Jung Yerin

563 44 4
                                    

"Eomma! Eomma ampuun! Eomma jangan kurung Yerin eommaa! Eommaa!"

"Biar! Kau rasakan gelapnya di situ! Dimakan hantupun aku tidak peduli!"

"Eomma jeball! Hikss! Eommaa! Yerin gak mau! Eommaaa!"

Jung Yerin, si gadis kecil yang malang. Dia selalu menjadi pelampiasan amarah eommanya. Yerin yang masih kecil dan tidak salah apa apa itu, selalu menangis dan berujung pada gudang yang gelap.

Seperti saat ini, orang tua Yerin sedang bertengkar dan eommanya sangat marah. Dia keluar dari kamarnya menuju kamar Yerin. Pintu kamar Yerin di dobrak. Dia mencari sosok Yerin yang sedang menangis di atas kasur sambil menutup telinga

Mungkin Yerin mendengar orang tuanya bertengkar dan dia tau dirinya akan menjadi pelampiasan eommanya. Yerin ditarik ke halaman belakang tempat gudang gelap itu berada. Yerin terus menangis dan memohon supaya dirinya tidak dimasukkan ke dalam sana. Tapi ia tidak bisa apa apa. Menangis kencang akan membuat eommanya semakin keras

Yerin sudah berada di dalam gudang gelap itu. Banyak debu, nyamuk, juga sarang laba laba. Terdengar suara pintu dikunci dan langkah kali berjalan menjauh dari gudang itu. Yerin terus menggedor gedor pintu sambil menangis, berharap seseorang mau menolongnya

"Eommaaa! Hikss! .... Eommaa Yerin gak mau di sini! Eomma keluarin Yeriiinn!"

~srak srak~

Teriakkan dan tangisan Yerin berhenti sejenak. Yerin menoleh ke belakang dan semuanya gelap. Bahkan tidak terlihat seperti gudang. Tempat itu seperti ruangan kosong serba hitam

~srak srak~

"Si.. Siapa? Ada orang? Hiks.. "

Pikirannya semakin kacau. Jantungnya berdetak cepat. Yerin sangat takut berada di situ. Tubuhnya sudah sangat rapat dengan pintu. Rasanya dia ingin mundur lebih jauh. Apa daya dia sudah terkurung

Meski sudah merasa amat takut, Yerin belum kenapa napa. Dirinya hanya merasa waspada. Barulah saat terdengar sesuatu yang terjatuh dan suaranya sangat keras, Yerin tersentak lalu dia pingsan

***

"Haaaaahhh!! Aakhh!! Haah! Uhuk! Uhuk!"

Yerin terbangun dari tidurnya. Dia langsung mencari botol minum yang sudah ia bawa sebelumnya. Lalu dia minum seperti orang tidak minum selama satu minggu

Kamarnya sudah sangat terang. 4 lampu yang bercahaya tinggi, 2 lampu belajar, 4 lampu di sekitar tempat tidurnya, lampu kamar mandi, dan jendela terbuka yang membuat cahaya matahari masuk

"Rasanya aku harus cari obat untuk menghapus mimpi itu. Hhh.. "

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Fantasi [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang