[11]

4.7K 615 191
                                    

⚠️ADEGAN MENJIJIKAN!⚠️

"serius, dia makan-nya apaansih? dikit banget dagingnya, isinya tulang semua"

CHOP

renjun mendengus sebal, pisau daging miliknya jadi rusak karena kesusahan memotong tulang kering milik ten. "keras banget" dumel renjun yang sekarang sedang menggesekan pisaunya di usus ten, memotongnya menjadi lebih kecil supaya bisa diblender.

jeno terkekeh pelan, "ngedumel terus, kapan selesainya coba?" jeno menyindir, "tapi aku ingin makan, kan tujuan kita tadi delivery. sekarang malah terjebak dengan mayat menyusahkan" renjun merengek.

"iya iya, cuci tangan dulu. habis itu makan ayamnya, kalo sudah selesai makan lanjutkan mengurusi mayat ini" jeno memerintah tanpa mengalihkan pandangannya yang sibuk mencincang bagian tubuh ten.

"kamu tidak makan?" tanya renjun.

jeno menggeleng, "kamu saja, aku tidak nafsu makan karena melihat dia" jeno menunjuk mayat ten yang bagian tubuhnya sudah terpisah-pisah.

"okay" renjun mengangguk lucu lalu berjalan ke arah westafel dapur untuk cuci tangan. "huah, akhirnya" desah renjun kala ia membuka kotak ayam yang dipesan oleh jeno tadi dan mulai memakannya.

"huft, untungnya tadi tukang ayam tidak curiga dengan bau anyir, aku sempat deg-degan waktu dia bilang dia mencium bau aneh dari dalam. untungnya aku bilang ada tikus yang baru saja mati" jeno membuka pembicaraan dengan mulutnya yang terkadang berlagak ingin muntah.

"yah, sebetulnya kita bisa saja membunuh tukang ayam itu juga jika ia memang melihat ten" jawab renjun santai dengan mulut yang masih melahap ayam-ayam.

"lalu restorannya mencari dia dan kita ketahuan? tidak terimakasih" jeno mendengus sebal.

"by the way, kalau dilihat-lihat ten itu lumayan manis"

"coba katakan sekali lagi" jeno menggeram menahan marah.

renjun mengangguk, "bener kok, ten itu lumayan maㅡeh?" renjun menghentikan ucapannya kala melihat jeno berdiri di depannya dengan kepalan tangan. "ta-tapi tetap kok, lebih man-manis kaㅡuhuk uhuk, maㅡaf uhuk" jeno mencekik leher renjun, tidak peduli tangannya yang masih berlumuran darah ten.

"dasar jalang" desis jeno, tatapannya menajam menunjukan kilat amarah, "uhukㅡjeno sa-sakit" renjun meringis, mulai merasa pasokan udara yang ia hirup menipis.

renjun meloloskan setetes air mata, renjun sedang menelan makanan saat dicekik dan itu membuat makanannya tertahan di kerongkongan sehingga rasanya luar biasa sakit, "uhhㅡma-maaf jen"

jeno melepas cengkramannya pada leher renjun yang membiru. "astaga, apa yang aku lakukan" jeno menarik rambutnya frustasi kala melihat renjun menangis. "uhukㅡuhuk uhuk" renjun terus batuk seraya mengais udara dengan rakus.

melihat renjun yang hampir mati karenanya, jeno mulai menangis membayangkan dirinya yang akan sendirian, "hiksㅡmaaf" jeno terduduk di hadapan renjun dengan isakan kecil.

renjun menggeleng ribut lalu menghamburkan tubuhnya mendekap sang pujaan hati, "nggak, jeno gak salah! aku yang harusnya minta maaf. maafkan aku, jen" renjun mencicit di dalam dekapan jeno diiringi oleh isakan.

jeno membalas dekapan renjun, menyamankan kepalanya di perpotongan leher renjun, menghirup aroma citrus segar yang menyeruak. wanginya tidak pernah hilang, walaupun renjun sudah berkutat dengan mayat yang amis, wangi citrus renjun masih menempel dan jeno suka.

dan berakhirlah mereka saling mendekap dengan suara isakan yang memenuhi ruangan, melupakan lagi mayat yang berada di belakang mereka dengan tubuh yang berantakan.

ɴᴇғᴀʀɪᴏᴜs: [1] too much °noren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang