"jun?" panggil jeno saat ia memasuki apartementnya, seharusnya sesosok makhluk kecil yang ia klaim miliknya menyambut jeno dengan senyuman, namun hingga detik jeno melepaskan sepatunya pun renjun belum menapampakan batang hidungnya."injun" panggil jeno lagi, "kamu dimana?" tanya jeno. pikirannya mulai kalut, takut sesuatu terjadi dengan renjun, ia mulai panik dan membuka semua pintu ruangan yang ada, hingga pikirannya tertuju pada satu pintu yang belum ia buka, balkon.
dengan langkah terburu buru, jeno membuka pintu balkon dengan kasar, rahangnya mengeras saat mendapati miliknya yang tengah mengikatkan tali panjang di pinggangnya, renjun gila! ini lantai delapan dan renjun akan mati jika ia nekat turun menggunakan tali tersebut.
renjun menatap jeno takut, rencananya kabur kali ini gagal lagi, entah sudah percobaan yang keberapa, renjun selalu gagal saat hendak kabur dari apartemen jeno, "kamu mau kabur lagi?" tanya jeno lembut, ia mendekati renjun dan mengusap rambut renjun, menghirup aroma stroberi segar dari helaian rambut renjun.
"je-jen, aku cuma mauㅡ"
"renjun aku mohon jangan bohong" ucap jeno lalu menaruh kepalanya di bahu sempit milik renjun. "aku gak bohoㅡ"
"RENJUN AKU BILANG JANGAN BOHONG! KAMU DENGAR GAK?!" bentak jeno, ia menangkup pipi renjun dengan satu tangan, "kamu pikir aku bodoh?" tanya jeno sambil melepaskan tali yang mengikat pinggang renjun, jeno menatap ke bawah balkon dan menemukan seseorang disana, menunggu renjun untuk turun. jeno terkekeh pelan, "aku seperti ibu tiri yang menyekap ranpunzel bukan?"
"je-jen aku" cicit renjun, ia tidak memiliki alasan untuk menyanggah jeno. "oh dear" gumam jeno lalu mengusap pelan pipi renjun, "i loved you too much, sorry" ucap jeno lalu mengecup kening renjun, tangannya ia pakai untuk mengusak surai coklat renjun, "don't you dare to run away from me" usakan itu berubah menjadi jambakan dan menariknya paksa untuk masuk ke dalam.
jeno membanting renjun ke lantai, sorot mata jeno membuat siapapun takut jika melihatnya, termasuk renjun yang saat ini menunduk, "orang yang di bawah, apa dia jisung lagi?" tanya jeno.
pikiran buruk mulai memasuki otak renjun, ia takut jika jisung lagi lagi dihajar oleh jeno, renjun berharap setelah ini jisung tidak kenapa kenapa. tanpa sadar renjun menitikan air matanya, ini terlalu sakit. fisik, hati maupun mental renjun rasanya sangat sakit, renjun menumpahkan air matanya dalam diam berusaha menahan suara isakan yang akan keluar dari bibirnya.
jeno melihat renjun yang terus terusan menunduk merasa jengah, ia menjambak surai renjun supaya ia mendongak menghadap jeno sebelum akhirnya ia terdiam melihat air mata renjun yang mengalir bebas dari kedua matanya.
"renjun, maafkan aku" ucap jeno lalu mendekap makhluk mungil tersebut, "sungguh aku benar benar diluar kendali, renjun kamu tidak apa apa kan?" tanya jeno, kedua tangannya mengusap pipi renjun untuk menghapus air matanya.
renjun menggeleng, renjun tidak baik baik saja, renjun lelah dengan semua ke egoisan jeno, renjun lelah dengan semua sikap posesif jeno, renjun lelah dengan jeno yang mencintainya terlalu dalam.
"maafkan aku, aku mohon" jeno kembali mendekap renjun, menaruh kepala pria mungil itu ke bahunya, "renjun, kamu boleh marah sama aku, kamu boleh pukul aku tapi aku mohon jangan pergi dari sisiku, i have nothing if i don't have you" lirih jeno.
renjun benci dirinya sendiri yang dengan mudah membalas dekapan jeno dan menangis kencang dalam dekapan itu, renjun benci dirinya sendiri yang mengangguk untuk mengiyakan permintaan jeno, renjun benci dirinya sendiri yang luluh terhadap jeno yang rapuh. renjun membenci dirinya!
"ssst, don't cry. it makes me hurt too" jeno menangkup kedua pipi renjun lalu mengecup dahi renjun, "you're mine, today and forever" ucap jeno lalu menggendong renjun menuju kamar mereka.
°too much°
"jeno" panggil renjun dalam dekapan jeno, mereka langsung tidur setelah acara dramatis tadi, jeno juga lelah dengan pekerjaannya yang menumpuk tadi.
"jeno" panggil renjun lagi, ia mendongak menatap jeno yang sudah memejamkan matanya, renjun menghela nafasnya pelan lalu tangannya ia bawa untuk mengusap pelan pipi jeno, "aku mohon jangan sakiti jisung, dia sudah aku anggap seperti adik ku" gumam renjun.
tangan renjun beralih untuk mengusap bibir jeno yang terlihat kering, jeno sering kali lupa untuk menggunakan lipbalm di luar rumah, bibirnya mudah sekali kering. renjun tersenyum lalu mengecup singkat bibir jeno, "i love you, jeno" gumamnya lalu menyamankan dirinya dalam dekapan jeno, ingin menyusul ke dalam mimpi.
perasaan jeno menghangat kembali setelah tadi ingin marah karna mendengar pembelaan renjun untuk jisung, jeno tidak tidur sejak tadi, sengaja tidak ingin menjawab renjun karna ia terlalu lelah untuk berbicara. yang pasti di dalam hati jeno, ia menjawab pernyataan renjun, i love you more, injun.
°too much°
soooo, this is my first time write a bxb book, semoga aja ini gak terkesan maksa ya. tapi sumpah deh aku demen banget liat noren, mereka itu lucu pake banget sih parah.
thank you for your support guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
ɴᴇғᴀʀɪᴏᴜs: [1] too much °noren ✔
Fanficɴᴇғᴀʀɪᴏᴜs series; "i loved you too much. sorry" warning! • buku ini bertema boyxboy. • ada adegan kekerasan dalam buku ini. • semua tokoh dalam buku ini hanya milik tuhan dan tokoh itu sendiri. • jangan termakan mentah - mentah watak dari tokoh yang...