~15~

228 18 0
                                    


Deg!

Natasha menelan salivanya susah payah dikarenakan ucapan Rayen yang sangat tajam padanya.

Kemudian Rayen melangkah mendahului Natasha menuju motor sportnya yang ia parkirkan dia area parkiran coffe itu.

Rayen menaiki motornya dan langsung menyalakan mesin motor itu.Rayen sedikit menoleh ke belakang dan mendapati Natasha sedang mematung dan menatapnya.

"Mau pulang nggak? Kalo nggak gue tinggalin!" hardik Rayen pada Natasha.

Natasha tersadar dari lamunannya dan langsung melangkah mendekat ke arah Rayen.Natasha kemudian menaiki motor sport milik Rayen dengan sedikit kesusahan.

"Kalo kesusahan pegang!" kata Rayen tanpa menoleh ke arah cewek itu.

"Pegang apanya?" entah apa yang merasuki cewek itu sehingga pertanyaan bodoh seperti itu keluar dari mulutnya.
"Natasha-Natasha kok lho bego banget sih?pertanyaan macam apa itu?" batin Natasha merutuki kebodohannya sendiri.
Pertanyaan itu sontak membuat Rayen menoleh ke arahnya dengan tatapan datar.

"Pegang knalpotnya!" ucap Rayen singkat,padat dan jelas.Natasha mendengus kesal.Rayen melajukan motornya meninggalkan Natasha dikarenakan cewek itu terus mematung di tempat itu.

Bukan!Natasha bukan mematung ataupun melamun di tempat itu melainkan dirinya bingung harus berbuat apa dan bagaimana cara menaiki motor sport milik Rayen yang tingginya segunung.

Natasha membelalakan matanya karena Rayen meninggalkan dirinya begitu saja.
Natasha mendengus kesal dengan sikap cowok itu.
"Kok gue ditinggalin sih?" ucap Natasha dengan wajah kesal.

"Sebenarnya lho pengen pulang nggak sih?"
Sebuah suara terdengar jelas di alat pendengaran cewek itu sontak membuat Natasha memalingkan wajahnya ke arah sumber suara itu.

Entah sejak kapan, kini Rayen sudah berada di depannya."Sorry tadi gue panasin mesin motornya dulu!" ucap Rayen tanpa beban.

Natasha kemudian mendekat ke arah Rayen.
Tanpa diperintahkan dan disetujui,Natasha memegang pundak Rayen dan langsung menaiki motor sport milik Rayen.

Setelah mencari posisi aman dan nyaman,Natasha langsung melepas kedua tangannya dari pundak Rayen.Pergerakan itu membuat Rayen hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Dia beda sama yang lain!" batin Rayen tulus.

Hening melanda kedua mahkluk itu.Hanya terdengar suara kendaraan-kendaraan yang saling beradu.

"Rumah lho dimana?" tanya Rayen memecah keheningan.Suara jalanan yang sangat ramai membuat Natasha tidak dapat mendengar omongan Rayen.

"Apa? Lho omong apa tadi?" tanya Natasha karena tidak mendengar omongan Rayen.
Karena tidak mendengar omongan Rayen,Natasha sedikit memajukan wajahnya tepat di samping wajah cowok itu.

"Kok gue jadi deg-degan gini yah?Yah Tuhan selamatkan jantung hamba Mu ini…" batin Rayen.

"Rumah lho dimana?" Rayen mengulangi pertanyaannya namun kali ini sedikit lebih
keras agar bisa didengar oleh Natasha.

"Jalan sweet nomor 23" jawab Natasha lalu kembali memundurkan wajahnya ke posisi semula.Suasana kembali hening.

1 detik……

2 detik……

3 detik……

4 detik……

5 detik……

Rayen merasakan sesuatu mendarat di pundaknya.Rayen memelankan laju kecepatannya menjadi sedang dan memalingkan wajahnya ke bekakang.Pandangan Rayen jatuh pada sosok seorang cewek yang berada di belakangnya yang tengah tertidur.
Tepatnya,Natasha tertidur di pundak Rayen.

My LovelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang