang, tapi, gue janji gue bakalan balik lagi dihadapan lo dengan semua bukti. Atau mungkin kalo umur gue udah gak panjang lagi, bukti itu tetep ada. Walau nanti gue udah gak ada buat lo lagi." Kata ku sambil mengusap kristal bening yg gak berhenti keluar dari manikku. 

Ele menatapku iba, mungkin dia sedang mencerna apa yg barusan aku bilang. Aku sangat berharap dia mau memberiku kesempatan utk yg kedua kalinya, dan ngebuktiin kalo aku gak bermaksud berbohong sama dia.

"Gue tunggu lo dengan janji lo!!" Kata ele sambil menerawang, lalu berbalik dan membanting pintu.

"Gue bakalan tepatin itu, ele." Kataku dan dengan langkah gontai aku mencari keramaian jalan raya, aku mencari telepon umum. 

"Kenapa nasib buruk menghampiriku akhir akhir ini..." Kataku lirih. 

Aku menekan tuts-tuts yang menujukan ke pesawat telepon di rumah mom tepatnya di Australia. Suara nada tersambung.. 

-otp-

"Haloo.. Good afternoon, who is there?"

Terdengar suara yg amat familiar di telingaku, seketika kesedihanku sirna sejenak mendengar suara mom yg meneduhkan hati. Aku tersenyum."Momm!!!" Teriakku.

"Vanne? Itu bener kamu?" Kata mom gak kalah heboh.

"Iya, ini vanne mom."

"Waah.. Tumben kamu nelpon jam segini, ada apa sayang?" Mendengar pertanyaan mom yg perhatian itu, aku jadi gak sanggup ceritain semua kejadian yg aku alamin selama di London. Aku menimbang nimbang, apakah aku harus berbohong atau enggak? Lama aku berpikir...

"Vanne? Kamu masih disana kan?"

"Hah? Eh iya mom." Saking bingungnya menimbang antara boong atau enggak aku sampe lupa kalo mom lagi nungguin jawabanku.

"Iya, kamu ada apa? Apa yg terjadi sama kamu?" Tanya mom yg mulai kepo.

"Aku.. Pengen minta transferin uang.. " Kataku takut takut, aku takut mom tau kalo aku lgi ada masalah serius.

"Berapa sayang? Kok kamu mintanya takut takut gitu? Kamu ada masalah apa? Kamu ngelanggar peraturan disana ya?" Pertanyaan beruntun mom membuatku semakin gak enak hati ngebohongin mom aku sendiri.

"Hem.. Aku pengen minta uang buat gantiin kerusakan mobil temenku, rusaknya parah banget, mom..." Kataku dengan nada datar tapi menunjukan intonasi yg sedikit cemas. Sepertinya aku mulai ketagihan untuk berbohong

"Ya tuhan! Kamu gimana bisa ngerusakin mobil temen sampe parah? Cerita sama mom dong kalo ada apa2, inikan masalah gawat." Kata mom mulai Heboh sendiri

"Ceritanya panjang dan rumiiiiiittttt banget mom!! Yang terpenting sekarang juga mom tolongin aku, aku lagi terancam nih gak bisa kuliah, dann... " Kataku yg mulai dusta berkepanjangan.

"Oke oke!! Mom transfer sekarang, tapi kapan kamu bisa ceritan kejadian yg bikin jantung mom mau berhenti itu?" Kata mom dengan nada yg sangat serius.

"Hem.. Aku gak janji mom, mungkin aku ceritainnya selesai semester 3 nanti. Mom... Aku harus pergi sekarang, bye. Love you."Kataku dan menutup telpon.

-otp off-

Tanganku lemes, aku bingung. Sekarang pasti uangnya belum sampe, gak secepet itu. Pandanganku mulai berkunang2 tapi saat aku jatuh, sejurus kemudian seseorang dengan tangan yg sigap menangkapku dlm peluknya. Aku kaget! Ternyata dia.. OMG!

Little Things (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang