[6]

6K 867 237
                                    


suara perut lapar memecah keheningan, perut renjun benar benar sudah memberontak minta diberi makan, "ma-maaf" cicit renjun sambil memeluk perutnya.

jeno yang berbaring membelakangi renjun langsung menghadapkan tubuhnya pada si mungil, "kamu lapar?" tanya jeno. renjun mengangguk lemah, ugh rasanya menyakitkan sekali.

"tapi kamu sudah makan roti tadi, apa belum cukup?" tanya jeno sarkas, renjun menundukan kepalanya, "eumㅡcukup kok, terimakasih" gumam renjun.

jeno menangkup kedua pipi renjun dan memaksanya untuk mendongak menatap jeno, "bibirmu sudah baikan?" tanya jeno, mengusap ujung bibir renjun yang sobek. kalian tidak akan percaya bahwa tadi jeno meninju rahang renjun karena mandi terlalu lama dan membuat jeno kedinginan dan renjun yang menangis sambil berlutut minta maaf.

"maaf" ucap jeno lalu mengecup singkat bibir renjun, "aku bodoh" lanjutnya mengecup kening renjun, "telah menyakitimu" jeno mengecup kedua mata renjun, "maaf" jeno mengecup ujung hidung renjun, "aku selalu egois" jeno mengecup kedua pipi renjun, "maaf" jeno mengecup dagu renjun, "karena mencintaimu terlalu dalam" final jeno lalu melumat pelan bibir renjun, tak ada tuntutan dan tak ada pemaksaan, hanya lumatan kecil yang memabukkan.

renjun sejenak melupakan rasa laparnya yang menyakitkan, ia merasa seluruh tubuhnya dipenuhi dengan taman bunga dan kupu kupu yang melimpah hingga ingin keluar dari perutnya, renjun tersenyum disela sela lumatan mereka.

lumatan itu berhenti, membuat renjun sedikit kecewa, jeno beralih menatap mata renjun dalam dalam sembari mengamati manik coklat yang selalu berbinar kala jeno berbuat manis, "kamu mau makan? aku akan masak untukmu" tanya jeno sembari mengecup pucuk kepala renjun.

"jen, tapi kamu tidak bisa masak" ucap renjun, jeno menggaruk pelipisnya, "iya juga sih eumㅡkalau begitu aku akan belajar masak untukmu, kali ini kamu masak sendiri ya" final jeno lalu berdiri dari kasur dan menarik kedua tangan renjun untuk berdiri juga.

renjun berkutat dengan masakannya di dapur, jeno bilang ia ingin makan malam romantis bersama renjun di balkon, jadi jeno meminta renjun untuk memasak spaghetti aglio olio.

masakan renjun sudah tersaji di atas meja yang telah didekor seindah mungkin oleh jeno, lilin, gelas wine dan botol wine membuat makan malam mereka terlihat romantis walaupun di dalam apartemen.

renjun menikmati masakannya sendiri, bersyukur karena akhirnya organ pencernaannya ada pekerjaan, "injun" panggil jeno. renjun menghentikan makannya lalu menatap jeno lembut, "hm?" sahut renjun.

"eumㅡaku tidak bisa romantis orangnya duh bagaimana ya, aku ingin langsung ke intinya sajaㅡ"

"ㅡhuang renjun, will you marry me?" tanya jeno sembari mengeluarkan kotak merah berisi cincin berlian yang memukau.

renjun tidak bisa menahan tangisnya dan itu membuat jeno panik, jeno pikir renjun akan takut dengan ajakan pernikahan jeno karena sifatnya. jeno segera berdiri lalu menghampiri renjun lalu mendekapnya erat, "kenapa menangis?" tanya jeno.

jeno mengusap surai lembut renjun, menghapus air mata yang mengalir bebas di pipi renjun, "maafkan aku" ucap jeno lalu mengecup kening renjun.

renjun memukul pelan dada jeno, "bodoh hiksㅡ"

"ㅡlee jeno bodoh! kenapa malah minta hiksㅡmaaf? aku menangis bahagia bodoh!" isak renjun.

jeno tersenyum lega, tangannya mengusap lembut pipi renjun, "jadi jawabanmu?" tanya jeno. renjun mengangguk antusias membuat jeno tersenyum hingga matanya tenggelam, jeno segera menyematkam cincin ke jari manis renjun lalu mengecupnya dan menautkan jari jari mereka.

°too much°

"ㅡhey kertas dokumen ini palsu" ucap chenle saat menerawang dokumen milik jeno dibawah lampu.

mark mengangkat alisnya, "maksudmu?" tanya mark tidak yakin, chenle menunjukan perbandingan dokumen renjun dan dokumen jeno, "lihat! kertas ini jika diterawang di bawah lampu akan menunjukan logo" kata chenle menunjukan kertas milik renjun.

"sedangkan milik jeno tidak" lanjut chenle lalu melakukan hal yang sama pada kertas milik jeno. "mark, jeno bukan sembarangan orang" final chenle.

"kalau begitu dimana kertas dokumen yang asli?" tanya mark. chenle mengetuk jarinya di meja, "dari mana kamu dapat dokumen ini?" tanya chenle balik.

"johnny hyung" balas mark.

"kalau begitu kita periksa dokumen asli di rumah sakit jiwa tempat jeno dirawat" kata chenle lalu membereskan dokumen dokumen tersebut.

mark menahan lengan chenle saat chenle hendak berdiri, "kita dokter bukan detektif dan kita tidak memiliki izin apapun untuk menyelidiki kasus jeno" kata mark.

chenle memutarkan bola matanya jengah, "ugh aku punya yuta hyung dan jaehyun hyung, mereka detektif kalau kamu mau tahu, ada juga doyoung hyung yang bekerja di kepolisian. dan lebih menguntungkannya lagi, di data tersebut jeno dirawat di rumah sakit jiwa milik keluargaku, ayahku adalah kepala rumah sakitnya, jadi tenang saja lah" ucap chenle mengibas ngibaskan tangannya.

mark menghela nafasnya, "aku masih sayang pekerjaanku, aku tidak ikutan tapi aku akan membantu sebisa mungkin" mark tersenyum lalu menepuk kedua pundak chenle, "no problem, by the way thank you for the information, mark lee" ucap chenle lalu menghilang di balik pintu.

°too much°

sebenernya i don't really understand about dokumen latar belakang seseorang itu didapetin dari mana, makanya aku bilang dari johnny aja soalnya aku gak tau lembaga mana yang menyimpan, maafkan aku karena wawasanku tidak seluas itu jadi kalau ceritanya terkesan maksa maaf ya^^

thank you for your support!

thank you for your support!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ɴᴇғᴀʀɪᴏᴜs: [1] too much °noren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang